Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Inilah Keunggulan Padi M70d Dan Padi M400

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Ketua umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Jenderal Tentara Nasional Indonesia (pur) Moeldoko memperkenalkan benih padi unggul M70D dan M400 yang sanggup dipakai sebagai untuk meningkatkan produktivitas padi.


Moeldoko menjelaskan, benih yang dikembangkan M.Tani itu sangat unggul. M70D, misalnya. Mulai tanam sampai panen hanya membutuhkan waktu 70 hari. Jika dibandingkan dengan padi biasa, terang lebih cepat.


“Kalau ini (M70D) sanggup ditanam hanya dalam 70 hari, malah ada yang 62 dan 63 hari saja, dan dalam satu tahun sanggup tanam dan panen empat kali,” ungkapnya di Balai Kartini, Jakarta, Senin (10/4/2017).


Simak juga “Surono Danu” Peneliti dan Penemu Padi Unggul SERTANI


Moeldoko mengatakan, salah satu tempat yang telah diuji coba yaitu Jember, Jawa Timur, dan menghasilkan produksi  padi rata-rata sebesar 9,6 ton per hektar.


“Di Jember 9,6 ton per hektar. Kalau ditanam empat kali sanggup 28 ton karenanya per hektar. Lahan padi di Indonesia ada 8,1 juta hektar, jikalau kita tanam tanam 2 juta hektar saja, maka karenanya 56 juta ton (gabah), menjadi 28 juta ton beras,” ungkapnya.


Selain itu, ada juga benih padi M400 yang tak kalah unggul. Disebut M400 alasannya dalam satu malai padi terdapat 400 biji padi. Satu malai sanggup dibilang satu tangkai padi.


Keunggulan lain, selama ekspresi dominan ekstrem ibarat hujan dan angin kencang, padi tidak akan roboh. Selain itu, daya tahan terhadap hama cukup tinggi. “Terbukti pada panen pertama April tahun lalu,” imbuhnya.


Simak juga Padi Buatan IPB Ini Produktif, Hemat Air, dan ‘Tahan Banting’ Terhadap Tungro


Dengan keunggulan tersebut, karenanya terang meningkatkan penghasilan petani. “Ini kan sanggup menjadi alat untuk sanggup bersahabat dengan para petani. Dengan begitu, sanggup advokasi terus dengan petani,” ujar Moeldoko.


Namun, cara komunikasi juga perlu dipikirkan. Tidak tiba-tiba mendatangi petani kemudian menunjukkan teknologi atau penemuan pertanian. Harus dibangun lebih dulu kedekatan dengan siapa, apa, dan bagaimana petani selama ini. “Dengarkan problem petani. Caranya, coba tanam dulu,” ucapnya.


Ketika terbukti flora lebih anggun dan lebih cepat panen, petani bakal tiba sendiri. Begitu padi terlihat berbeda, mereka malah akan mengajak berdiskusi. “Petani niscaya bertanya, kok sanggup ibarat itu padinya. Setelah mereka tertarik, gres jelaskan teknologi dan inovasinya. Terangkan dengan rinci, itu pemberdayaannya,” terang Moeldoko.


Simak juga Panen Setahun 4 Kali Dengan Padi M-70D Yang Hanya Berumur 70 Hari


Dia menambahkan, para petani membutuhkan bukti berupa hasil pertanian yang lebih baik. Jika hanya mengikuti training dan seminar tanpa ada bukti nyata, petani akan sulit percaya.


Moeldoko pun mengimbau anggota semoga tidak gampang berkecil hati. HKTI harus terus meyakinkan petani untuk menjadi lebih baik. “Anggap tantangan yang ada sebagai kebutuhan. Tantangan itu menyenangkan,”tegasnya. (uzi/c18/hud)



Sumber https://kabartani.com