√ Mengenal Tanda, Tanda-Tanda Serta Pengendalian Virus Kerdil Rumput Pada Tanaman Padi
Kabartani.com – Penyakit Kerdil rumput ialah Penyakit pada tumbuhan padi yang disebabkan oleh virus (rice grassy stunt virus/RGSV) yang ditularkan secara eksklusif oleh hama wereng batang coklat, virus ini berbentuk menyerupai benang lentur, dengan diameter 6 – 20 nm dan panjangnya sekitar 900- 1350 nm.
Tanaman yang terinfeksi tinggi penyakit kerdil rumput ini akan mengalami kerdil pada pecahan tanamam dengan anakan yang berlebihan, sehingga tampak terlihat menyerupai flora rumput.
Daun pada tumbuhan padi yang terjangkit virus ini akan menjadi sempit, tumbuhan akan pendek, kaku, daun berwarna hijau kekuningan dan penuh dengan bercak coklat pada permukaan daun menyerupai karat.
Stadia pertumbuhan tumbuhan yang paling rentan terkena serangan virus Kerdil rumput idmi ialah pada ketika tumbuhan masih umur muda yakni kisaran umur 2-3 ahad sesudah tanam hingga pada fase primordia sekitar umur 40-50 hst.
Virus kerdil rumput ini ditularkan oleh wereng batang coklat yang remaja dan akan masih sanggup ditularkan walaupun sesudah serangga tersebut ganti kulit (transtadial), biasanya serangga yang sudah terinfeksi virus ini akan selamanya menularkan hingga pada masa hidupnya.
tetapi serangga yang terinfeksi tersebut tidak sanggup ditularkan melalui telurnya (tidak transovarial). Lama hidup hama wereng coklat yang terinfeksi virus kerdil rumput ini lebih pendek jikalau dibandingkan dengan WBC yang bebas dari virus kerdil rumput.
Rata-rata umur wereng yang terinfeksi sekitar 16,1 hari, sedangkan rata-rata umur wereng coklat yang tidak mengandung virus sekitar 20,4 hari.
PENGENDALIAN
Pengendalian penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa dilakukan dengan pengintegrasian beberapa cara pengendalian dalam satu sistem terutama ditujukan untuk mengendalikan vektor, yaitu dengan cara penanaman varietas tahan, penghilangan suber virus, cara bercocok tanam, pengendalian biologi, penyemprotan pestisida menurut hasil pengamatan.
Penanaman Varietas Tahan; Agar tidak terjadi serangan maka di wilayah endemis wereng cokelat, pada animo hujan harus memakai varietas yang tahan sesuai dengan biotipe yang berkembang di satu lokasi. Varietas yang tahan wereng coklat ialah Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW)-1 dan 2.
VUTW-1 merupakan varietas yang tahan terhadap wereng cokelat biotipe 1, yaitu PB26, PB28, PB30, PB34, Asahan, Citarum, dan Brantas sedangkan VUTW-2 yang tahan terhadap wereng cokelat biotipe 2 yaitu PB32, PB36, PB38, PB42, Cisadane, Cimandiri dan Ayung. Selain itu PB56 dan Kelara ialah varietas yang tahan wereng cokelat biotipe Sumatera Utara.
Menghilangkan Sumber Infeksi
Untuk mengurangi penyebaran penyakit kerdil rumput maupun kerdil hampa dengan cara mencabut dan membenamkan tumbuhan yang terinfeksi, sisa-sisa tanaman, dan ratun. Selain itu juga sanggup dilakukan dengan cara sanitasi secara selektif terhadap tumbuhan yang diduga sanggup berfungsi sebagai inang virus atau wereng cokelat.
Cara bercocok Tanam
Pengendalian penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput yang perlu dilakukan dalam bercocok tanam padi ialah dengan melaksanakan pergiliran tumbuhan (padi dengan palawija), pengaturan air irigasi, dan pemupukan berimbang.
Pergiliran tumbuhan dengan palawija sanggup memutus daur hidup wereng cokelat dan wereng hijau, lantaran ke dua hama tersebut hanya berkembang dengan baik pada tumbuhan padi. Tanaman palawija merupakan kawasan berlindung musuh alami hama wereng yaitu laba-laba.
Pengaturan air irigasi cukup penting lantaran kondisi pengairan mensugesti kelembaban di bawah kanopi. Nimfa wereng cokelat tidak sanggup berkembang dengan baik pada kelembaban di bawah kanopi kurang dari 60% (Isichaikul et al.,1994).
Pengeringan sawah sanggup meningkatkan janjkematian nimfa wereng cokelat. Pemberian pupuk urea yang berlebihan menjadikan tumbuhan sangat baik untuk perkembangan wereng cokelat.
Pengendalian dengan cara Biologi
Pengendalian secara biologi dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami wereng cokelat. Jenis predator yang dihandalkan untuk mengendalikan wereng ialah dari jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Cyrtorhinus Microvelia).
Laba-laba sulit dibiakkan secara massal lantaran sifatnya yang kanibal. Sedangkan predator dari jenis kepik sanggup diperbanyak dengan cara yang lebih gampang dibandingkan dengan jenis laba-laba, sehingga sanggup dilepas dengan teknik inundasi.
Pestisida
Insektisida yang manjur mengendalikan hama wereng cokelat dan wereng punggung putih diantaranya ialah fipronil dan imidakloprid. Jenis insektisida buprofezin sanggup dipakai untuk pengendalian wereng cokelat populasi generasi 1 atau 2, sedangkan fipronil dan imidakloprid untuk wereng cokelat generasi 1, 2, 3 dan 4.
Bahan kimia nabati yang sanggup membunuh wereng cokelat ialah dari ekstrak tumbuhan nimba. Penggunaan pestisida nabati tidak sanggup disamakan dengan insektisida an-organik. Penggunaan pestisida nabati dianjurkan mulai dari ketika populasi wereng cokelat masih di bawah ambang kendala.
Sumber https://kabartani.com