Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Pemerintah Akan Memberlakukan Sistem Kredit Semester Pada Sekolah Menengah

Konten [Tampil]
Adapun topik permasalahan yang akan admin share yaitu berkaitan dengan Permendikbud No 158 Tahun 2014 yang gres saja diterbitkan oleh Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah wacana penyelenggaraan sistem kredit semester (SKS) untuk jenjang pendidikan menengah.
Permendikbud wacana penyelengaraan sistem kredit semester pendidikan dasar dan menengah, Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan Satuan pendidikan adalah Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS yaitu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang akseptor didiknya memilih jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar. Indeks Prestasi selanjutnya disebut IP yaitu nilai tamat capaian pembelajaran peserta didik pada akhir semester yang meliputi nilai kompetensipengetahuan dan kompetensi keterampilan. 
SKS diselenggarakan dengan prinsip:
a. fleksibel;
b. keunggulan;
c. maju berkelanjutan; dan
d. keadilan.
Pembelajaran dengan SKS dikelola dalam bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi masing-masing kelompok peserta didik yang berbeda kecepatan belajarnya
Satuan pendidikan yang mempunyai pengakuan A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dapat menerapkan SKS dalam penyelenggaraan pendidikan.

Penerapan SKS oleh satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara sedikit demi sedikit mulai Kelas VII pada SMP/MTs atau Kelas X pada SMA/MA/SMK/MAK.
Peserta didik SMP pada semester 2 dan seterusnya sanggup mengambil beban belajar berdasarkan IP semester sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 karakter b dengan ketentuan sebagai berikut:
a. IP < 2,67 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 40 jam pelajaran;
b. IP 2,67 – 3,33 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 48 jam pelajaran;
c. IP 3,34 – 3,66 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 56 jam pelajaran; dan
d. IP > 3,66 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 64 jam pelajaran.

Peserta didik SMA pada semester 2 dan seterusnya sanggup mengambil beban belajar berdasarkan IP semester sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 karakter b dengan ketentuan sebagai berikut:
a. IP < 2,67 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 46 jam pelajaran;
b. IP 2,67 – 3,33 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 54 jam pelajaran;
c. IP 3,34 – 3,66 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 62 jam pelajaran; dan
d. IP > 3,66 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 70 jam pelajaran.

Peserta didik SMK pada semester 2 dan seterusnya sanggup mengambil beban belajar berdasarkan IP semester sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 karakter b dengan ketentuan sebagai berikut:
a. IP < 2,67 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 50 jam pelajaran;
b. IP 2,67 – 3,33 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 57 jam pelajaran;
c. IP 3,34 – 3,66 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 64 jam pelajaran; dan
d. IP > 3,66 sanggup mengambil beban belajar paling banyak 72 jam pelajaran.

Satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS wajib menyesuaikan dengan ketentuan peraturan menteri ini paling lambat tahun anutan 2015/2016 mulai Kelas VII pada SMP/MTs atau Kelas X pada SMA/MA/SMK/MAK.
Selengkapnya
Download Permendikbud No 158 Tahun 2014

Sumber http://mtsmafaljpr.blogspot.com