Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Panduan Lengkap Menanam Pare

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Pare atau biasa disebut paria, merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi dan peluang pasar cukup luas, mulai dari pasar tradisional hingga swalayan atau supermarket. Buah muda pare biasa dikonsumsi sebagai materi sayuran maupun lalapan. Selain itu pare sanggup dipakai sebagai gabungan untuk ramuan jamu.





Syarat Tumbuh





Tanaman pare pada umumnya sanggup tumbuh dan berproduksi dengan baik di tempat dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl. Suhu yang ideal ialah 18-24°C, penyinaran matahari penuh dan tidak ternaungi.





Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk budidaya tumbuhan pare. Namun tanah yang paling baik ialah tanah lempung berpasir dengan kandungan materi organik yang cukup, drainase yang baik dengan tingkat keasaman atau pH tanah 5-6.





Persemaian Benih





Benih pare yang dipakai sebaiknya benih yang mempunyai daya tumbuh minimal 80%. Benih pare mempunyai kulit yang cukup keras dan sebelum dilakukan pemeraman, pecahkan kulit luar pada penggalan pangkal benih tempat keluarnya calon akar dengan memakai alat pemotong kuku dengan hati-hati.





Kemudian rendam benih dalam larutan fungisida selama 10-15 menit. Setelah itu, benih diperam pada kertas peram dan masukan kedalam kain handuk yang telah dibasahi dan simpan pada suhu kamar antara suhu 27-28°C .





Bersamaan dengan pemeraman, siapkan media semai. Media semai dibentuk dengan memakai gabungan tanah halus dan kompos, dengan perbandingan 1:1, atau memakai media semai lain yang mempunyai struktur ringan dan aerasi baik, menyerupai : serbuk sabut kelapa, serbuk kayu, dan lain-lain.





Setelah 2-3 hari, benih pare yang diperam dan telah mengeluarkan calon akar, disemai pada media semai yang telah disirami air terlebih dahulu. Persemaian sanggup juga dilakukan dengan memasukan benih pada media semai tanpa dilakukan pemeraman terlebih dahulu.





Benih yang telah diletakan pada media semai ditutup dengan plastik hitam perak. Setelah 1-2 kali 24 jam, benih tampak berkecambah plastik pemutup dibuka. Siram persemaian setiap pagi dan sore sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit persemaian, lakukan penyemprotan pestisida dengan setengah takaran anjuran.





Persiapan lahan & Pindah Tanam





Lahan yang dipakai sebaiknya lahan yang higienis dari bekas tumbuhan lama. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma lakukan pencucian baik secara mekanis maupun secara kimiawi.





Apabila lahan yang akan dipakai banyak ditumbuhi gulma, lakukan penyemprotan herbisida. Untuk memberantas gulma secara cepat dan tuntas, gunakan herbisida NOXONE 297 SL. Sedangkan untuk memberantas gulma hingga akar-akarnya semprot dengan herbisida sistemik RAMBO 480 SL atau dengan ROGER 480 SL.





Olah lahan dengan membajak atau mencangkul lahan sebaik mungkin untuk memperbaiki aerasi tanah dan lalu diratakan sehingga tanah menjadi remah.





Bedengan dibentuk dengan sistem tangkupan, dengan lebar bedengan 1 meter, jarak antar bedengan 2-3 meter dan jarak antar tumbuhan 60-70 cm. tinggi bedengan 20-30 cm.





Berikan pupuk kandang 7.5-10 kg/10 m2 bedengan dan kapur pertanian atau dolomit 10-15 kg/10 m bedengan atau diubahsuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan pH tanah.





Kebutuhan pupuk dasar ialah Urea 3 kg, SP36 2 kg dan KCl 2 kg per 10 meter persegi bedengan. Pupuk dasar sanggup juga memakai pupuk NPK dengan dosis 3 kg/10 m bedengan.  Campur, ratakan dan selanjutnya lakukan pemasangan plastik mulsa. Benih yang telah disemai dan telah mempunyai 2 daun sempurna, bibit siap dipindah tanam.





Buat lubang tanam sedalam 8-10 cm dengan jarak antar tumbuhan 1 meter, dan tebarkan butiran WINGRAN 0,5 G pada lubang tanam untuk mencegah serangan ulat tanah. Seleksi bibit yang akan ditanam menurut kesehatan dan besar kecil bibit, lalu celupkan bibit yang telah diseleksi pada larutan fungisida VIDI 722 SL untuk mencegah serangan penyakit damping off atau rebah semai.





Tanam bibit pada lubang tanam dengan hati-hati semoga perakaran bibit tidak rusak. Bersamanan tanam, pasang para-para atau ajir yang berfungsi untuk tempat menjalarnya tumbuhan sehingga buah sanggup menggantung dan terbentuk dengan sempurna.





Pemeliharaan Tanaman





Untuk pertumbuhan yang lebih optimal, tumbuhan pare perlu dilakukan pemeliharaan dengan baik, diantaranya yaitu :





1. Pengikatan





Pada awal pertumbuhnya, tumbuhan pare perlu dilakukan pengikatan pada lanjaran. Pengikatan ini bertujuan untuk menjalarkan tumbuhan pada lanjaran dan semoga buah sanggup tumbuh pada para-para yang telah disediakan.





2. Penyiraman





Untuk pertumbuhannya, tumbuhan pare perlu dilakukan penyiraman yang cukup. Setelah tanam dan hingga fase pembungaan, penyiraman dilakukan 2 kali dalam seminggu. Sedangkan sehabis pembuahan, penyiraman dilakukan 1 kali seminggu.





3. Pemupukan Susulan





Pemupukan susulan perlu dilakukan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang diharapkan tumbuhan dalam pertumbuhan vegetatif dan generatifnya. Saat tumbuhan berumur 7, 21, 35 dan 50 hari sehabis tanam.





Pemupukan dilakukan dengan menawarkan pupuk NPK 15 gram tiap tanaman. Untuk memacu pertumbuhan tanaman, semprot tumbuhan dengan ZPT mulai umur 0 – 14 hari sehabis tanam. Saat tumbuhan berumur 30-40 hari setelah tanam, perlu dilakukan pemangkasan.





4. Pemangkasan





Pemangkasan atau pewiwilan tumbuhan pare dilakukan dengan cara memangkas semua cabang samping sekitar 30 cm dari pangkal tanaman. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang sudah bau tanah dan tidak produktif, serta cabang yang terkena serangan penyakit.





Pemangkasan ini bertujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas baru. Selain pemangkasan, buah pare muda diajurkan untuk dibungkus dengan plastik atau kertas. Pembungkusan ini bertujuan mencegah serangan lalat buah dan serangga lainnya, semoga kualitas buah tetap terjaga.





Pengendalian OPT Tanaman Pare





Serangan hama dan penyakit pada tumbuhan pare hampir jarang ditemukan. Kalaupun ada itu pada tumbuhan yang tidak dirawat dan kondisi tumbuhan yang lemah. Hama yang biasa menyerang tumbuhan pare yaitu:





1. Lalat Buah





Hama lalat buah menyerang buah pare dengan meletakan telur pada buah, dan telur akan menjadi larva. Larva akan memakan buah pare dari dalam sehingga buah membusuk.





Untuk pengendalian dianjurkan menyemprotkan insektisida RAYDOCK 28 EC atau CYPERMAX 100 EC. Pencegahan sanggup dilakukan dengan membungkus buah pare dengan memakai kertas atau plastik.





2. Kutu Kebul dan Thrips





Hama ini menyerang tumbuhan dengan menghisap cairan daun sehingga daun menjadi keriting dan kering. Selain itu hama kutu kebul dan thrips merupakan vektor virus. Untuk pencegahan dan pengendalian dianjurkan untuk menyemprotkan insektisida WINDER 25 WP atau WINDER 100 EC bergantian dengan insektisida MATRIX 200 EC.





3. Ulat Buah dan Ulat daun





Hama ulat Plutella xylostella menyerang daun dan buah dengan memakan jaringan daun dan buah dengan melubangi buah. Untuk pencegahan dan pengendaliannya, dianjurkan menyemprotkan insektisida biologi TUREX WP dicampur dengan RAYDOCK 28 EC atau dengan insektisida CYPERMAX 100 EC.





Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tumbuhan pare diantaranya yaitu :





1. Layu Fusarium





Tanaman yang terjangkit penyakit ini, akan nampak bercak kuning kecoklatan dan lembap pada pangkal batang. Tanaman akan layu dan lalu mati. Untuk pencegahannya, gunakan benih pare yang tahan terhadap penyakit layu dan telah di treatment dengan fungisida.





2. Downy Mildew & Bercak daun Cercospora





Tanaman yang terjangkit penyakit Downy mildew ini, daun akan berwarna kuning lalu menjadi coklat dan kering. Apabila daun terjangkit bercak cercospora, daun akan terdapat bercak-bercak putih dengan tengah berwarna coklat, lalu daun akan mengering. Untuk pencegahan dan pengendalian dianjurkan menyemprotkan fungisida VICTORY 80 WP dicampur dengan fungisida STARMYL 25 WP.





Panen dan pasca panen





Tanaman pare mulai dipanen umur 50-60 hari sehabis tanam. Buah yang siap untuk dipanen ialah buah yang mempunyai ukuran buah yang maksimal. Pemanenan sanggup dilakukan dengan interval 2 kali seminggu dan biasanya sanggup dipanen sebanyak 12 hingga 14 kali.





Setelah panen buah pare segera dipasarkan, alasannya ialah pada umumnya buah pare hanya tahan simpan hingga 2-3 hari. Penyimpanan pada suhu 12-13°C dan kelembaban 85-90% dapat menjaga kualitas buah selama 2-3 minggu.



Sumber https://kabartani.com