√ Metode & Rumus Pendidikan Berdasarkan Iman Ali Bin Abi Thalib Ra
Konten [Tampil]
Merumuskan cara memperlakukan anak berdasarkan Imam Ali bin Abi Thalib Ra :
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
Berikut keterangan lebih lanjut :
►ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan nrimo ialah hal terbaik yang sanggup kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya: Bila kita eksklusif menjawab dan menghampirinya dikala ia memanggil kita- bahkan ketika kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia akan eksklusif menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.
Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya sampai ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pngung kita dikala kita kelelahan atau sakit.
Saat kita berusaha keras menahan emosi di dikala ia melaksanakan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan bisa menahan emosinya ketika adik/ temannya melaksanakan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jikalau kita menyayangi dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan menyayangi dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
►ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia mendapat haknya secara proporsional, namun juga dikenakan banyak sekali larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun ialah usia yang sempurna bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan eksekusi seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun ialah dikala yang sempurna dan pas bagi bawah umur kita untuk diperkenalkan dan diajarkan perihal hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
1. Melakukan sholat wajib 5 waktu
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang gampang dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ kebanggaan dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, alasannya anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique(setiap anak itu unik)
►ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun ialah usia umum dikala anak menginjak cerdik baligh. Sebagai orang renta kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi referensi atau teladan yang baik menyerupai yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati Inilah dikala yang sempurna untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada persoalan yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang renta ialah kita harus sanggup membangun kesadaran pada bawah umur kita bahwa pada usia sehabis cerdik baliqh ini, ia sudah mempunyai buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Memberi Ruang Lebih Setelah measuki usia cerdik Baligh, anak perlu mempunyai ruang biar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap absolut dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang berpengaruh untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi sikap buruk.
Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita sanggup menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan sanggup diandalkan.
Contoh kontribusi tanggung jawab pada usia ini ialah menyerupai memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur kegiatan kegiatan dan mengelola keuangannya sendiri.
Semoga Allah memperlihatkan kita bawah umur yang shaleh dan sholekah serta berbakti.
“Ya Rabbku, berilah saya dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38).
Sumber http://mtsmafaljpr.blogspot.com