√ Mencegah Dan Mengobati Penyakit Ngorok Pada Sapi Dan Kambing
Kabartani.com – Penyakit ngorok atau Septicemia apizootica (SE) bersifat akut, tingkat janjkematian ternak sangat tinggi (mencapai 90%) terutama pada binatang yang telah memperlihatkan tanda-tanda klinis. SE merupakan penyakit menular, ternak yang diserangnya yaitu sapi, kerbau, juga menyerang ternak kambing, domba dan kuda.
Penyebab SE yaitu sejenis basil yang disebut Pasteurella multocida. Penularannya dari satu ternak ke ternak yang lain melalui kontak langsung, makanan, minuman, dan alat-alat yang terkotori basil Pasteurella multocida.
Gejala Penyakit SE
Pada SE dikenal tiga bentuk, yaitu bentuk busung, pektoral dan intestinal. Pada bentuk busung ditemukan adanya busung pada kepala, tenggorokan, leher pecahan bawah, gelambir dan kadang kala pada kaki muka.
Tidak jarang pula dubur dan alat kelamin juga mengalami busung. Derajat janjkematian bentuk ini tinggi, hingga 90% dan berlangsung cepat, hanya 3 hari, kadang kala hingga 1 minggu. Sebelum mati, terutama pada kerbau gangguan pernafasan akan nampak sebagai sesak nafas (dyspnoe) dan bunyi ngorok, merintih dengan gigi gemeretak.
Pada bentuk pektoral, tanda-tanda bronchopneumonia lebih menonjol, yang dimulai dengan batuk kering dan nyeri, yang kemudian diikuti dengan keluarnya ingus hidung, pernafasan cepat dan susah. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung lebih lama, yaitu antara 1 – 3 minggu.
Kadang-kadang penyakit sanggup berjalan kronis, ternak menjadi kurus dan sering batuk, nafsu makan terganggu, mata sayu disertai terus menerus mengeluarkan air mata. Suhu tidak berubah, tetapi terjadi mencret degil (sulit disembuhkan) yang bercampur darah.
Pencegahan Penyakit Ngorok
- Segera laporkan kepada petugas peternakan jikalau dijumpai ternak yang meperlihatkan gejala-gejala SE.
- Segera dipisahkan ternak sakit atau yang diduga terjangkit SE dari binatang ternak lainnya.
- Lakukan vaksinasi SE secara teratur setiap tahun,
- Ternak yang diduga sakit, disuntik dengan antibiotik pada takaran pencegahan.
- Kandang ternak yang sakit atau yang diduga sakit disanitasi dengan benar.
- Pengawasan ketat terhadap keluar masuk ternak, Ternak yang gres satang harus dikarantina sebelum disebarkan kepada masyarakat.
Perhatian: Ternak yang mati akhir SE segera dikubur atau dibakar, jangan dihanyutkan ke sungai alasannya akan mengakibat persoalan lingkungan, dan akan menular pada ternak lain.
Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit SE sanggup dilakukan sebagai berikut:
Seroterapi dengan serum kebal homolog dengan takaran 100 – 150 ml untuk ternak besar dan 50 – 100 untuk ternak kecil. Antiserum homolog diberikan secara IV atau SC. Sedangkan antiserum heterolog diberikan secara SC. Penyuntikan dengan antiserum ini memperlihatkan kekebalan selama 2 hingga 3 ahad dan hanya baik jikalau dilakukan pada stadium awal penyakit. Sebaiknya dukungan seroterapi dikombinasikan dengan dukungan antibiotika atau kemoterapetika.
Seandainya antiserum tidak tersedia, pengobatan sanggup dicoba dengan preparat antibiotika, kemoterapetika atau adonan kedua preparat tersebut. Atau sanggup memakai Sulphadimidine (suphamezathine) sebanyak 1 gram tiap 15 lb bw.
Simak juga :
- Cara Memperpendek Jarak Beranak (Calving Interval) Sapi
- Cara Mencegah Dan Mengobati Penyakit Gudik Pada Budidaya Ternak Kambing
- Mengatasi Cacingan Pada Kambing Ternak
Oleh : Ahmad Yusril, BPTP Jambi (2001)
Sumber https://kabartani.com