Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Pengendalian Hama Kumbang Perusak Janur Kelapa (Brontispa Longissima Gestro)

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Kumbang perusak janur kelapa, Brontispa longissima Gestro (Ordo: Coleoptera, Famili: Chtysomelidae), atau lebih dikenal dengan Brontispa sp. merupakan salah satu hama utama perusak janur kelapa yang dilaporkan pertama kali di Kepulauan Aru pada tahun 1885. Hama ini berasal dari Indonesia (Kepulauan Aru dan kemungkinan Papua).





Brontispa sp. telah menjadi permasalahan pelik di Indonesia, hal ini disebabkan secara morfologi tumbuhan kelapa setiap bulan menghasilkan janur gres yang merupakan sumber makanan Brontispa sp. sehingga menyebabkan hama ini selalu ada di lapangan.





Siklus Hidup





 merupakan salah satu hama utama perusak janur kelapa yang dilaporkan pertama kali di  √ Pengendalian Hama Kumbang Perusak Janur Kelapa (Brontispa longissima Gestro)
Gambar 1. Siklus hidup Brontispa longissima




Siklus hidup dari telur hingga menjadi serangga remaja berlangsung selama 3 – 4 bulan.





Tanaman Inang





Ulat dan serangga remaja Brontispa sp. memakan permukaan dalam (mesofil) janur kelapa yang belum membuka, sehingga menyebabkan bercak-bercak berwarna coklat memanjang dan menyatu, sehingga janur kelapa menjadi keriput. Setelah membuka, janur kelapa yang terjangkit tampak menyerupai terbakar.





Pada serangan berat anak daun tidak membuka sempurna, asimilasi daun terhambat, buah muda gugur, dan sanggup mematikan tanaman.





 merupakan salah satu hama utama perusak janur kelapa yang dilaporkan pertama kali di  √ Pengendalian Hama Kumbang Perusak Janur Kelapa (Brontispa longissima Gestro)
Gambar 2. Serangan Brontispa longissima pada janur kelapa




Pengendalian Brontispa sp.





Sebelum melaksanakan tindakan pengendalian, perlu dilakukan pengamatan terhadap populasi Brontispa sp. dan musuh alaminya di lokasi. Tindakan pengendalian sudah harus dilakukan jikalau jumlah rata-rata Brontispa sp. mencapai 10 ekor pada janur dari setiap pohon yang diamati.





Pengendalian melalui Kultur Teknis





Dilakukan melalui pemupukan, pengelolaan air dan sanitasi kebun untuk menunjang pertumbuhan tumbuhan kelapa.





Pengendalian Mekanik dan Fisik





Dilakukan dengan mengikat, memotong, menurunkan dengan tali, dan memperabukan janur kelapa yang terjangkit Brontispa sp. Cara mekanik dan fisik ini cukup gampang dan murah, namun cukup sulit untuk tumbuhan yang tinggi. Pemotongan pucuk janur ini diulang sehabis pucuk gres tumbuh lagi.





Pengendalian Hayati





Memanfaatkan musuh alami menyerupai :





1. Parasitoid





Tiga jenis parasitoid telur diketahui efektif dalam mengendalikan Brontispa sp., yaitu: Haeckeliana brontispae, Trichogrammatoidea nana dan Ooencyrtus podontiae. Tetrastichus brontispae merupakan parasitoid ulat dan kepompong. Keempat jenis parasitoid tersebut terdapat di Indonesia.





2. Predator





 merupakan salah satu hama utama perusak janur kelapa yang dilaporkan pertama kali di  √ Pengendalian Hama Kumbang Perusak Janur Kelapa (Brontispa longissima Gestro)
Gambar 3. CECOPET (Chelisoches morio) sang predator Kumbang Pucuk Daun Kelapa Brontispa longissima




Serangga predator yang disebut cocopet (Dermaptera), merupakan predator ulat, sering dijumpai berada di janur yang terjangkit Brontispa sp. Predator umum Oecophylla smaragdina dan semut rangrang juga merupakan salah satu predator Brontispa sp.





3. Entomopatogen





Metarhizium anisopliae var. anisopliae dan Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogen terhadap Brontispa sp.Pengendalian hayati pada bibit dan tumbuhan kelapa yang rendah, sanggup dilakukan dengan aplikasi jamur entomopatogen M. anisopliae var. anisopliae dan B. bassiana.





Pada tumbuhan kelapa yang tinggi dilakukan dengan melepaskan parasitoid ulat dan kepompong Brontispa sp. yakni: T. brontispae yang sudah sanggup diperbanyak di laboratorium.





Karantina





Telur, ulat dan kepompong Brontispa sp. sanggup menyebar melalui pemindahan materi tumbuhan palma yang telah diserang, badan insan dan binatang serta kendaraan pengangkut. Peraturan dan pengawasan karantina yang ketat perlu dilakukan untuk mencegah tersebarnya hama Brontispa sp. ke daerah-daerah yang belum terserang.





Pengendalian Kimiawi





Beberapa jenis insektisida pernah dipakai untuk mengendalikan Brontispa sp. Diantaranya ialah dimetoat, permetrin, karbaril dan asefat. Efektivitas penggunaan insektisida kimia dalam mengendalikan Brontispa sp. masih dipertanyakan, mengingat sulitnya aplikasi insektisida di lapangan, dan bahanya terhadap kesehatan manusia, organisme non-target lainnya, dan lingkungan.





Simak juga :









Sumber : Ditjenbun Jakarta Selatan (2004)



Sumber https://kabartani.com