√ Cara Memakai Perangkat Uji Tanah Sawah (Puts) Untuk Rekomendasi Pemupukan
Kabartani.com – Peta status P dan K dan tabel rekomendasi pemupukan yang digunakan sebagai contoh pemupukan P dan K selama ini sifatnya masih terlalu umum yang belum tentu sesuai dengan lahan sawah secara spesifik, akurat dan sederhana. Balai Penelitian Tanah Bogor telah menghasilkan alat bantu untuk menguji status hara P, K dan pH tanah spesifik akurat, dan simpel. Alat yang dimaksud yaitu Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau Paddy Soil Test Kit (PSTK).
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) merupakan alat untuk mengukur kadar hara P dan K serta pH tanah yang sanggup dikerjakan oleh penyuluh lapangan atau petani secara eksklusif di lapangan. Hasil analisis P dan K tanah dengan PUTS ini selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan rekomendasi pupuk P dan K spesifik lokasi untuk tumbuhan padi sawah, terutama padi varietas unggul (VUB, PTB dan Hibrida).
Prinsip kerja PUTS ini yaitu mengukur hara P dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia, secara semi kuantitatif dengan metode kolorimetri(pewarnaan). Pengukuran kada P dan K tanah dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rendah (R), sedang (S), dan tinggi (TI).
Komponen Perangkat
Satu unit perangkat uji tanah sawah terdiri atas: (1) satu paket materi kimia dan alat untuk ekstraksi kadar P, K dan pH, (2) denah warna untuk penetapan kadar pH, P, dan K, (3) Buku Petunjuk Penggunaan dan Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah, dan (4) Bagan Warna Daun (BWD) untuk menetapkan dosis pupuk urea (Lihat Petunjuk Teknis Penggunaan Bagan Warna Daun).
Tahapan penggunaan PUTS
1. Persiapan contoh tanah: cara atau metode pengambilan contoh tanah
2. Proses ekstraksi contoh tanah
3. Proses pengukuran kadar hara dan penetapannya
4. Menetapkan rekomendasi pupuk
Cara Penggunaan
1. Pengambilan sampel tanah
Sebelum contoh tanah diambil perlu diperhatikan keseragaman areal atau hamparan, ibarat topografi, tekstur tanah, warna tanah, kondisi tanaman, pe-ngelolaan tanah, dan masukan ibarat pupuk, kapur, materi organik dll, serta sejarah penggunaan lahan di areal tersebut. Untuk hamparan yang relatif seragam, satu contoh tanah komposit sanggup mewakili 5 hektar lahan.
Alat yang digunakan
- Bor tanah (auger, tabung), cangkul, atau sekop
- Ember plastik untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
- Alat suntik (syringe)
Cara pengambilan contoh tanah komposit
- Tentukan titik pengambilan contoh tanah individu dengan salah satu dari empat cara, yaitu secara diagonal, zig-zag, sistematik atau acak.
- Contoh tanah sebaiknya diambil dalam keadaan lembab, tidak terlalu lembap atau kering.
- Contoh tanah individu diambil dengan bor tanah, cangkul, atau sekop pada kedalaman 0-20 cm.
- Contoh tanah diaduk merata dalam bejana plastik.
- Contoh tanah lembab yang sudah siap untuk dianalisis diambil dengan syringe dengan cara: (a) permukaan tanah lembab ditusuk dengan syringe sedalam 5 cm dan diangkat, (b) bersihkan dan ratakan permukaan syringe, didorong keluar dan potong contoh tanah setebal sekitar 0,5 cm dengan sendok stainless, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.
Hal yang perlu diperhatikan
Contoh tanah dilarang diambil dari galengan, selokan, tanah di sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah atau sisa tumbuhan atau jerami, bekas timbunan pupuk, kapur, di pinggir jalan dan bekas peng-gembalaan ternak.
2. Pengukuran kadar hara
Secara garis besar urutan pengukuran kadar hara yaitu sebagai berikut:
- Contoh tanah sebanyak 0,5 gr atau 0,5 ml dengan syringe dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Tambahkan pengekstrak kemudian diaduk dengan pengaduk beling sampai tanah dan larutan menyatu. Kemudian tambahkan pengekstrak sesuai dengan urutannya.
- Diamkan larutan sekitar + 10 menit sampai timbul warna. Warna yang muncul pada larutan jernih dibaca atau dipadankan dengan denah warna yang disediakan.
- Status hara P dan K tanah terbagi menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk hara P diindikasikan oleh warna biru muda sampai biru tua, sedangkan untuk hara K diindikasikan oleh warna coklat tua, coklat muda, dan kuning.
- Rekomendasi pemupukan P dan K ditentukan menurut statusnya.
Simak juga :
Kapasitas PUTS
Satu unit PUTS sanggup digunakan untuk analisis contoh tanah sebanyak ±50 sampel. Jika PUTS dirawat dan ditutup rapat sesudah digunakan maka materi kimia yang ada di dalamnya sanggup digunakan dengan batas waktu kadaluarsa 1,0-1,5 tahun kemudian. Jika salah satu atau beberapa pengekstrak dalam PUTS habis, isi ulangnya tersedia di Balai Penelitian Tanah.
Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh (2011)
Sumber https://kabartani.com