√ Pengendalian Dan Obat Kalau Tanaman Cabe Sudah Terjangkit Keriting Daun
Kabartani.com – Kali ini kabartani akan menyebarkan gosip mengenai Pengendalian dan Obat Jika Tanaman Cabai Sudah Terserang Keriting Daun. Di antara OPT utama yang sering mengakibatkan kerugian pada usahatani cabai yaitu serangan penyakit dengan patogen/ penyebabnya dari golongan virus.
Serangan penyakit virus kuning pada tumbuhan cabai telah mengakibatkan kerugian besar bagi petani di daerahdaerah pusat cabai, lantaran jawaban serangan penyakit tersebut sanggup menurunkan produksi cabai hingga jauh dari produksi normal. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh virus kuning pada tumbuhan cabai sanggup mencapai antara 20-100%.
Upaya pengendalian penyakit ini yang paling utama ditujukan kepada serangga vektor penyakit virus pada tumbuhan cabai. Selama ini petani masih mengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetis, namun bila pemakaiannya tidak bijaksana dikhawatirkan mengakibatkan residu pestisida pada produk buah cabai relatif tinggi, biaya produksi meningkat, berbahaya terhadap kesehatan pekerja, juga mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup.
Penyakit virus kuning ini tidak ditularkan melalui biji, tetapi sanggup menular melalui penyambungan dan melalui serangga vektor kutu kebul. Kutu kebul (Bemici tabaci) sanggup menularkan geminivirus secara persisten (tetap; yaitu sekali menyerang tumbuhan yang mengandung virus, maka selamanya sanggup menularkan virus).
Gejala Serangan
Helai daun mengalami “vein clearing”, dimulai dari daun-daun pucuk, menjelma warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut dari geminivirus mengakibatkan daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang, tumbuhan kerdil dan tidak berbuah.
Pencegahan dan Pengendalian
Usaha pengendalian penyakit virus kuning (khususnya dengan pestisida) terutama ditujukan kepada serangga vektornya, lantaran hingga ketika ini tidak ada pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian yang sanggup mematikan virus. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit virus kuning pada tumbuhan cabai, antara lain:
- Pemupukan yang berimbang, yaitu 150-200 kg Urea, 450-500 kg Za, 100-150 kg TSP, 100-150 KCL, dan 20-30 ton pupuk organik per hektar.
- Menanam varietas yang agak tahan (karena tidak ada yang tahan) contohnya cabai keriting jenis Bukittinggi.
- Menggunakan bibit tumbuhan yang sehat (tidak mengandung virus) atau bukan berasal dari tempat terserang.
- Melakukan rotasi / pergiliran tumbuhan dengan tumbuhan bukan inang virus (terutama bukan dari famili solanaceae menyerupai tomat, cabai, kentang, tembakau, dan famili cucurbitaceae menyerupai mentimun). Rotasi tumbuhan akan lebih berhasil apabila dilakukan paling sedikit dalam satu hamparan, tidak perorangan, dilakukan serentak tiap satu trend tanam, dan seluas mungkin.
- Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan flora pengganggu/ gulma berdaun lebar dari jenis babadotan, gulma bunga kancing, dan ciplukan yang sanggup menjadi tumbuhan inang virus.
- Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di dataran rendah mengurangi infestasi serangga pengisap daun.
- Eradikasi tumbuhan sakit, yaitu tumbuhan yang memperlihatkan tanda-tanda segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan ke tumbuhan lain yang sehat.
- Memangkas daun tumbuhan yang gres terjangkit dan dimusnahkan.
- Mencukupkan kebutuhan air lantaran penyakit ini akan bertambah berat bila kekurangan air.
Untuk mendukung keberhasilan perjuangan pengendalian penyakit virus kuning pada tumbuhan cabai, diharapkan tugas aktif para petani dalam mengamati atau memantau kutu kebul dan pengendaliannya mulai dari pembibitan hingga di pertanaman biar diketahui lebih dini timbulnya tanda-tanda penyakit dan penyebarannya sanggup dicegah.
Keriting Daun Bisa Diatasi
Menurut Yusuf, peneliti BPTP Aceh, penyakit keriting daun disebabkan oleh banyak faktor menyerupai kekurangan air, kurang perawatan, kondisi benih dan bibit selama pembibitan.
Agar tumbuhan terhindar dari penyakit keriting daun, benih harus direndam dalam larutan fungisida Agreep selama 3 jam dengan konsentrasi 1 gram perliter air. Kemudian ketika tanam, juga dicelupkan dalam larutan Agreep yang sudah diaduk rata, dengan konsentrasi 2 gram perliter air. Yang paling penting yaitu mengatur agenda pemeliharaan sesuai kondisi tanaman.
Kalau kondisi tumbuhan sehat, maka 5 hari sesudah tanam perlu disemprot dengan insektisida Buldok dengan konsentrasi 0,5 – 1 cc/liter air, dengan memberi perekat jikalau cuaca mendung.
Selanjutnya bila tumbuhan terjangkit maka tindakan yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:
- Bila terjangkit 15%, maka dilakukan penyemprotan secara selektif dengan proteksi pupuk daun anti keriting TOCA dengan takaran 1,5-2 gram/liter air. Dan juga diberikan Pegasus atau Numecin dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter air dan diulangi kembali sesudah 4 hari. Juga memperlihatkan pupuk daun yang dicampur sekaligus.
- Bila tumbuhan terjangkit di atas 25-30%, maka harus dilakukan pemangkasan terutama pada tumbuhan yang pertumbuhan vegetatif masih berlangsung (21–45 hari). Kemudian disemprot dengan larutan tadi minimal 2 kali, diulangi sesudah 8 hari penyemproitan pertama. Tunas tunas gres yang keluar biasanya tidak lagi terjangkit keriting daun dan sanggup memperlihatkan hasil walaupun tidak maksimal.
Menurut Yusuf, pengalaman dengan cara pemangkasan tersebut sanggup menambah umur tumbuhan cabai atau umur panen sekitar 30 hari.
Simak juga:
- Cara Pencegahan Awal Gejala Penyakit Patek (Antraknosa) Pada Cabai
- Cara mengendalikan Hama Tungau Penyerang Tanaman Cabe
- Upaya Mengendalikan Daun Cabai Mengkerut Atau Keriting Dan Berwarna Kuning
Demikian gosip mengenai Pengendalian dan Obat Jika Tanaman Cabai Sudah Terserang Keriting Daun. Semoga gosip ini bermanfaat bagi teman tani sekalian. Jangan sungkan untuk membagikan artikel ini. Terima kasih.
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh
Sumber https://kabartani.com