√ Panduan Cara Menanam Okra Dalam Pot/Polybag
Kabartani.com – Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench.) telah tersebar dan dibudidayakan di dataran Afrika, Amerika, Eropa da Asia (Calisir et al, 2005). Terdapat aneka macam varietas okra, namun secara umum yang banyak dikenal yaitu okra hijau dan okra merah. Penamaan tersebut didasarkan pada warna buah okra.
Okra telah dikenal sebagai tumbuhan multiguna, lantaran hampir semua penggalan tumbuhan sanggup dimanfaatkan. Bagian batang tumbuhan okra sanggup dimanfaatkan untuk materi bakar. Selain itu, batang tumbuhan okra juga dimanfaatkan sebagai fiber atau serat yang sanggup dipakai pada pembuatan pulp kertas.
Sedangkan daun muda dan buah tumbuhan okra sanggup dimanfaatkan sebagai materi masakan (sayuran). Buah okra muda mengandung protein, lemak, karbihidrat dan kalori. Lendir dari buah okra sanggup dimanfaatkan sebagai bahan emulsifier pada industri masakan maupun kertas.
Biji okra yang tersimpan didalam buah okra merupakan penggalan yang paling populer dan paling banyak dimanfaatkan. Biji okra merupakan sumber protein dengan lysine sebagai asam amino utamanya sehingga biji okra sangat baik diolah menjadi sereal sarapan.
Okra sanggup tumbuh baik di kawasan dataran rendah (0 mdpl) hingga sedang 800 mdpl. Bila ditanam pada ketinggian kurang dari 600 meter, umur tumbuhan okra lebih pendek, sedangkan jikalau ditanam di dataran tinggi umur okra mencapai 4 – 6 bulan.
Selain ditanam di tanah secara langsung, okra juga sanggup dibudidayakan di dalam pot. Tahapan budidaya okra dalam pot mencakup persiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan, serta panen. Pada tahapan pemeliharaan, mencakup penyiraman, penyiangan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Uraian setiap tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:
Media tanam
- Media tanam harus porous, bisa menyangga tanaman, dan menyediakan hara bagi tanaman,
- Media tanam berupa adonan tanah, pupuk sangkar dan sekam, dengan perbandingan 1:1:1,
- Penanaman memakai polybag ukuran 40, pot ukuran 40,
Penanaman
- Benih yang akan ditanam yaitu biji okra yang sudah tua.
- Penanaman okra dalam pot jikalau dalam jumlah sedikit tidak memerlukan persemaian.
- Sebelum ditanam, benih direndam selama 4 – 6 jam,
- Benih yang dipakai yaitu benih yang teggelam ketika perendaman (Selain untuk seleksi, perendaman berfungsi juga mempercepat perkecambahan).
- Tanam 1 – 2 benih dalam satu pot Penyiraman,
- Dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari,
- Perhatikan kondisi tanah jangan hingga kekeringan,
Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam pot/polybag.
Pemupukan
- Dilakukan 14 hari sesudah tanam dengan memakai Urea dan KCl, masing-masing sebanyak 10 g/pot (sesuai takaran 100 – 130 kg/ha).
- Pemupukan susulan diberikan tiga dan enam ahad sesudah tanam memakai 10 g urea/pot.
Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama yang sering ditemukan yaitu belalang, ulat, hama penggorok buah/batang, dan nematoda. Serangan belalang ditandai dengan adanya lubang pada daun.
- Penyakit disebabkan oleh Cercospora blight, embun tepung, busuk buah, Fusarium wilt, dan virus kuning yang ditularkan melalui vektor Bemisia tabaci.
- Pengendalian dengan pestisida kimia tidak dianjurkan lantaran ditanam dalam pot dan skala pekarangan. Pengendalian yang dilakukan yaitu secara mekanik ataupun dengan sanitasi lingkungan.
Panen dan Pasca Panen
- Buah yang dipanen berukuran sekitar 5 – 10 cm,
- Okra sanggup dipanen ketika tumbuhan berumur dua bulan sesudah tanam atau 10 hari sesudah tanaman tersebut berbunga.
- Saat panen yang baik yaitu pagi atau sore hari dengan interval 2 hari sekali.
- Panen sanggup berlangsung hingga dua bulan, bahkan ada varietas yang masa panennya mencapai 4 bulan.
Tanaman okra akan terus berbunga hingga berbuah dalam waktu yang tidak sanggup ditentukan, tergantung atas jenis varietas, musim, dan keadaan tanah. Dapat diketahui bahwa pemanenan yang biasa dilakukan secara terus menerus menstimulasi tumbuhan untuk terus berbuah.
Buah yang dihasilkan akan sangat banyak sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan proses panen setiap hari pada wilayah dengan iklim dimana sanggup mendukung pertumbuhan tumbuhan secara maksimal (Ministry of Environment and Forest, 2010).
Sumber : BPTP Jakarta
Sumber https://kabartani.com