√ Tahan Kekeringan, Jewawut Sumber Pangan Alternatif Yang Lebih Bernutrisi Dari Padi
Kabartani.com – Jewawut (Setaria italica) bukanlah flora pangan jenis baru, jewawut sesungguhnya sudah dikenal luas di Indonesia, menyerupai di NTT, Sulawesi Barat, Pulau Buru, bahkan di Jawa Tengah. Namun di NTT, tepatnya di Sumba, flora yang mempunyai bentuk biji kecil-kecil berdiameter sekitar 2 mm ini sangat bermacam-macam dan melimpah.
Sumba mempunyai keragaman hayati yang luar biasa. Berdasarkan hasil Ekspedisi Widya Nusantara (W-WIN) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada April sampai Agustus 2016 lalu, mengungkap adanya flora pangan yang bisa bertahan di lahan super kering, yakni jewawut.
Salah satu jenis jewawut bisa dijumpai di Desa Wanggameti, Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Sumba. Wilayah itu berada di ketinggian 900 mdpl namun sangat kering. Saking keringnya, alat pengukur kelembaban dan keasaman tanah yang dibawa peneliti tak bisa menancap.
Yang luar biasa, di tanah yang sangat kering itu, jewawut bisa tumbuh subur. Hasil analisis potensial osmotik tanah di sana dan alhasil -70 Mega Pascal, itu mengindikasikan lahan disitu sangat kering. Biasanya flora mati pada kondisi menyerupai itu. Namun jewawut bisa tumbuh subur pada kondisi itu, sungguh luar biasa.

Tanaman jewawut toleran kekeringan, serta bisa mengikuti keadaan dengan baik pada wilayah yang kurang subur. Hal itulah yang menimbulkan jewawut banyak ditanam oleh masyarakat setempat, khususnya pada animo kemarau. Namun demikian seiring membaiknya ekonomi masyarakat Indonesia secara tidak eksklusif telah menimbulkan komoditas jewawut serta sorgum menjadi komoditas inferior yang secara hemat tidak menguntungkan dan hanya menjadi pakan burung.
Ditemui dalam Paparan dan Doalog Hasil Ekspedisi E-WIN pada Senin (19/12/2016), Dwi juga menyampaikan bahwa meski masih harus diteliti lagi, kemampuan bertahan di lahan kering menciptakan jewawut berpotensi sebagai flora pangan di masa perubahan iklim.

Peneliti Teknologi Pasca Panen Balai Penelitian Serealia Indonesia, Suarni mengatakan, jewawut merupakan flora sereal yang bisa tumbuh di banyak sekali tempat, bahkan di lahan kering dan gersang sekalipun.
“Jadi untuk membuatkan jewawut tidak perlu tanah subur. Ditanam erat pantai dengan kadar keasinan tanah tinggi dan lahan kering sanggup tumbuh.” ujarnya.
Suarni membandingkan dengan padi, yang harus mempunyai pengairan dan unsur hara tanah baik. “Lebih ribet menanam padi. Namun, padi flora pasar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi,” ungkapnya.
Simak juga Perbandingan Kandungan Gizi Antara Sorgum dan Beras
Secara kandungan nutrisi, menurutnya, jewawut mempunyai kadar protein sampai 13%, padi hanya sekitar 8%-10%. Jewawut mempunyai antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, untuk mencegah pembentukan sel kanker. Kandungan kalsium pun juga cukup tinggi dibandingkan padi, jagung maupun sorgum. “Ini flora sehat.”
Masyarakat Sumba yang bergantung pada flora padi dan jagung serta hujan yang hanya turun selama 4 bulan dalam setahun menciptakan kelaparan terus berulang. Namun, tumbuhnya flora jewawut menjadi kunci mengatasi kerawanan pangan di Sumba.
Sumber: balitsereal.litbang.pertanian.go.id
Sumber https://kabartani.com