Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Totok, Peneliti Yang Berhasil Temukan Benih Padi Gogo Unggul

Kabartani.comTotok Agung Dwi Haryanto, Peneliti yang Berhasil Temukan Benih Padi Gogo Unggul. Kebutuhan pangan masyarakat Indonesia terus meningkat, namun lahan pertanian semakin menyempit. Hal ini tentu sangat besar lengan berkuasa bagi ketersediaan pangan di Indonesia.


Jika tidak segera ditangani, persoalan tersebut akan semakin terasa pada 2020 nanti, yaitu dikala jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 288 juta jiwa. Oleh alasannya ialah itu, ketersediaan pangan nasional menjadi satu hal penting untuk segera diatasi.


Berdasarkan atas permasalahan itu, seorang Peneliti sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (Unsoed) Totok Agung Dwi Haryanto melaksanakan riset untuk memecahkan permasalahan tersebut.


Simak juga Joharipin Penemu Benih Padi Unggul dari Indramayu


Totok bersama timnya melaksanakan riset untuk membuat 3 varietas padi gogo berkualias tinggi yang mempunyai aroma dan rasa yang enak.


Ketiga varietas itu yakni Inbrida Padi Gogo (Inpago) Unsoed 1, Unsoed 9, dan Unsoed 136 yang sudah memperoleh hak paten. Varietas padi pertama yang dilepas ke petani ialah varian Unsoed 1, dilanjutkan oleh Unsoed 9, dan Unsoed 136.


 Peneliti yang Berhasil Temukan Benih Padi Gogo Unggul √ Totok, Peneliti yang Berhasil Temukan Benih Padi Gogo Unggul


Totok mengatakan, untuk menghasilkan ketiga varietas unggul padi gogo tersebut, diharapkan riset dan penelitian selama 7 tahun lamanya. Pada awalnya, tim penelitinya melaksanakan seleksi pada 288 varietas padi unggul nasional.


Padi yang lolos seleksi kemudian menjadi genotipe unggul bermutu tinggi dari segi aroma dipilihlah varietas Pandan Wangi, Rojolele, dan Mentik Wangi. Sedangkan untuk perilangannya dipilih varietas Poso karena hasil yang tinggi, toleran terhadap kekeringan, serta tahan penyakit blast.


Selain itu, dipilih juga varietas padi Danau Tempe alasannya ialah mempunyai kultivar hasil tinggi dan tahan terhadap kekeringan.


Seleksi Benih Padi


Setelah semuanya diseleksi dan dikumpulkan, dibentuklah populasi dasar untuk seleksi pedigree pada tahun 2000. Pada masa itu, dilakukan pula studi genetik mulai dari aromatik, berdaya hasil tinggi, dan rasa nasi pulen.


 Peneliti yang Berhasil Temukan Benih Padi Gogo Unggul √ Totok, Peneliti yang Berhasil Temukan Benih Padi Gogo Unggul


“Dari hasil seleksi ini diperoleh 50 galur yang diuji di lapangan. Dari sana, ada 19 galur yang mempunyai hasil tinggi dan aromatik,” kata Totok sebagaimana dikutip dari buku Sumber Inspirasi Indonesia: 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa yang diterbitkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.


Ia melanjutkan, dari 19 galur yang kembali diuji, muncul sembilan galur potensial.


“Sembilan galur potensial ini merupakan keturunan persilangan padi Mentik Wangi dengan Poso yang ditanam di Cirebon, Purworejo, Tegal, Kebumen, Banyumas, Batang, Kudus dan Banjarnegara dengan kemampuan produksi 4 ton per hektar,” terperinci Totok.


Selain mempunyai kualitas baik, Totok dan tim melaksanakan analisis kandungan protein terhadap sembilan galur aromatik di Coastal Bioenvironmental Centre Saga University Jepang. Menurutnya, kandungan proteinnya antara 11,4 sampai 13,6 persen.


Setelah itu, melalui penelitian, dihasilkanlah tiga varian Inpago Unsoed 1, Unsoed 9, dan Unsoed 136 yang mempunyai kualitas tinggi. Mulai dari aroma, rasa, serta tahan terhadap kondisi kering.


Pada April 2015, petani di Cilacap, Jawa Tengah berhasil memanen padi gogo aromatik Unsoed 1 dengan hasil 10,4 ton per hektare. Unsoed 1 juga ditanam di hasil tegakan cengkeh dengan hasil mencapai 5,4 ton.


“Berdasarkan pengalaman petani, hasil Unsoed 1 lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya,” terangnya.


Simak juga “Surono Danu” Peneliti dan Penemu Padi Unggul SERTANI


Dengan hasil produksi yang tinggi, Totok memprediksi bahwa lahan kering seluas 50 hektare bisa dijadikan area penanaman. Jika hal itu dilakukan, penanaman padi gogo bisa menambah produksi padi.



Sumber https://kabartani.com