√ Sejarah, Latar Belakang Insiden Dan Penumpasan Pengkhianatan G 30 S Pki Lengkap
Latar Belakang Peristiwa dan Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI
Daftar Isi :
- 1 Latar Belakang Peristiwa dan Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI
Berbagai Aksi PKI sebelum Peristiwa G-30-S/PKI
Latar Belakang Peristiwa G 30 S PKI – Pemberontakan PKI Madiun mempunyai latar belakang sejarah panjang. Sejak awal kemerdekaan, Amir Syarifuddhi telah melaksanakan persiapan. Pada tanggal 24 Mei 1946, dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan, pimpinan TKR dan laskar-laskar disepakati bahwa Badan Pendidikan Tentara dialihkan dan Markas Besar TRI ke Kementerian Pertahanan. Nama tubuh ini pun diubah menjadi Staf Pendidikan Politik dan Tentara (Pepolit).
Pepolit dipimpin Sukono Djojopratignjo dengan pangkat Letnan Jenderal. Pada perkembangannya, Pepolit dimanfaatkan oleh Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin untuk kepentingan politiknya. Akibatnya Pepolit ditolak oleh para panglima divisi dan para komandan pasukan. Kemudian dibuat Biro Perjuangan. Namun, Biro Perjuangan ini juga dimanfaatkan tokoh yang sepaham dengan Amir Syarifuddin Pada tanggal 3 Juni 1947, dibuat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pembentukan itu tidak menerima dukungan dan anggota laskar yang berhaluan komunis.
Mereka pun membentuk Tentara Nasional Indonesia Bagian Masyarakat dan menunjuk Ir. Sakirman sebagai ketua. Amir Syarifuddin sendiri mendukung didirikannya tubuh ini, meski ditentang keras oleh PNI dan Masyumi. Setelah Kabinet Amir Syarifuddin jatuh, presiden menunjuk Wapres Moh Hatta untuk membentuk kabinet baru. Kabinet Hatta bertugas melanjutkan negosiasi dengan Belanda, di tengah rongrongan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpmn oleh Amir Syarifuddin.
Pada tanggal 5JuIi 1948 kaum buruh di bawah FDR mengadakan pemogokan di pabrik karung Delanggu. Klaten. Bersamaan dengan maraknya kegiatan FDR, pada bulan Agustus 1948, Musso seorang tokoh kawakan PKI, yang telah bermukim di Moskow semenjak tahun 1926, kembali ke Indonesia. Musso sangat menentang kebijakan yang dilakukan Kabinet Hatta. Terutama dikala Kabinet Hatta menjalankan aktivitas Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA) yang bertujuan untuk penghematan Angkatan Perang alasannya yaitu sedang terjadi inflasi.
Sebagai bentuk kontradiksi politik terjadilah bencana antara FDR/PKI dengan kelompok komunis lain pimpinan Tan Malaka yang tergabung dalam Gerakan Revolusi Rakyat (GRR). Tak usang sehabis bencana itu, terjadi juga bencana terjadi antara FDR/PKI dengan pasukan TNI. Pada tanggal 18 september 1948 tokoh-tokoh PKI berkumpul di Madiun untuk memproklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia. Kejadian itu berianjut dengan pemberontakan PKI Madiun.
PKI mengangkat Kolonel Djokosuyono menjadi “Gubernur Militer” kemudian menguasai kota Madiun dan Radio Gelora Pemuda. Selain itu, mereka juga melaksanakan tindakan anarkis dengan menganiaya pejabat pemerintah, perwira TNI, pemimpin-pemimpin partai, alim ulama dan golongan lain yang dianggap musuh.
Untuk menumpas pemberontakan PKI Madiun, pemerintah menerapkan Gerakan Operasi Milker ( GOM ) I. Presiden Soekarno dalam suatu pidatonya mengajak rakyat Indonesia untuk memilih sikap, memiiih Soekarno-Hatta atau memiiih Musso-Amir. Panglima Sudirman memerintahkan kepada Kolonel Gatot Subroto. Panglima Divisi II di Jawa Tengah belahan Timur dan Kolonel Sungkono, Panglima Divisi I, Jawa Timur untuk memimpin kekuatan Tentara Nasional Indonesia dan Polisi dalam rangka menumpas kaum pemberontak.
Dalam waktu dua minggu, tepatnya pada tanggal 30 September 1948, pukul 16.15 kota Madiun berhasil direbut kembali oleh TNI. Meski operasi penumpasan telah selesai, akhir terjadinya Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, tokoh-tokoh pemberontak PKI Madiun belum sempat diadili. Tak sedikit dan mereka berhasil meloloskan diri. Meski demikian, Musso dan Amir Syarifuddin berhasil dilumpuhkan dan dieksekusi mati.
Pada kurun waktu 1956 sampai 1964, PKI mengikuti taktik Moskow, yaitu transisi hening menuju komunisme. Dengan taktik itu, PKI berusaha mendapatkan kekuasaan tertinggi dengan jalan membentuk pemerintahan demokratis nasionalis yang akan diwujudkan dengan membentuk Kabinet Gotong-Royong. Akan tetapi, adanya perpecahan antara Uni Soviet dan Cina mengenai pedoman dan strateginya mengakibatkan PKI memindahkan haluannya dan Moskow ke Peking selama tahun 1963 dan 1964. Sejak itu, muncul gagasan revolusi agraria sebagai jalan menuju kekuasaan.
PKI kemudian melaksanakan mobilisasi besar-besaran terhadap anggotanya dan melaksanakan penyusupan (infikrasi) pada departemen-departemen pemerintahan. Upaya PM itu dilakukan secara terus-menenis sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan. Akan tetapi, di beberapa daerah terjadi konfrontasi yang meningkat menjadi agresi pemogokan dan aksi-aksi sepihak yang bersifat kekerasan dengan tujuan menyingkirkan musuh-musuhnya.
Aksi-aksi pemogokan telah menimbulkan terjadinya kecelakaan kereta api di aneka macam daerah, menyerupai Purwokerto (Januari 1964), Kaliyasa (6 Februari 1964), Kroya (30 April 1964), Cirebon (14 Mel 1964), Semarang (6 Juli 1964), Tanah Abang (18 Agustus 1964), Bandung (31 Agustus 1964), dan Tasikmalaya (11 Oktober 1964). Pelaku agresi pemogokan tersebut yaitu Senikat Buruh Kereta Api, sebuah organisasi buruh di bawah naungan SOBSI.
Adapun aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh ormas-ormas PM di beberapa wilayah, antara lain Indramayu (16 Oktober 1964), Bandar Betsy (14 Mei 1965), Kanigoro (13 Januari 1965), dan pengrusakan kantor Gubernur Jawa Timur (27 September 1965). Dalam aksi-aksinya itu, mereka sening mengucapkan jargon-jargon politiknya dengan nada kekerasan, menyerupai “ganyang setan-setan desa”, ganyang tujuh setan kota”, “ganyang Kabir, dan “ganyang Neokolim”.
Perseteruan antara PKI dan Angkatan Darat
Keadaan ekonomi yang memprihatinkan pada masa Demokrasi Terpimpin menjadi lahan subur bagi pertumbuhan PKI. Rakyat yang miskin menjadi target PKI untuk melancarkan propaganda politiknya. Oleh alasannya yaitu itu,jumlah anggota PKI diperkirakan telah mencapai 20-an juta orang ketika itu. PKI merupakan organisasi besar dan mempunyai jaringan cabang di seluruh Indonesia. Di samping itu, didukung oleh puluhan organisasi massa, menyerupai serikat buruh (SOBSI), Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat, dan Gerwani.
Awal tahun 1965 sampai September 1965 merupakan masa ofensif radikal yang ditangani oleh Ketua PKI Dipa Nusantara (D.N.) Aidit bersama kelompoknya. Sementara itu, Angkatan Darat muncul sebagai organisasi militer p0juang yang juga mengemban kiprah kemasyarakatan.
OIeh alasannya yaitu itu, Angkatan Darat mempunyai kiprah dalam bidang politik dan ekonomi. Ketika perusahaan-perusahaan Belanda dan abnormal Iainnya diambil alih oleh pemerintah melalui kebijakan nasionalisasi, banyak perwira AD yang menerima kiprah sebagai pemimpin perusahaan-perusahaan itu. Perkembangan tersebut tidak disambut baik oleh PKI. Para perwira itu menjadi target agresi PKI yang kemudian mereka namakan sebagai Kabir (Kapitalis Birokrat). OIeh alasannya yaitu itu, slogan PKI yang terkenal pada tahun 1965 yaitu “ganyang Kabir.
Seiring dengan banyaknya partai politik dan organisasi massa yang telah dibubarkan oleh presiden, terdapat segitiga kekuatan ketika itu, yaitu PKI, Angkatan Darat, dan Presiden. Adanya hubungan yang tidak serasi antara PKI dan Angkatan Darat semakin mengukuhkan kedudukan presiden sebagai penengah.
Angkatan Darat Menolak Pembentukan Angkatan Kelima
Meskipun telah mempunyai jumlah anggota yang besar, PKI merasa kekuatan militernya masih sangat lemah apalagi bila menghadapi AD. Oleh alasannya yaitu itu, PKI sangat berkepentingan pada pembentukan Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan petani yang dipersenjatai. Pembentukan Angkatan Kelima merupakan gagasan Menlu Cina Chou En-lai dalam kunjungannya kejakarta pada awal tahun 1965. Chou En-lai menjanjikan akan memasok 100.000 pucuk senjata untuk Angkatan Kelima.
Gagasan tersebut kemudian dijadikan dalih oleh pimpinan PKI untuk memperkuat pertahanan dalam konfrontasi dengan Malaysia. Ketika PKI tents mendesak untuk mewujudkan Angkatan Kelima, Angkatan Darat dengan tegas menolaknya. Penolakan itu dinyatakan pula oleh Laksamana Muda Martadinata atas nama Angkatan Laut. Mereka hanya sanggup mendapatkan bila Angkatan Kelima berada dalam lingkungan ABRI dan di tangan komando perwira yang profesional.
Angkatan Darat Menolak Nasakomisasi
Pada tanggal 24 Mci 1965, presiden memanggil Jenderal A.H. Nasution dan Jenderal Ahmad Yani untuk membahas Nasakomisasi. Keesokan harinya, Ahmad Yani membenkan suatu pernyataan bahwa “hakiki Nasakom yaitu semangatnya dan bukan pengotakan secara kompartemen”. Dengan kata lain, Angkatan Darat menolak masuknya unsur-unsur politik menyerupai yang diperlukan dalam Nasakomisasi itu.
Pada tanggal 30 Juli 1965 dalam suatu pertemuan dengan Staf Umum Angkatan Darat (SUAD) dan sejumlah panglima daerah, secara terbukajenderal Ahmad Yani menegaskan bahwa Angkatan Darat tidak sanggup mendapatkan Nasakomisasi. Ahmad Yani juga menolak pembentukan Angkatan Kelima dalam bentuk apa pun. Satuan-satuan Pertahanan Sipil (Hansip) yang berada di bawah pengawasan Angkatan Darat dianggap sudah cukup.
Angkatan Darat Menolak Poros Jakarta-Peking dan Konfrontasi dengan Malaysia
Pembentukan poros Jakarta-Peking didorong oleh suatu keyakinan Presiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Dr. Subandrio bahwa kemenangan sosialisme atas kapitalisme sebagai suatu yang tidak terelakkan lagi.
Kekuatan-kekuatan kapitalis Barat yang mereka sebut sebagai kekuatan-kekuatan Lama (Oldefo) akan dikalahkan dengan kebangkitan kekuatan-kekuatan gres (Nefo) yang dipimpin oleh Uni Soviet dan Cina. Gerakan-gerakan kemerdekaan di Asia-Afrika akan membuat sebuah tata dunia barn yang penuh perdamaian, kemakmuran, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan impian tersebut, Indonesia berafiliasi dekat dengan Moskow. Kemudian, pada tahun 1964 menjadi Iebih condong ke Cina dengan membentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Peking-Pyongyang.
Presiden meletakkan dasar poros gres itu dalam pidatonya di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1964, “… tidak ada arwah jahat, tidak ada jin, tidak ada setan yang akan rnencegah Korea, Vietnam, Kamboja, dan Indonesia dalam menyatukan diri mereka dalam gerak maju ke arah sebuah Dunia Baru.”
Pada tanggal 3 Desember 1964 dikeluarkan pcrnyataan bersama yang memperlihatkan sebuah persetujuan yang luas antara Cina dan Indonesia.
Pernyataan bersama itu menegaskn kembali dukungan Peking terhadap usaha Indonesia untuk mengganyang Malaysia alasannya yaitu konspirasi (persekongkolan) neo-kolonialis itu mengancam perdamajan dan melumpuhkan pertumbuhan negara-negara di daerah Asia Tenggara.
Kekuatan-kekuatan yang akan dipakai dalam konfrontasi :
- 10.000 gerilyawan Indonesia akan dimobilisasi melintasi Selat Malaka ke arah Malaysia Tengah dan Selatan.
- Gerilyawan komunis Cina yang telah usang bersembunyi di perbatasan Thailand semenjak pemberontakan mereka yang gagal di Malaysia sepuluh tahun kemudian juga akan dimobilisasi.
Dr. Subandrio yakin bahwa Armada Ketujuh Amerika Serikat tidak akan campur tangan sehingga kekuatan negara-negara persemakmuran di Malaysia tidak akan bisa menahan serangan yang bercabang dua itu. Apalagi Partal Komunis Cina dan Uni Soviet juga berjanji akan memperlihatkan bantuannya.
Sementara itu, pihak Angkatan Darat tidak menyambut adanya poros Jakarta-phnom Penh-Peking Pyongyang dan konfrontasi dengan Malaysia alasannya yaitu hanya akan membantu Cina meluaskan semangat revolusi komunisnya di Asia Tenggara dan akan merusak hubungan baik dengan negara-negara tetangga.
Pada tanggal 1-5 April 1965 diselenggarakan seminar di Gedung SESKOAD di Bandung yang dihadiri oleh delapan jenderal, yaitu Rachmat Kartakusumah, J. Mokoginta, Suwarto,Jamjn Ginting, Suprapto, Sutoyo, M.T. Haryono, dan S. Parman.
Pembicaraan seminar itu difokuskan pada adanya “ancaman dan utara”, yaitu perluasan komunis Cina melalui konflik bersenjata di Vietnam, Laos, dan Kamboja. Seminar itu menghasilkan sebuah keyakinan strategis politis AD yang disebut Tri Ubaya cakti.
Sumber : yudhistira ( untuk kelas XI Sekolah Menengan Atas )
Karangan, M. Habib Mustopo dkk.
Baca Juga :
- Sejarah dan Proses Masuknya Islam Ke Tanah Melayu
- Lempar Lembing : Pengertian, Lapangan, Teknik, Sejarah, Dan Materinya Lengkap
Sumber aciknadzirah.blogspot.com