Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ 18 Cara Menciptakan Film : Pengertian, Jenis – Jenis Dan Tahapannya Lengkap

Konten [Tampil]

Pengertian, Jenis – Jenis dan Langkah Membuat Film



Pengertian Film – Film merupakan suatu media komunikasi yang sifatnya audio visual, untuk memberikan pesan pada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat. Pesan film pada komunikasi massa bisa berbentuk apapun, hal itu bergantung pada misi film itu sendiri. Tapi pada umumnya sebuah film harus mencakup pesan di dalamnya, baik pesan pendidikan, hiburan, maupun informasi. Pesan yang ada di dalam sebuah film memakai prosedur lambang yang terdapat pada pikiran manusia, yang berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan, dan lain sebagainya.


 Tahapan Yang Dilakukan Setelah Tahap Produksi √ 18 Cara Membuat Film : Pengertian, Jenis – Jenis dan Tahapannya Lengkap


Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang paling ampuh, dengan massa sebagai sasarannya. Karena film bersifat audio visual, yaitu berupa gambar dan bunyi yang hidup. Dengan gambar dan bunyi maka sebuah film sanggup bercerita banyak hanya dalam waktu yang singkat. Saat menonton film maka penonton seolah-olah bisa menembus ruang dan waktu, yangg menceritakan kehidupan di dalamnya. Bahkan isi ceritanya sanggup menghipnotis audiens


Ada banyak jenis film di periode sekarang, dengan pendekatan yang berbeda-beda. Tetapi setiap film mempunyai target yang sama, yaitu untuk menarik perhatian setiap orang pada muatan duduk perkara yang terkandung di dalamnya. Film juga dirancang untuk melayani segala keperluan publik yang terbatas, ataupun untuk publik yang lebih luas


Film dikelompokkan menjadi dua potongan dasar, yaitu kategori film kisah dan non cerita. Pendapat lainnya menggolongkan film menjadi film fiksi dan non fiksi. Film kisah merupakan sebuah film yang diproduksi dari kisah yang dikarang atau dibentuk penulisnya. Lalu dimainkan oleh bintang film atau aktris. Secara umum film kisah mempunyai sifat yang komersil. Artinya dipertontonkan di bioskop dengan sejumlah harga tiket tertentu. Atau bisa juga diputar di televisi yang didukung oleh sponsor iklan tertentu. Sedangkan film non kisah yaitu suatu film yang mengambil kisah dari kenyataan sebagai subjeknya, dengan merekam kenyataan daripada fiksi mengenai kenyataan.


Di dalam perkembangannya film kisah dan non kisah ini, akan saling memengaruhi dan juga melahirkan bermacam-macam jenis film dengan gaya, ciri, dan coraknya masing-masing. Seperti contohnya film Pendekar Awan dan Angin, film tersebut termasuk ke dalam jenis film cerita. Karena ceritanya memang dikarang kemudian dipertontonkan di televisi, dan didukung dengan sejumlah iklan.


 


Di dalam pembuatan film cerita, dibutuhkan juga proses dan teknisnya. Yang berupa pencarian ide, gagasan, ataupun kisah yang digarap. Sedangkan untuk proses teknisnya sanggup berupa keterampilan artistik yang mewujudkan segala macam ide, gagasan, ataupun kisah yang kemudian menjadi film yang siap ditonton.


Jenis-Jenis Film


Film Horor


Yaitu suatu film yang bercerita wacana hal-hal yang mistis, supranatural, kematian, atau hal-hal yang diluar nalar lainnya. Film horor dibentuk menakutkan supaya penonton merasa takut dan juga ngeri.


Film Drama


Film yang termasuk ke dalam kategori yang lebih ringan kalau dibandingkan dengan film horor. Pada umumnya jenis film ini akan bercerita wacana konflik di dalam kehidupan. Beragam film drama dikategorikan ke dalam tema dan wangsit ceritanya.


Film Romantis


Film yang di dalamnya terdapat kisah dan konflik percintaan, antar manusia. Misalnya film Romeo dan Juliet di tahun 1968.


Film Drama Keluarga


Pada umumnya film jenis ini mempunyai kisah yang ringan, wangsit kisah dan konflik pun gampang diselesaikan. Film ini juga cocok ditonton oleh anak kecil.


Film Kolosal


Arti kata kolosal yaitu luar biasa besar. Pada umumnya jenis film ini diproduksi dengan dana yang sangat banyak, melibatkan banyak pemain, mulai dari pemeran utama hingga dengan figuran. Film kolosal hampir selalu bercerita wacana sejarah, atau kisah di zaman kuno yang memberikan adegan perang secara besar-besaran. Contohnya film Gladiator dan The Last Samurai di tahun 2000an.


Film Thriller


Banyak yang mengkategorikan film thriller sebagai film horor, sebab jenis film ini hampir sama dengan film horor ceritanya mendebarkan dan menyeramkan. Bedanya film thriller tidak bercerita wacana hal-hal gaib atau supranatural mirip film horor. Tetapi film ini juga cukup mendebarkan penonton. Biasanya film ini bercerita wacana petualangan hidup seseorang, atau pengalaman jelek yang terkadang berkaitan juga dengan pembunuhan.


Film Fantasi


Tema dan konflik yang terdapat di film ini hampir sama dengan jenis film lainnya. Bedanya yaitu film fantasi mempunyai setting atau latar belakang yang berbeda. Dengan abjad yang unik, yang terperinci tidak ada di dunia nyata. Setting waktu pada film fantasi biasanya di masa kemudian atau bahkan masa depan. Walaupun ada juga yang bersetting sekarang. Contohnya yaitu fil Marry Potter yang sangat populer.


Film Action atau Laga


Sama dengan namanya film ini mengandung banyak agresi yang menegangkan. Ada banyak adegan perkelahian, adegan kejar-kejaran, dan agresi memakai senjata api.


Film Sci-Fi atau Science Fiction


Sci-Fi mengandung tema yang luas, dengan beberapa subgenre yang menjadikan film ini cukup sulit didefinisikan dengan jelas. Sci-Fi itu sendiri merupakan salah satu genre dari kisah fiksi yang mempunyai ciri yang khusus, yaitu elemen imajinasinya saling berkaitan. Serta mempunyai kemungkinan untuk dijelaskan dengan science atau kemajuan teknologi, yang berdasar pada aturan alam yang dituangkan dalam postulat-postulat science.


Film Animasi atau Kartun


Film kartun di dalam sinematografi dikategorikan ke dalam integral film yang mempunyai ciri dan bentuk yang khusus. Pada umumnya film ini merupakan serangkaian gambar yang diambil dari beberapa objek yang bergerak. Gambar objek tersebut akan diproyeksikan ke dalam sebuah layar, kemudian diputar dengan kecepatan tertentu. Kemudian menghasilkan sebuah gambar yang hidup. Film kartun di dalam sinematografi merupakan film yang pada awalnya dibentuk dengan tangan, berupa ilustrasi yang dimana seluruh gambarnya saling berkesinambungan.


Film Pendek


Durasi dari film pendek biasanya di bawah 60 menit, di beberapa negara mirip Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Indonesia film pendek ini biasanya dijadikan laboratorium eksperimen. Atau watu loncatan bagi seseorang dalam memproduksi film dengan kisah yang lebih panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa dari jurusan film. Atau perorangan dan sekelompok orang yang memang menyukai dunia film, dan ingin berlatih menciptakan film yang baik. Ada juga yang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek tersebut. pada umumnya hasil dari film pendek ini dipasok ke televisi atau ke rumah produksi.


Film Panjang


Film panjang yaitu film yang durasinya lebih dari 60 menit, lazimnya akan memakai waktu sekitar 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop tergolong ke dalam film panjang. Bahkan ada film yang berdurasi 120 menit, mirip contohnya Dances With Wolves. Bahkan film yang diproduksi di India berdurasi sekitar 180 menit.


Film Dokumenter


Adalah sebuah film yang menyajikan realita melalui banyak sekali macam cara, yang dibentuk untuk banyak sekali tujuan. Film dokumenter ini tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi beberapa orang dan kelompok tertentu. Intinya film dokumenter ini tetap berpijak kepada hal-hal yang sangat nyata.


Langkah Dalam Membuat Film


Langkah yang harus ditempuh dalam menciptakan film melalui beberapa proses dan tahapan. Agar proses pembuatannya bisa segera selesai. Berikut tahapan pembuatan film beserta penjelasannya :


1. Menganalisa wangsit cerita


Sebelum mulai menciptakan film anda harus menentukan tujuan dari pembuatan film itu sendiri. Saat tujuannya telah ditentukan, maka seluruh detail kisah dan pembuatan film pun akan dibentuk dengan mudah. Jika perlu adakan juga observasi dan pengumpulan data.


Caranya bisa dengan membaca banyak sekali jenis buku, artikel, atau bisa juga dengan bertanya eksklusif pada sumbernya. Ide untuk film sanggup diperoleh dengan cara dan dari banyak sekali sumber mirip contohnya pengalaman pribadi si penulis yang cukup menghebohkan, dari percakapan atau acara sehari-hari yang menarik untuk dijadikan film, dari kisah rakyat atau dongeng, dari biografi orang terkenal atau berjasa, penyesuaian dari kisah novel, cerpen atau komik, atau bisa juga dari kajian musik.


2. Menyiapkan kisah dan skenario


Bila seorang penulis naskah kesulitan dalam menciptakan atau mengarang cerita, maka ia sanggup mengambil dari cerpen, novel atau film yang sudah ada kemudian disesuaikan lagi. Setelah naskah disusun kemudian dilakukan break down naskah. Break down naskah dilakukan untuk mempelajari rincian dari kisah yang akan difilmkan tersebut.


3. Merekrut para pekerja film


Tahap ini dibagi lagi menjadi beberapa potongan mirip :



  • Menyeleksi kru yang berasal dari setiap departemen

  • Menentukan kru dari hasil report produksi

  • Menetapkan komposisi kru yang dilihat dari anggaran

  • Menyusun tim produksi


Tim pekerja film dibagi menjadi 2 macam yaitu :


Tim non artistik :



  • Producer

  • Executive Producer

  • Line Producer

  • Production Manager dan Unit Manager


Tim artistik :



  • Sutradara, Asisten Sutradara dan Pencatat Skrip

  • Penata Kamera, Asisten Kamera dan Still Photo

  • Penata Artistik, Penata Rias dan Busana

  • Penata Lampu

  • Penata Suara da Penata Musik

  • Penata Editing


4. Menyusun Jadwal dan Budgeting


Jadwal mulai disusun secara rinci, mulai dari detailnya, waktunya, siapa saja orang yang dipilih, berapa biaya dan alat apa saja yang diperlukan, dimana saja lokasinya, serta batas waktu pembuatan film tersebut. hal ini termasuk pada pengambilan gambar, scene, dan shot ke berapa saja yang harus diambil, serta kapan dan dimana, kemudian siapa saja artis yang ikut serta. Lokasi akan sangat menentukan acara pengambilan gambar. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam alokasi biaya :



  • Menggandakan naskah skenarion film untuk para kru dan para pemain.

  • Menyediakan kaset video.

  • Menyediakan CD blank dengan jumlah yang diinginkan.

  • Menyediakan property, kostum dan juga make up.

  • Menyiapkan gaji para pemain an konsumsi.

  • Untuk fasilitas dan transportasi.

  • Menyewa alat-alat yang tidak tersedia.


5. Hunting lokasi


Memilih dan mencari lokasi yang akan dijadikan setting untuk pengambilan gambar dan yang sesuai dengan naskah. Untuk pengambilan gambar yang dilakukan di tempat-tempat umum, biasanya membutuhkan surat izin khusus. Karena akan sangat mengganggu jalannya shooting ketika di pertengahan pengambilan gambar, seluruh kru dan tim harus diusir sebab tidak mempunyai izin shooting.


Di dalam hunting lokasi ini harus diperhatikan kembali beberapa resiko yang mungkin terjadi. Seperti contohnya fasilitas dan transportasi yang terbatas, keamanan dikala shooting berlangsung, sumber listrik yang dibutuhkan selama shooting, dan lain sebagainya. Jika biaya produksi yang dimiliki kecil, maka sebaiknya tidak perlu daerah yang jauh yang membutuhkan biaya yang banyak.


6. Menyiapkan kostum serta property


Tahap ini yaitu tahapan dimana tim mencari dan menentukan pakaian yang nantinya akan dikenakan oleh para tokoh dalam cerita. Pemilihan kostum bisa diperoleh dari desainer khusus, atau cukup dengan membeli atau menyewa saja dan disesuaikan dengan jalan cerita. Kelengkapan produksi ini akan menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.


7. Menyiapkan banyak sekali macam peralatan


Untuk menerima hasil film atau video yang baik, maka dibutuhkan peralatan yang lengkap dan juga berkualitas. Peralatan tersebut antara lain yaitu :



  • Clipboard.

  • Proyektor.

  • Lampu.

  • Kabel Roll.

  • TV Monitor.

  • Kamera video S-VHS atau Handycam.

  • Pita/Tape.

  • Mikrophone clip-on wireless.

  • Tripod Kamera.

  • Tripod Lampu.


8. Casting pemain


Dengan menentukan dan mencari pemain yang akan memerangkan tokoh di dalam kisah sebuah film. Bisa dengan menentukan secara langsung, atau bisa dengan dicasting terlebih dahulu. Casting ini pada umumnya cukup diberitahukan pada rekan-rekan saja. Pemilihan pemain dilihat dari segi kemampuan dan budget yang dimiliki.


9. Tahap produksi


Masuk ke tahap produksi, menjadi proses yang paling menentukan setiap keberhasilan sebuah karya film yang dihasilkan. Proses ini disebut dengan shooting, yang dipimpin oleh sutradara yaitu orang yang paling bertanggung jawab pada proses ini. Kemudian orang yang ikut di dalam proses ini antara lain yaitu kameramen, yang mengatur pencahayaan, warna dan juga merekam gambar. Lalu ada juga artistik yang akan mengatur set, make up, wardrobe, dan sebagainya. Lalu soundman yang tugasnya yaitu merekam suara.


Tahapan ini merupakan tahap dimana seluruh tim dan kru bekerja. Bagi sutradara, produser dan line produser sangat dituntut kehandalannya dalam mengatasi kru pada tahap ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi yaitu :


Manajemen lapangan :



  • Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan, keselamatan )

  • Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up dll )

  • Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat )

  • Crew koordinasi ( koordinasi para kru )


Attitude dalam bekerja juga merupakan hal yang penting. Selain itu kesabaran, pengertian dan kerjasama juga merupakan attitude yang dibutuhkan dalam meraih kesuksesan. Berdoa sebelum mulai bekerja dan briefing, yaitu hal yang baik untuk menyatukan semangat. Dilengkapi dengan visi dan misi yang diinginkan. Sebaiknya tidak terbawa emosi ketika shooting sedang berlangsung. Apalagi semua tim bekerja dengan waktu yang terbatas.


10. Shooting


Tahap ini merupakan tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP atau kameramen, dan juga kru sangat menentukan. Kualitas gambar merupakan hal yang ingin dicapai dalam pembuatan film. Maka penguasaan kamera dan lighting yaitu hal yang sangat penting. Untuk sanggup mencapai hasil yang maksimal dengan alat yang digunakan, ada beberapa hal yang harus anda ketahui dari shooting. Diantaranya yaitu :


11. Shooting outdoor


Shooting ini biasanya menekan lebih banyak budget, pelaksanaanya pun harus dilakukan dengan hati-hati. Karena keberhasilan shooting outdoor bergantung pada cuaca dikala shooting berlangsung. Hal-hal yang harus dipersiapkan dikala shooting outdoor yaitu :



  • cahaya matahari ( hard, soft )

  • reflector ( silver, gold )

  • hujan buatan

  • camera setting ( irish, speed, white balance, focus)

  • crowd control ( working with ekstras )


12. Shooting indoor


Untuk shooting indoor situasinya akan lebih terkontrol, tetapi peralatan yang dipakai harus lebih lengkap. Seperti contohnya :



  • penggunaan lighting sederhana

  • penggunaan filter

  • make up

  • pemilihan back ground

  • monitor


13. Visual efek


Ada beberapa trik yang sanggup dilakukan untuk menciptakan video menjadi terlihat lebih menarik, caranya dengan :



  • reserve motion

  • fast motion ( normal lipsync )

  • slow motion (normal lipsync )

  • crhoma key ( blue screen )


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi yaitu :



  • makan/ logistik

  • sewa peralatan

  • film

  • transportasi

  • akomodasi

  • telekomunikasi

  • dokumentasi

  • medis


14. Tata setting


Set contruction yaitu bangunan latar belakang yang dilakukan untuk keperluan dalam mengambil gambar. Setting tidak harus selalu berbentuk bangunan dekorasi, tetapi lebih menekankan pada bagaimana menciptakan suasana ruang yang mendukung dan mempertegas latar suatu peristiwa. Sehingga akan mengantarkan alur kisah yang menarik.


15. Tata suara


Untuk menghasilkan bunyi yang baik dan jernih, maka dibutuhkan jenis mikrofon yang sempurna dan bagus. Misalnya jenis mikrofon yang gampang dibawa, peka terhadap setiap sumber suara, dan bisa meredam noise atau gangguan bunyi di dalam dan di luar ruangan.


16. Tata cahaya


Penataan cahaya di dalam produksi film sangat menentukan bagus atau tidaknya kualitas di dalam teknik film itu sendiri. Misalnya topografi yang diibaratkan melukis dengan memakai cahaya. Karena bila tak ada cahaya sedikit pun maka kamera pun tidak akan bisa merekam objek.


Penataan cahaya dengan memakai kamera video biasanya cukup memerhatikan perbandingan hilight dan shade. Agar tidak terlalu tinggi. Contohnya kalau pengambilan gambar dilakukan dengan latar yang lebih terang dibanding dengan aktris yang sedang melaksanakan akting. Sehingga anda bisa memakai reflector untuk menambah cahaya.


Reflektor ini bisa dibentuk sendiri dengan memakai styrefoam atau aluminium foil, yang kemudian ditempelkan pada karton yang tebal atau bisa juga triplek. Ukurannya sanggup disesuaikan dengan kebutuhan dikala shooting.


Harus diperhatikan juga karakteristik di dalam tata cahaya yang berafiliasi dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai dengan buku petunjuk yang ada pada kamera minimal lighting yang disarankan. Bila sudah melebihi batas atau dipaksakan, maka gambar akan terlihat pecah dan akan tampak titik-titik yang menunjukan cahaya under.


Hal lainnya yang harus diperhatikan yaitu standar dari warna pencahayaan film, yang dibentuk dengan sentuhan white balance. Disebut white balance sebab untuk mencari standar warna putih yang ada di dalam, ataupun di luar ruangan. Karena warna putih mengandung unsur dari seluruh warna cahaya yang ada.


17. Tata kostum


Pakaian yang dikenakan oleh pemain harus disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambarnya pun bisa dilakukan tanpa sesuai dengan nomor urut adegan. Sehingga bisa loncat dari scene yang satu ke scene yang lainnya. Hal itu dilakukan untuk memudahkan jalan shooting, dengan mengambil seluruh adegan yang sama yang terjadi di lokasi yang sama. Sehingga harus dilakukan identifikasi pada kostum seluruh pemain. Tatanan rambut, hiasan, kostum dan aksesoris yang dikenakan, bisa dilihat di hasil foto untuk adegan selanjutnya.


18. Tata rias


Tata rias yang ada di produksi film berpatokan pada skenario yang telah dibuat. Tidak hanya pada wajah saja tetapi juga pada seluruh anggota badan. Bukan hanya untuk menciptakan para pemain terlihat manis atau tampan saja, tetapi juga untuk menekankan abjad dari tokoh yang dimainkan. Sehingga unsur manipulasi akan sangat ditonjolkan pada teknik tata rias. Dan disesuaikan juga dengan imbas dikala pengambilan gambar di kamera. Apakah tokoh itu dibentuk lebih tua, lebih muda, tampak sakit, atau terlihat jahat.


Tahapan Yang Dilakukan Setelah Tahap Produksi


1. Proses editing


Proses ini yaitu perjuangan dalam merapikan dan menciptakan suatu tayangan film menjadi lebih berguna, dan lebih yummy ditonton. Pada kegiatan ini seorang editor akan merekonttruksikan potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.


Berikut beberapa kiprah yang dilakukan oleh editor :



  • Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.

  • Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.

  • Menyiapkan materi gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan imbas suara.

  • Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.

  • Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan bunyi yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.


2. Review hasil editing


Setelah film tamat dibentuk atau diproduksi maka kegiatan berikutnya yaitu memutar film tersebut secara internal. Alat yang dipakai untuk memutar film ini bermacam-macam, bisa dengan memakai VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan memakai LCD (Light Computer Display). Pemutaran secara internal ini berfungsi untuk mereview hasil dari film itu sendiri.


Sehingga kalau terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario tersebut, maka akan diperbaiki dengan segera. Kegiatan review ini akan sangat membantu keberhasilan suatu film.


Demikira klarifikasi pengertian film secara lengkap, semoga sanggup menambah wawasan dan bermanfaat.


Baca Juga :




Sumber aciknadzirah.blogspot.com