Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ 8 Cara Pengendalian Hama Kutu Kebul Pada Cabai

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik, disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akhir serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada ketika populasi tinggi, serangan kutu kebul sanggup menghambat pertumbuhan tanaman.





Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul sanggup mengakibatkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang banyak sekali stadia tanaman. Keberadaan embun jelaga menimbulkan terganggunya proses fotosintesis pada daun.





Kisaran inang serangga ini cukup luas dan sanggup mencapai populasi yang besar dalam waktu yang cepat apabila kondisi lingkungan menguntungkan. Beberapa tumbuhan pertanian yang menjadi inang kutu kebul yakni kentang, timun, melon, labu, terong, cabai, lettuce dan brokoli.





Selain kerusakan pribadi oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya lantaran sanggup bertindak sebagai vektor virus. Sampai ketika ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA Virus.





Pengendalian Hama Kutu Kebul:





1. Pemanfaatan musuh alami, menyerupai predator, parasitoid dan patogen serangga.





2. Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain Menochilus secmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari), Coccinella septempunctata, Scymus syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius albidipennis, dll.





3. Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci yakni Encarcia adrianae (15 spesies), E. Tricolor, Eretmocerus corni (4 spesies), sedangkan jenis patogen yang menyerang B. Tabaci, antara lain Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan Eretmocerus.





4. Penggunaan perangkap kuning sanggup dipadukan dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama sanggup ditekan dan kerusakan yang ditimbulkannya sanggup dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat.





5. Sanitasi lingkungan





6. Tumpangsari antara cabe dengan Tagetes, penanaman jagung disekitar tumbuhan cabe sebagai tumbuhan perangkap.





7. Sistem pergiliran tumbuhan (rotasi) dengan tumbuhan bukan inang, menyerupai tumbuhan kentang dan mentimun.





8. Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif terakhir antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin, Endosulphan dan asefat.





Simak juga :







Sumber https://kabartani.com