√ Sistem Pembagi Air Secara Gravitasi Dan Kapiler
Kabartani.com – Di sekitar lahan kering berlereng sering ditemukan sumber air tersembunyi yang sanggup dimanfaatkan bagi rumah tangga maupun pertanian. Sebagai teladan sumber air kawasan pedoman sungai wilayah Gunung Kidul, tepatnya di Kecamatan Semin, air tanah telah dimanfaatkan untuk 27 kepala keluarga dan mengairi tanah pertanian kurang lebih 1 ha.
Contoh lain pemanfaatan air tanah dengan sistem gravitasi telah dilakukan di Kecamatan Tempel dan Turi, Kabupaten Sleman untuk perjuangan irigasi salak pondoh, perikanan dan rumah tangga, sebagian besar dengan memanfaatkan air tanah dari lereng Merapi.
Pemanfaatan sumber air dengan sistem ini tidak sanggup dilakukan sendiri-sendiri, alasannya ialah biayanya cukup besar. Secara kelompok memanfaatan sumber air hujan lebih murah dan daya gunanya tinggi, alasannya ialah biaya dipikul bersama.
Selanjutnya yang perlu dipikirkan ialah bagaimana membagi air secara merata kepada anggota kelompok, sehingga setiap anggota mendapat air dalam jumlah yang sama, meskipun tanpa petugas pengatur air. Sobat tani ingin mencoba? ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Mencari Sumber Air
Pencarian sumber air sanggup dimulai dengan bertanya kepada tokoh atau pemuka masyarakat setempat. Jika sumber air telah ditemukan, lakukan penghitungan debit pedoman air, sebaiknya dikerjakan pada dikala awal pertengahan maupun simpulan isu terkini kemarau, sehingga datanya komplit.
Menghitung debit aliran, siapkan bejana volume 10 liter dan stopwatch (biasanya terdapat pada handphone). Tampung pedoman air dalam bejana hingga penuh terisi dan catat berapa usang waktu yang diharapkan untuk mengisi bejana bervolume 10 liter tersebut. Debit air sanggup dihitung dengan rumus:
Misal bejana bervolume 10 liter terisi penuh dalam 25 detik, maka debit pedoman air = 10 liter : 25 detik = 0,4 liter/detik atau 400 cc/detik, sehingga sanggup dihitung debit pedoman air dalam 1 hari (24 jam), yaitu 24 (jam) x 60 (menit) x 60 (detik) x 0,4 liter = 34,560 liter/hari.
Jumlah air yang tersedia 34,560 liter/hari sanggup dipakai oleh beberapa orang atau beberapa KK? Jika kebutuhan air minimal per kapita per hari ialah 70-100 liter, maka setidaknya air yang tersedia sanggup dimanfaatkkan untuk 345 orang. Jika setiap KK terdiri dari 5 anggota keluarga, maka air tersebut sanggup dimanfaatkan oleh 345 orang : 5 orang = 69 KK.
2. Peralatan dan Bahan
Alat : ember, alat pertukangan, meteranm waterpas,
Bahan : selang, bis beton berukuran garis tengah 40 cm dan 80 cm, pipa pralon berukuran garis tengah 0,5 inchi dan 1 inchi, batu, pasir dan semen.
3. Cara Pembuatan Jaringan Sistem Pembagi Air
- Pilihlah lokasi untuk membangun kolam distribusi sesuai janji warga setempat,
- Lokasi kolam biro hendaknya lebih rendah dari posisi sumber air, sehingga air sanggup dialirkan ke kolam distributor.
- Pembuatan kolam biro tertera pada gambar 1.
- Bis beton 80 cm (selanjutnya disebut bak B) diletakkan ditempat yang datar dan lantai dasarnya disemen semoga tidak bocor.
- Bis beton 40 cm (selanjutnya disebut bak A) diletakkan bertumpuk ditengah bis benton ukuran 80 cm, pada bab sambungan disemen semoga tidak bocor.
- Dengan demikian air yang melimpah dari bak A akan ditampung di bak B,
- Misal kita akan menyalurkan air kepada 20 KK, maka pada bak A harus tersedia 20 lubang (pintu air), lubang-lubang tersebut dipasangi pipa paralon diameter 0,5 inchi yang telah dipotong-potong sepanjang 25 cm.
- Airtinya, jikalau air dengan debit 0,4 liter/detik atau 400 cc/detik mengalir dari sumber air ke bak A hingga terisi penuh, kemudian melimpah melalui lubang pipa paralon, maka debit pedoman air yang keluar dari tiap pipa paralon ialah 400 cc/detik : 20 lubang = 20 cc/detik/pipa paralon.
- Selanjutnya 7 lubang disalurkan pribadi ke rumah warga, berarti yang tersalurkan ialah 7 x 20 cc/detik = 140 cc/detik, sisanya (400 cc/detik – 140 cc/detik = 260 cc/detik) meluap melalui 13 lubang dan ditampung oleh bak B.
- Pada bab dinding bawah kolam B dipasang paralon untuk menyalurkan air ke kolam berikutnya (bak C) dengan debit 260 cc/detik).
- Berikutnya kita buat kolam biro yang sama dari diletakkan di lokasi lain yang posisinya lebih rendah (kita sebut bak C dan D). Perhatikan gambar 2. Perbedaannya jikalau kolam A mempunyai 20 lubang paralon, maka kolam C dibentuk 13 lubang sehingga debit pedoman air tetap sama 20 cc/detik/lubang (260 cc/detk : 13 lubang = 20 cc/detik/lubang).
- Selanjutnya 5 lubang disalurkan kerumah warga, berarti yang tersalur ialah 5 x 20 cc/detik = 100 cc/detik. Sisa ait (260 cc/detik – 100 cc/detik = 160 cc/detik) yang tertampung pada kolam D disalurkan ke bak E.
- Bak E dibentuk 8 lubang untuk disalurkan ke rumah warga, sehingga jumlah total pipa yang tersalur untuk warga ialah 7 KK dari kolam A + 5 KK dari kolam C + 8 KK dari kolam E = 20 KK.
Cara perawatan
Bak-bak pembagi tidak perlu ditutup rapat semoga tekanan permukaan sama, sehingga debit per lubang sama besar. Gotong royong pencucian dan perawatan jaringan harus dilakukan secara rutin dan terjadwal, semoga air tetap higienis dan jaringan tidak bocor ataupun tersumbar. Sisa air yang dipakai untuk keluarga sanggup dipakai untuk minum ternak, perikanan maupun pertanian skala kecil.
Simak juga:
- Tehnik Irigasi dan Pengaturan Pengairan Pada Lahan Persawahan
- Pengairan Tanaman Padi Yang Baik Dan Benar
Sumber https://kabartani.com