Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Entrepreneurship Rasulullah

Konten [Tampil]
KH. Abdullah Gymnastiar

Sahabat-sahabat,
Ternyata dalam kajian perihal Rasulullah, ada ketika yang kurang kita bahas. Kebanyakan kita bahas ialah mulai dari umur 17 tahun hingga 20 tahun. Kita tahu mengenai ia ketika umur 25 tahun tetapi dengan imej yang negatif, yaitu seorang cowok menikahi janda kaya raya. Padahal kalau dilihat dari maharnya mencapai 20 ekor unta muda yang kalau dihargai kini kurang lebih setengah milyar rupiah, Bayangkan saja.

Hal lainnya yang amat jarang kita bahas ialah bagaimana Muhammad menjadi professional. Umat Islam kini menjadi babak belur, alasannya kita tidak mengerti bagaimana menjadi professional. Mengurus masjid kecil, wc bahkan sandal saja repot sekali. Hal yang perlu kita kembangkan ialah jiwa entrepreneur.


Rasulullah sebagai bukti bahwa dengan mempunyai jiwa entrepreneur maka orang akan bisa mengendalikan apa saja. Contohnya di Singapura yang merupakan negara pedagang walaupun mereka tidak mempunyai sumber daya.Taiwan, Jepang bahkan Korea hampir menguasai dunia.
Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Dalam usia enam tahun ibunya meninggal dalam perjalanan kembali dari Yatrib sesudah menengok kuburan ayahnya. Usia 6tahun ia sudah yatim-piatu dan tidak punya pegangan. Sampai usia 8 tahun 2 bulan dibina dan didik kakeknya Abdul Muthalib yang cukup berada.

Di usia ini kakeknyawafat, sesudah itu ia dalam derma pamannya AbuThalib yang tidak sekaya kakeknya, mulai ketika itulah cowok kecil Muhammad menggembala kambing, mencari nafkah sendiri. Usia 12 tahun Rasul diajak pamannya dalam perjalanan dagang pertama kali ke Syria. Syria itu jaraknya ribuan kilometer.

Bayangkan umur 12 tahun tidak pakai pesawat atau mobil!!!. Anak-anak kita umur12 tahun sedang malas-malasnya. Masa kecil kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa. Semua dimudahkan oleh orang bau tanah kita. Disini saya akan membahas kenapa kita ini menjadi warga yang looser.
Saudara-saudara Sekalian,

Sepulang dari perjalanan dagang pertamanya, ia begitu sering bisnis bahkan hingga ke seluruh JazirahArab sudah populer seorang professional muda berjulukan Muhammad. Di usia 25 tahun, ia menikah dengan seorang konglomerawati berjulukan Khadijah. Setelah genap hampir sepuluh kali perjalanan dagang yang ia tempuh, kalau setiap kali perjalanan dagang ia mendapat untung dua ekor unta betina.

Subhanallah,

Maka ketika meminang Siti Khadijah ia memberi maskawin sebesar duapuluh ekor unta muda atau kurang lebih setengah milyar rupiah!!!. Mana ada pengusaha muda di Indonesia yang mau memberi mahar begitu besar kepada istrinya. Coba cari kini ada atau tidak di Indonesia seseorang yang sudah berani menikah dengan memberi mahar setengah milyar. Paling top orang kaya itu seperangkat alat sholat.
Kaprikornus kita bisa membayangkan bagaimana dashyatnya Muhammad muda ini. Hal ini yang jarang kita pelajari, bagaimana etos kerja ia padahal ia tidak ada uang, tidak ada keahlian. Kaprikornus saudara-saudara, jangan merasa aib lahir dari orang bau tanah yang miskin, Rasul bahkan tidak punya bapak.
Jangan merasa berpendidikan rendah, Nabi saja tidak sekolah. Jangan merasa tidakpunya modal, Nabi tidak punya modal sama sekali. Tidak ada alasan. Kita itu paling hobi memperbanyak alasan. Padahal alasan memperjelas kelemahan kita.

Kaprikornus bangsa ini mau sesulit apapun, tidak ada pilihan bagi kita kecuali kita bangun dengan semangat. Saya termasuk yang tidak mau pusing dengan keadaan kini kalau akibatnya akan melemahkan semangat . Situasi sesulit apapun, pilihannya cuma satu yaitu kita harus bangun bersama-sama.
Mengeluh, mencela tidak akan menuntaskan masalah, kalau ada yang sanggup terselesaikan dengan masalah, silakan saja mengeluh sepuasnya. Kalau ada yang bisa selesai dengan umpatan dan makian, silakan mengumpat. Kita tidak punya waktu, waktu kita terbatas. Satu – satunya pilihan ialah kita harus bangkit. Allah Maha Kaya, mau ibarat apa saja keadaanya, rezeki Allah tidak akan berkurang. Ini rumusnya yang akan kita coba bahas.

Rekan-rekan sekalian, Para orang tua, jangan merasa sudah tua. Tenang saja kita masih punya anak cucu. Para kaum muda ini kesempatan bahwa kita sudah disiapkan sukses oleh Allah. Sudah diilhamkan potensi sholeh/bejat. Kita sebelum dilahirkan ke dunia sudah pernah bertarung dengan 150 juta pesaing yaitu sel sperma dan yang jadi menemui sel telur ialah kita. We are the winner. Kita pernah memasuki persaingan dan kita menang. Kenapa kalau sudah hidup jadi kalah??

Kaprikornus tekad harus kita canangkan dari sekarang. Kalau kita lihat sejarah, gres tahun 1984 ilmu wirausaha ini mulai dikembangkan, padahal Nabi Muhammad SAW sudah 1500 tahun yang kemudian mencanangkan bahwa kita itu bisa kokoh dan berpengaruh justru dengan kewirausahaan yang ada. Kuncinya ternyata semua wirausahawan sejati tergantung dari masa kecilnya.

Masa kecil seseorang itulah yang memilih kualifikasi enterpreneurship orang tersebut. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu ditolong maka bersiaplah menuai anak yang tidak berdaya. Para pengusaha kita sedikit yang masa kecilnya susah.

Saudara-saudaraku,

Bagi yang masih muda, jangan bercita-cita punya pekerjaan sesudah lulus. Mulai kini kalau saya lulus, saya ingin membuat pekerjaan, tidak perlu melamar kemanapun. Langsung jadi administrator utama merangkap staf dan pegawai inti. Bangsa ini tidak akan selesai hari ini. Mulailah tanamkan jiwa enterpreneurship pada bawah umur kita. Ingatlah padawaktu kita kecil, waktu berguru jalan, bediri sedikit sudah jatuh. Bangkit lagi, abuh berdarah dan apakah kita putus asa?, apakah kita mengeluh?.

Potensi untuk berani bertindak sudah ada hanya orang bau tanah yang sanggup melemahkan semangat kita. Dilarang naikkursi takut jatuh, dihentikan main pisau nanti berdarah. Dia tidak pernah punya pengalaman untuk mengambil pilihan. Dia tidak pernah punya pengalaman untuk mengetahui resiko dari tindakannya.
Menyelesaikan bangsa kita kini bukan saja oleh kita sekarang, dengan mempersiapkan keturunan kita juga merupakan tanggung jawab kita kepada umat ke depan. Tidak pernah ada kata terlambat. Didik bawah umur kita dari kecil buat jadi mandiri, bebas, berani bertanggung jawab supaya dia percaya diri.
Kalau dia jatuh biarkan saja. Ini ialah membangun bangsa ini. Ini ialah membangunmasa depan umat, yaitu bagaimana para orang bau tanah membangun anak-anaknya. Kalau mereka mau jajan harus ada pertaruhannya, setiap rupiah harus ada perjuangannya.

Latih bawah umur kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan. Orang bau tanah yang memanjakan anaknya sengsaranya juga akan kembali ke orang tua. Latihlah entrepreneurship dari uang jajan bulanan yang bertanggungjawab pemakaiannya. Semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita. Saya sejak SD hingga Sekolah Menengan Atas sudah berjualan, lulus kuliah tidak pernah mengambil ijazah hingga sekarang.

Alhamdulillah, rezeki Allah tidak kemana-mana.Allahu akbar, Allah Maha Besar hingga kini bisa membangun Daarut Tauhiid hingga sebegini besar. Tapi ini benar-benar membuat keyakinan kalau jiwa entrepreneurship tertanam pada diri-diri kita, kita tidak pernah takut menghadapi situasi apapun. Kalau saja ini dikelola oleh orang- orang yang berjiwa wirausaha yang baik niscaya akan sukses.

Bagaimana mungkin dengan alam yang begitu kaya kita bisa miskin, cuma kita saja yang kurang berakal hingga tertipu tetangga alasannya kita tidak mengerti cara mengelolanya. Saudara-saudaraku sekalian, Hikmahnya yang pertama ialah hati-hati dengan masa kecil, masa muda. Para mahasiswa sebaiknya sambil kuliah sambil cari nafkah. Pengalaman sudah harus dirintis, nantinya waktu kuliahnya sama hasilnya akan berbeda dengan orang lain.

Kedua, Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat sebagi nabi tidak punya apa-apa, mengapa sesudah itu sanggup menjadi orang kaya tanpa modal. Karena modal yang ia punyai ialah Al-Amin yaitu orang yang kredibel. Mulai kini kita harus buat track record menjadi orang yang terpercaya dalam kehidupan kita. Modal kita itu ialah nama baik kita. Demi Allah, uang itu kecil.

Nama oke yang mahal. Mulai kini jangan pernah terpikir untuk licik. Mulut kita satu-satunya ini tidak boleh lagi berdusta. Mulut ini yang membuat kita kehilangan hidup, uang, dan kehormatan kita. Jangan main-main soal bohong ini. Biar kita diremehkan, disisihkan dan dikeluarkan alasannya kita jujur.
Daripada kita sebaliknya alasannya kita tidak pernah menikmati hidup selama kita berbohong. Cari rezeki tidak perlu bohong, Allah SWT sudah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Tiap kita itu sudah ditentukan rezekinya, mustahil Allah membuat kita tanpa rezeki.

Rezeki sanggup dibagi menjadi tiga, yaitu rezeki yang pertama ialah rezeki yang dijamin niscaya ada, yaitu makan. Pada ketika kita bayi kita tidak bisa mencari makan, apakah kita takut. Hal ini alasannya kita yakin sudah dijamin. Satu kesulitan mendatangkan dua fasilitas pada ketika kita hendak terlahirkan. Ari-ari dipotong sesudah itu mendapat masakan dari dua air susu ibu. Kaprikornus sesudah kita sebesar ini, apakah masih takut tidak makan. Yang harus kita takuti ialah makan masakan yang kita tidak tahu halal/haramnya. Demi Allah, kita akan ada rezekinya.

Rezeki yang kedua ialah rezeki yang digantungkan. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu merubah nasibnya sendiri. Semua sudah ada ukurannya sendiri. Justru akan gawat kalau rezeki kita sama semua. Kalau kita mencarinya di jalan Allah. Rezeki dapat, pahala dapat, barokah namanya. Kalau mau licik boleh-boleh saja. Rezeki dapat, dosa dapat, haram namanya.

Pencuri, koruptor itu maling hartanya sendiri. Kalau dia sholeh niscaya ketemu rezekinya itu. Tidak perlu pakai licik. Tidak mungkin Allah menyediakan rezeki kalau harus pakai licik. Jujurlah niscaya akan ketemu rezeki tersebut, mau kemana lagi. Ingatlah teori bayi, ketika menangis dengan bunyi pelan sang ibu hanya menenangkan dan tidak memberi makan. Kemudian si bayi menangis dengan berteriak tentu akan menarik perhatian dan ibu akan memberi makan kepadanya.

Saudara-saudara,

Saya khawatir kita apes ibarat ini bukan tidak ada jatah kita, tapi kita tidak mengambilnya hanya sedikit. Jangan-jangan jatah saudara seratus juta perbulan tapi mengambilnya hanya lima ratus ribu. Jika sudah bekerja keras itu masih belum cukup. Bekerjakeras itu urusan fisik, bekerja cerdas itu urusan otak dan bekerja tulus itu urusan hati. Kalau ketiganya jalan gres ketemu.

Tanpa bermaksud meremehkan saudara kita tukang becak itu tidak kurang kerja kerasnya. Karena kalau tidak didorong tidak akan maju, tapi hasilnya hanya sepuluh ribu perhari. Tidak cukup mengandalkan otot saja, hati dan otak harus diperhatikan. Maka saudara-saudara jangan hingga berpikir licik untuk mendapat rezeki, rezeki itu tidak akan kemana-mana.

Rezeki yang ketiga ialah rezeki yang dijanjikan. Kita harus jatahkan setiap mendapatkannya harus eksklusif dikeluarkan sedekah/zakatnya. Demi Allah, Allah sudah berjanji barangsiapa yang andal syukur nikmat yang ada Allah akan tambahkan. Tidak akan berkurang harta dengan sedekah, kecuali bertambah dan bertambah. Inilah rumusnya kalau tidak mau uang kita sia-sia.


_________________________________________________________________________________

Dari Sahabat, Erva Kurniawan

Sumber http://mtsmafaljpr.blogspot.com