Ilustrasi wacana "neo-imperialisme" oleh Linas Garsys / The Washington Times
Cina, Rusia dan Iran yaitu negara yang sangat berbeda di belahan dunia yang berbeda tetapi mereka mempunyai 3 kesamaan yang signifikan yaitu semuanya yaitu kekaisaran besar. Semua kini diperintah oleh orang-orang yang bercita-cita untuk membangun kerajaan besar lagi. Semua menganggap AS sebagai tentangan dan musuh mereka.Al Qaeda dan Negara Islam juga bermimpi kerajaan yang akan menggantikan Kekaisaran Ottoman yang runtuh pada 1922 dan kekhalifahan afiliasinya yang dihapuskan 2 tahun kemudian.Penting untuk dicatat bahwa penguasa Iran tidak berusaha membangun kerajaan Persia atau Iran.
Seperti al Qaeda dan Negara Islam tapi mereka berniat untuk menghidupkan kembali kerajaan khusus Islam meskipun didominasi oleh Syiah daripada Muslim Sunni.Ayatollah Ruhollah Khomeini yang memimpin Revolusi Islam Iran 40 tahun yang kemudian cukup terperinci dalam hal ini. "Patriotisme yaitu paganisme," katanya. Perhatikan bahwa forum paling kuat yang ia ciptakan yaitu Korps Pengawal Revolusi Islam bukan ibarat yang kadang kala Anda dengar disebut Korps Pengawal Revolusi "Iran".Imperialisme Islam, apakah Sunni atau Syiah yaitu universalis yang semua negara yang ditaklukkan harus merangkul satu teologi tunggal. Hal yang sama berlaku untuk imperialisme Soviet yaitu semua negeri yang dikuasai Moskow dibutuhkan merangkul ideologi komunis.Sebaliknya, Vladimir Putin hanya bercita-cita untuk menjadikan Rusia negara adidaya lagi. Dia telah merebut wilayah dari tetangga Ukraina dan Georgia, mendirikan pangkalan militer di Mediterania dan dalam prosesnya memfasilitasi pembantaian setengah juta warga Suriah dan perpindahan jutaan lainnya.Presiden Cina Xi Jinping membayangkan sebuah "peremajaan besar." Dia berinvestasi dalam militer yang akan bisa memproyeksikan kekuatan tidak hanya di Asia tetapi jauh di luar. Rezim setiap tahun mencuri ratusan miliar dolar kekayaan intelektual dari pemerintah abnormal dan perusahaan swasta. Dan itu memakai otot ekonominya melalui Belt dan Road Initiative untuk menciptakan negara-negara kecil di seluruh dunia bergantung dan dalam banyak kasus lebih miskin.
Tuan Xi akan mendukung otokrat yang membatukkan sumber daya alam yang ia butuhkan dan melaksanakan apa yang diperintahkan.Pada 1 tingkat, semua ini seharusnya tidak mengejutkan kita. Kerajaan telah meningkat, bersaing, menaklukkan, mengeksploitasi, bentrok dan jatuh sepanjang sejarah. Tetapi sejarah itu seharusnya berakhir sesudah Perang Dunia II saat koloni-koloni Eropa mencapai kemerdekaan dan AS dan sekutunya berusaha membangun tatanan dunia gres yaitu negara-negara merdeka yang tidak hanya akan hidup berdampingan secara hening tetapi juga akan bergabung dengan "komunitas internasional. "Semua akan mematuhi aturan internasional dan menghormati" norma-norma internasional. "PBB harus menjadi sentra upaya ini. Kegagalan itu bagi saya sepertinya tidak sanggup disangkal.
Seperti dicatat di atas Cina, Rusia dan Republik Islam Iran bersama dengan banyak sekali kelompok jihadis non-negara melihat AS sebagai penghalang terbesar bagi ambisi mereka. Oleh alasannya yaitu itu demi kepentingan bersama mereka untuk mengurangi kekuatan dan dampak AS dan mendorong orang AS keluar dari wilayah yang ingin mereka dominasi dalam waktu dekat.Uni Eropa ambivalen wacana AS yang lebih dari sebelumnya di Zaman Trump. Pejabatnya telah bekerja keras, kalau tidak berhasil untuk merongrong hukuman AS yang dirancang untuk menekan Teheran biar mengubah sikap yang paling jahat.Orang Eropa Barat juga tidak berbuat banyak untuk menahan Tuan Putin. Meskipun AS sangat tidak setuju, Kanselir Angela Merkel mendukung Nord Stream 2, sebuah proyek pipa gas alam yang akan meningkatkan ketergantungan Jerman pada Rusia. Pada 28 Januari, Asosiasi Fulbright yang bermarkas di Washington akan menghadiahkan kepadanya "Hadiah untuk Pemahaman Internasional". Luar biasa bukan?
Presiden Obama tidak melihat gambar yang saya lukis. Dia berusaha untuk "mengatur ulang" hubungan dengan Moskow dan menenangkan Teheran. Dia mengabaikan Cina beberapa pelanggaran. Dia menyatakan kemenangan atas Al Qaeda. Dia menuntut sedikit dari Uni Eropa.Sebaliknya Presiden Trump sepertinya mengakui bahaya yang ditimbulkan oleh revisionis, rejim nakal dan rezim jahat dan beliau telah mengambil garis yang lebih keras wacana pembagian beban Uni Eropa. Namun misi keamanan nasional yang paling konsekuensial masih jauh dari penyelesaian.Sementara itu suara-suara kuat di kiri dan kanan yaitu konseling penghematan, menyuruhnya untuk mengakhiri "perang tanpa akhir," untuk "menyatakan kemenangan" di medan perang di mana kemenangan belum tercapai dan untuk mencurahkan energinya untuk "membangun bangsa di rumah".
Bagaimana kita tidak berpikir sebelum 11/9 memang sebelum Perang Dunia II kaum neo-imperialis bertekad membentuk tatanan dunia gres yang akan otoriter, tidak bebas, dan tanpa permusuhan memusuhi kepentingan AS. Menghancurkan ambisi mereka tidak akan mudah. Tapi alternatifnya, memberi mereka kebebasan akan sangat gegabah. Sumber http://teknosentrik.com