Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Definisi, Karakteristik, Distribusi, Dan Manfaat Hutan Mangrove

Konten [Tampil]

Hutan Mangrove – Tahukah Anda apa itu hutan mangrove? Jika belum, maka dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai definisi, karakteristik, distribusi dan manfaat hutan mangrove.


Definisi Hutan Mangrove


Menurut Snedaker (1978) dalam Kusmana (2003), hutan mangrove ialah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis hingga subtropis yang mempunyai fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob.


Sedangkan berdasarkan Tomlinson (1986), kata mangrove berarti tumbuhan tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal.


Daerah intertidal ialah wilayah dibawah efek pasang surut sepanjang garis pantai, menyerupai laguna, estuarin, pantai dan river banks.


Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik alasannya ialah pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan.


Dengan demikian secara ringkas sanggup didefinisikan bahwa hutan mangrove ialah tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama pada pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang ketika pasang dan bebas genangan pada ketika surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam.


Sedangkan ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (hewan dan tumbuhan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove.


Ada beberapa istilah yang dipakai untuk menyebut hutan mangrove. Antara lain tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, hutan payau dan hutan bakau.


Khusus untuk penyebutan hutan bakau, bahu-membahu istilah ini kurang sesuai untuk menggambarkan mangrove sebagai komunitas banyak sekali tumbuhan yang berasosiasi dengan lingkungan mangrove.


Di Indonesia, istilah bakau dipakai untuk menyebut salah satu genus vegetasi mangrove, yaitu Rhizopora. Sedangkan kenyataannya mangrove terdiri dari banyak genus dan banyak sekali jenis, sehingga penyebutan hutan mangrove dengan istilah hutan bakau sebaiknya dihindari.


Secara ringkas ekosistem mangrove terbentuk dari unsur-unsur sebagai berikut :



  1. Spesies pohon dan semak yang benar-benar mempunyai habitat terbatas di lingkungan mangrove (exclusive mangrove).

  2. Spesies pohon dan semak yang bisa hidup di lingkungan mangrove dan di luar lingkungan mangrove (non-exclusive mangrove).

  3. Berbagai biota yang hidupnya berasosiasi dengan lingkungan mangrove, baik biota yang keberadaannya bersifat menetap, sekedar singgah mencari makan maupun biota yang keberadaannya jarang ditemukan di lingkungan mangrove.

  4. Berbagai proses yang terjadi di ekosistem mangrove untuk mempertahankan keberadaan ekosistem mangrove itu sendiri.

  5. Hamparan lumpur yang berada di batas hutan bahu-membahu dengan laut.

  6. Sumber daya insan yang berada di sekitar ekosistem mangrove.


Karakteristik Hutan Mangrove


 maka dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai definisi √ Definisi, Karakteristik, Distribusi, dan Manfaat Hutan Mangrove
himasper.lk.ipb.ac.id

Secara umum hutan mangrove mempunyai karakteristik sebagai berikut :



  1. Tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air bahari (tergenang air bahari pada ketika pasang dan bebas genangan air bahari pada ketika surut).

  2. Tumbuh membentuk jalur sepanjang garis pantai atau sungai dengan substrat anaerob berupa lempung (firm clay soil), gambut (peat), berpasir (sandy soil) dan tanah koral.

  3. Struktur tajuk tegakan hanya mempunyai satu lapisan tajuk (berstratum tunggal). Komposisi jenis sanggup homogen (hanya satu jenis) atau heterogen (lebih dari satu jenis). Jenis-jenis kayu yang terdapat pada areal yang masih berhutan sanggup berbeda antara satu tempat dengan lainnya, tergantung pada kondisi tanahnya, intensitas genangan pasang surut air bahari dan tingkat salinitas.

  4. Penyebaran jenis membentuk zonasi. Zona paling luar berhadapan pribadi dengan bahari pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp. (tumbuh pada lumpur yang dalam, kaya materi organik). Zona pertengahan antara bahari dan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora sp. Sedangkan zona terluar erat dengan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Brugiera sp.


Distribusi Hutan Mangrove


 maka dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai definisi √ Definisi, Karakteristik, Distribusi, dan Manfaat Hutan Mangrove
www.mangrove.at

Hutan mangrove sanggup ditemukan di pesisir pantai wilayah tropis hingga subtropis, terutama pada pantai yang landai, dangkal, terlindung dari gelombang besar dan muara sungai.


Secara umum hutan mangrove sanggup berkembang dengan baik pada habitat dengan ciri-ciri sebagai berikut :



  1. Jenis tanah berlumpur, berlempung atau berpasir, dengan materi bentukan berasal dari lumpur, pasir atau serpihan karang/koral.

  2. Habitat tergenang air bahari secara berkala, dengan frekuensi sering (harian) atau hanya ketika pasang purnama saja. Frekuensi genangan ini akan memilih komposisi vegetasi hutan mangrove.

  3. Menerima pasokan air tawar yang cukup, baik berasal dari sungai, mata air maupun air tanah yang berkhasiat untuk menurunkan kadar garam dan menambah pasokan unsur hara dan lumpur.

  4. Berair payau (2-22 ‰) hingga dengan asin yang bisa mencapai salinitas 38%.


Manfaat Hutan Mangrove


 maka dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai definisi √ Definisi, Karakteristik, Distribusi, dan Manfaat Hutan Mangrove
mangrovemagz.com

Fungsi mangrove secara umum sanggup diuraikan sebagai berikut :



  1. Fungsi Fisik



  • Menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi semoga tetap stabil

  • Mempercepat ekspansi lahan

  • Mengendalikan intrusi air laut

  • Melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang

  • Menguraikan/mengolah limbah organik



  1. Fungsi Biologis/Ekologis



  • Tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground) dan tempat berkembang biak (nursery ground) banyak sekali jenis ikan, udang, kerang dan biota bahari lainnya

  • Tempat bersarang banyak sekali satwa liar, terutama burung

  • Sumber plasma nutfah



  1. Fungsi Ekonomis



  • Hasil hutan berupa kayu

  • Hasil hutan bukan kayu, menyerupai madu, materi obat-obatan, minuman, makanan, tanin

  • Lahan untuk aktivitas produksi pangan dan tujuan lain (pemukiman, pertambangan, industri, infrastruktur, transportasi, rekreasi)


Adaptasi Flora Hutan Mangrove


Secara sederhana, tipe pembiasaan tumbuhan mangrove terhadap habitatnya sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu pembiasaan terhadap konsentrasi kadar garam, pembiasaan terhadap substrat lumpur dan kondisi tergenang serta pembiasaan reproduksi.


1. Adaptasi tumbuhan mangrove terhadap kadar garam antara lain sebagai berikut :



  • Sekresi garam (salt extrusion/salt secretion). Flora mangrove menyerap air dengan kadar garam tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Mekanisme ini biasanya dilakukan oleh Avicennia, Sonneratia, Aegiceras, Aegialitis, Acanthus, Laguncularia dan Rhizopora (melalui unsur-unsur gabus pada daun)

  • Mencegah masuknya garam (salt exclusion). Flora mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam melalui saringan / ultra filter yang terdapat pada akar. Mekanisme ini dilakukan oleh Rhizopora, Ceriops, Sonneratia, Avicennia, Osbornia, Bruguiera, Excoecaria, Aegiceras, Aegialitis dan Acrostichum

  • Akumulasi garam (salt accumulation). Flora mangrove sering menyimpan natrium dan khlorida pada bab kulit kayu, akar dan daun yang sudah tua. Daun penyimpan garam umumnya sukulen dan aborsi daun sukulen ini diperkirakan merupakan prosedur pengeluaran kelebihan garam yang sanggup menghambat pertumbuhan dan pembentukan buah.


Mekanisme ini dilakukan oleh Excoecaria, Lumnitzera, Avicennia, Osbornia, Rhizopora, Sonneratia dan Xylocarpus.


2. Adaptasi tumbuhan mangrove terhadap substrat lumpur dan kondisi tergenang antara lain sebagai berikut :



  • Akar pensil (pneumathophores). Akar berbentuk menyerupai tonggak/pensil yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang secara vertikal ke udara, contohnya pada Avicennia dan Sonneratia

  • Akar lutut (knee root). Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan kemudian melengkung menuju substrat lagi, contohnya pada Bruguiera

  • Akar tunjang (stilt root). Akar tunjang merupakan akar yang keluar dari batang pohon dan menancap ke dalam substrat, contohnya pada Rhizopora dan Ceriops

  • Akar papan (buttres root). Akar ini menyerupai dengan banir, melebar menjadi bentuk lempeng, contohnya pada Heritiera

  • Akar gantung (aerial root). Akar gantung merupakan akar yang tidak bercabang yang muncul dari batang atau cabang bab bawah tetapi biasanya tidak mencapai substrat, contohnya pada Rhizopora, Avicennia dan Acanthus.


3. Adaptasi tumbuhan mangrove terhadap prosedur reproduksi antara lain sebagai berikut :



  • Pembungaan dan polinasi. Polen yang berukuran kecil dan tidak bertangkai memungkinkan polinasi dengan pertolongan angin, serangga dan burung. Polen bertangkai polinasi dibantu dengan serangga tertentu. Bunga Sonneratia mekar pada malam hari sehingga polinasi dibantu oleh serangga yang aktif di malam hari

  • Produksi propagul. Kebanyakan mangrove di daerah sub-tropis menghasilkan propagul masak pada ekspresi dominan panas. Sedang pada daerah tropis mangrove berbunga dan berbuah umumnya pada awal ekspresi dominan kemarau

  • Vivipari dan kriptovivipari. Vivipari ialah biji sudah berkecambah ketika masih diatas pohon dan embrio telah keluar dari pericarp, contohnya pada Rhizopora, Bruguiera, Ceriops dan Kandelia. Sedangkan Kriptovivipari ialah biji sudah berkecambah ketika masih diatas pohon (embrio berkembang di dalam buah) tetapi tidak cukup besar lengan berkuasa menembus pericarp

  • Penyebaran propagul dan pembentukannya. Propagul pohon-pohon mangrove biasanya mempunyai kemampuan mengapung sehingga sanggup menyesuaikan diri dengan penyebaran oleh air. Misal pada Rhizopora, selama proses vivipari buah memanjang dan distribusi beratnya berubah sehingga menjadi lebih berat pada bab ujung bawah serta kesudahannya terlepas. Kemudian propagul ini mengapung di air (atau pribadi menancap di substrat ketika air surut), tumbuh dimulai dari akar yang muncul dari ujung propagul dan sedikit demi sedikit akan menjadi individu baru.


Zonasi Hutan Mangrove


Vegetasi mangrove biasanya tumbuh di habitat mangrove membentuk zonasi mulai dari daerah yang paling erat dengan bahari hingga dengan daerah yang erat dengan daratan.


Pada tempat delta atau muara sungai, biasanya vegetasi mangrove tumbuh subur pada areal yang luas dan membentuk zonasi vegetasi yang jelas.


Sedangkan pada daerah pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove tumbuh membentuk sabuk hijau/green belt dengan komposisi yang hampir seragam (Nirarita, dkk, 1996).


Identifikasi zonasi didasarkan pada jenis mangrove atau kelompok jenis mangrove dan dinamakan sesuai dengan jenis vegetasi yang dominan, yang tumbuh pada areal tertentu.


Beberapa faktor penting yang dianggap paling berperan dalam pembentukan zonasi mangrove antara lain sebagai berikut :



  1. Pasang surut air bahari yang secara pribadi mengontrol ketinggian muka air dan salinitas air serta tanah

  2. Tipe tanah yang berkorelasi pribadi dengan aerase, draenase dan tinggi muka air

  3. Kadar garam air dan tanah

  4. Cahaya yang berkorelasi pribadi dengan daya tumbuh semaian

  5. Pasokan dan pedoman air tawar


Secara umum, zona yang paling erat dengan bahari (berhadapan pribadi dengan laut) didominasi oleh jenis-jenis Avicennia dan Sonneratia.


Sedangkan zona pertengahan biasanya didominasi oleh jenis-jenis Rhizopora dan kadang juga ditemui jenis Bruguiera.


Zona yang paling erat dengan daratan biasanya didominasi oleh jenis-jenis Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus dan Lumnitzera.


Vegetasi mangrove di dunia sanggup dijumpai pada sepanjang pantai tropis hingga sub tropis dengan kondisi lingkungan yang sesuai (pada pantai terlindung, bebas dari ombak besar, teluk, laguna, estuarin).


Sedangkan penyebarannya sanggup dijumpai dari 32° LU hingga dengan 38° LS. Menurut Chapman dalam Kusmana (2003), berdasarkan keragaman penyebaran vegetasi di dunia, vegetasi mangrove dibagi menjadi dua yaitu :



  1. The Old World Mangrove, penyebarannya mencakup Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik dan Samoa (disebut juga dengan Grup Timur)

  2. The New World Mangrove, penyebarannya mencakup pantai Atlantik dari Afrika dan Amerika, Meksiko, pantai Pasifik Amerika dan Kepulauan Galapagos (disebut juga dengan Grup Barat). Keragaman jenis Grup Barat relatif lebih sedikit dibanding dengan keragaman di Grup Barat


Demikian klarifikasi mengenai hutan mangrove. Jika ada saran, kritik atau tambahan, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terima kasih.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com