√ Kepribadian : Pengertian, Unsur, Tipe, Pembentukan
Konten [Tampil]
A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Istilah kepribadian sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu personality yang berasal dari kata “persona” yang berarti topeng atau kedok. Dalam peradaban Romawi, “persona” berarti bagaimana ketika seseorang tampak di hadapan orang lain.
Kepribadian merupakan sikap pengaturan sikap-sikap pada seseorang untuk berbuat, berpikir, dan mencicipi ketika ia berafiliasi dengan orang lain. Kepribadian juga meliputi sikap-sikap ketika ia menghadapi suatu keadaan. Konsep wacana kepribadian merupakan suatu konsep yang sangat luas, oleh alasannya yaitu itu akan tidak mungkin apabila merumuskan definisi kepribadian secara keseluruhan.
Kepribadian merupakan sifat hakiki yang yang tercermin dari cara ia bersikap dan berbuat serta berpikir untuk menjalani kehidupan di dalam masyarakat. Kepribadian seseorang umumnya telah dibawa semenjak ia lahir. Akan tetapi, kepribadian juga bisa terbentuk dari banyak sekali faktor, ibarat lingkungan, keluarga, dan lain sebagainya.
Kepribadian juga merupakan suatu pengeloalaan (organisasi) daripada factor-faktor biologis, psikologis, dan juga sosiologis yang mempunyai unsur naluri, pengetahuan, dan perasaan. Hal-hal inilah yang mendasari sikap masing-masing individu.
Berikut ini ialah beberapa definisi kepribadian berdasarkan para ahli, yaitu :
- Menurut Gordon W. Allport, kepribadian yaitu suatu organisasi yang dinamis (tidak tetap) dari sistem psiko-fisik seseorang yang memilih tingkah lakunya dan pemikirannya
- Menurut Agus Sujanto, kepribadian ialah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari seseorang, sehingga hal tersebut terlihat dari tingkah lakunya yang unik
- Kartini Kartono dan Dali Gulo, kepribadian merupakan sifat dan tingkah laris seseorang yang khas yang sanggup membedakan ia dengan orang lain. Kepribadian merupakan penggabungan dari struktur-struktur, teladan tingkah laku, minat, pendirian, kemampuan, dan potensi yang dimiliki oleh seseorang dan hal itu diketahui oleh orang lain.
- Menurut Allport, kepribadian merupakan kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, perasaan, motif, dan juga keadaan sosial yang bersifat psikologis (kejiwaan).
B. UNSUR – UNSUR KEPRIBADIAN
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hal fundamental yang dimiliki oleh seseorang di dalam pikirannya. Pengetahuan ini sanggup berupa fantasi, pemahaman, dan konsep lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai banyak sekali macam hal yang berbeda dengan lingkungan individu tersebut. Pengetahuan didapatkan insan dari pengalaman hidupnya.
2. Perasaan
Perasaan berasal dari pengetahuan seseorang, yang akan memilih sikap baik itu kasatmata maupun negatif. Perasaan yaitu suatu keadaan alamiah yang telah dimiliki oleh seseorang semenjak lahir. Seseorang dalam berbuat sesuatu juga akan selalu menggunakan perasaannya sebagai manusia.
3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri atau juga disebut dorongan hati ialah kecendrungan sikap seseorang yang akan diambil dalammenanggapi suatu keadaan dengan teladan yang telah ia tetapkan. Dorongan hati terbagi kedalam 7 hal, yaitu :
- Dorongan bergaul
- Dorongan menggandakan sikap sesama
- Dorongan secual
- Dorongan untuk berusaha mencari makan
- Dorongan berbakti
- Dorongan untuk selalu mempertahankan hidup
- Dorongan akan keindahan bentuk, suara, warna, dan gerak
4. Tipologi Kepribadian
Tipologi kepribadian seseorang sanggup digolongkan ke dalam salah satu dari ke enam tipologi berikut, yaitu :
- Realistis, tipe kepribadian ini ada pada seseorang yang mennyukai acara fisik yang menuntut keterampilan, koordinasi, serta kekuatan sebagai dasarnya. Orang dengan tipe ini akan berpikir dan berbuat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
- Investigatif, orang dengan tipologi kepribadian investigative cenderung akan terus mencari cara untuk melaksanakan suatu kegiatan. Kegiatan yang ia sukai biasanya meliputi pemikiran, pengorganisasian, dan pemahaman.
- Sosial, orang dengan tipologi ini cenderung lebih menyukai acara yang berafiliasi dengan sosial kemasyarakatan.
- Konvensional, seseorang dengan tipe ini akan lebih menyukai acara yang mempunyai hukum yang terperinci dan bersifat mengikat
- Enterfising, tipologi ini biasanya dimiliki oleh orang yang menyukai acara yang sanggup mensugesti orang lain
- Artistik, sering terdapat pada seseorang yang menyukai acara dalam waktu yang sama dan merupakan pribadi yang kreatif dan ekspresif. Orang ini juga mempunyai huruf yang imajinatif, tidak teratur, idealis, emosional, dan tidak praktis.
C. FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
1. Warisan Biologis (genetik)
Kepribadian seseorang telah ada semenjak ia lahir. Kepribadian itu merupakan sifat yang diturunkan oleh kedua orang tuanya dalam bentuk gen. hal inilah yang sanggup menjelaskan mengapa seorang anak mempunyai sifat yang ibarat sekali dengan ayah atau ibunya.
Namun, warisan sifat dari kedua orang bau tanah tersebut tidak semuanya berasal dari orang tua. Di dalam diri seseorang juga telah tertanam bentuk kepribadiannya sendiri. Tidak ada orang yang mempunyai kerpibadian yang sama di dunia ini, walaupun anak tersebut merupakan kembar identik sekalipun.
2. Warisan Lingkungan
Setiap bentuk kepribadian juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia tinggal. Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam di daerahnya akan menjadikan setiap orang beradaptasi terhadap alam. Jadi, dengan sendirinya orang tersebut telah membentuk bentuk kepribadiannya.
3. Warisan Sosial atau Kebudayaan
Manusia akan selalu berusaha untuk mengubah atau merekayasa bentuk alam biar sesuai dengan kebudayaannya. Hal tersebut ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebudayaan juga akan kuat terhadap bentuk kepribadian seseorang. Contohnya ibarat kepribadian orang suku Batak yang populer dengan pribadi yang keras, berbeda halnya dengan suku Madura yang berperawakan lemah lembut.
4. Pengalaman Kelompok
Manusia merupakan makhluk sosial, artinya seseorang niscaya akan melaksanakan korelasi dengan orang lain. Seseorang dengan orang lainnya yang mempunyai visi dan misi yang sama usang kelamaan akan membentuk sebuah kelompok. Setiap kelompok tersebut akan mewariskan pengalaman khasnya yang tidak diberikan oleh kelompok yang lain. Oleh alasannya yaitu itu, kepribadian seseorang dalam kelompok tertentu cenderung berbeda dengan kelompok yang lainnya.
5. Pengalaman Unik
Setiap individu niscaya mempunyai pengalaman hidup yang berbeda dengan orang lain. Pengalaman tidaklah sekedar bertambah, akan tetapi ia akan menyatu ke dalam kepribadian seseorang. Pengalaman seseorang akan memberi warna tertentu dalam kepribadian orang tersebut.
D. DASAR – DASAR KEPRIBADIAN
1. Sifat Dasar
Sifat dasar ialah keseluruhan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang diwariskan dari ayah atau ibunya.
2. Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal ialah lingkungan ketika seseorang masih berada di dalam kandungan ibunya. Lingkungan ini secara tidak pribadi memperlihatkan imbas secara tidak pribadi dalam pembentukan kepribadian. Banyak penelitian yang mengungkapkan sebetulnya seorang ibu yang pada ketika mengandung bayi mempunyai tekanan psikis tertentu, biasanya kepribadian anaknya juga akan mengalami gangguan.
3. Perbedaan Individual
Setiap orang mempunyai perbedaan sifat dan karekteristik antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini menjadi salah satu factor yang mensugesti proses sosialisasi semenjak lahir. Setiap anak akan selalu terlahir sebagai individu yang unik, dan akan berbeda dengan individu yang lain.
4. Lingkungan
Seperti yang telah disebutkan di atas, lingkungan sangat kuat dalam membentuk sifat darar kepribadian seseorang. Lingkungan tersebut meliputi seluruh kondisi di sekeliling individu, baik itu keluarga, teman, rekan kantor, dan lain sebagainya.
5. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan-dorongan tertentu yang tiba baik dari dalam maupun dari luar. Dorongan tersebut akan mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian seorang individu.
E. TIPE – TIPE KEPRIBADIAN
Terdapat tiga tipe kepribadian yang telah dijelaskan oleh para hebat sosiologi, yaitu :
1. Kepribadian Normatif
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, dimana kepribadian seseorang akan selalu menyesuaikan dengan norma-norma atau nilai yang berlaku di dalam masyarakat di lingkungan tempat ia tinggal.
2. Kepribadian Otoriter
Tipe kepribadian yang satu ini merupakan kepribadian dengan ciri seseorang akan selalu mementingkan kepentingan pribadinya daripada kepentingan orang lain. Kepribadian ini sering terbentuk pada belum dewasa tunggal yang semenjak kecil telah menerima dukungan yang lebih dari kedua orang tuanya.
3. Kepribadian Perbatasan
Kepribadian perbatasan yaitu tipe kepribadian yang sering berubah-ubah, sehingga sering dikatakan bahwa orang dengan kepribadian tipe ini mempunyai kepribadian ganda. Seseorang dikatakan mempunyai kepribadian perbatasan bila ia mempunyai dualism budaya, sehingga ia akan mencoba beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
F. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1. Masa Bayi (infancy)
Pada masa bayi, perilakunya sering didasari oleh dorongan percaya (trust) atau tidak percaya (mistrust). Perilaku ini berlaku bagi orang-orang di sekitar bayi tersebut. Bayi akan mempercayai sepenuhnya orang-orang yang telah dikenalnya, ibarat ayah, ibu, atau kakaknya. Akan tetapi, bayi sering menangis ketika akan dipangku oleh orang-orang yang gres dilihatnya.
2. Masa Kanak-Kanak Awal
Pada masa ini, belum dewasa ditandai dengan sikap ibarat sudah bisa berjalan sendiri atau duduk sendiri, berdiri, berjalan, minum dari botol sendiri tanpa harus ditolong oleh orang tuanya. Akan tetapi, belum dewasa yang berada pada periode ini seringkali masih ragu-ragu dalam berbuat, sehingga harus meminta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa Pra-Sekolah
Pada periode ini, sering kita dapati dimana seorang anak yang telah mempunyai beberapa kecakapan dalam berbuat, sehingga itu akan mendorongnya untuk melaksanakan sesuatu. Namun, seringkali ia juga harus mengalami kegagalan, sehingga ia akan mempunyai perasaan bersalah dan untuk sementara waktu tidak ingin melaksanakan hal yang sama lagi
4. Masa Sekolah
Masa ini merupakan kelanjutan dari masa sebelumnya, dimana seorang anak telah mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, sehingga ia terdorong untuk aktif mempelajari apa saj ayang terjadi di lingkungannya. Tetapi, kadang kala anak itu mengalami hambatan-hambatan, sehingga akan timbul rasa kepribadian rendah diri
5. Masa Remaja
Pada masa ini, seseorang akan cenderung untuk mencari identitasnya sebagai bab daripada masyarakat. Hal ini ia lakukan untuk persiapan menuju kedewasaan. Dorongan memperlihatkan identitas diri ini seringkali berlebihan dan ekstrim, sehingga lingkungannya akan menganggapnya sebagai bentuk penyimpangan sosial.
6. Masa Dewasa Awal
Pada periode ini, seseorang sudah mulai selektif dalam menjalani kehidupan. Jadi, pada tahap ini, akan timbul dorongan untuk membentuk korelasi yang khusus hanya dengan orang-orang khusus yang mempunyai paham yang sama
7. Masa Dewasa
Masa ini merupakan puncak dari pembentukan kepribadian seseorang. Pengetahuan yang luas, kecakapan yang telah dimiliki, akan menkadi perkembangan bagi individu tersebut dalam menjalani kehidupan.
8. Masa Tua
Pada masa ini, seseorang telah mempunyai kesatuan integritas. Pribadi pada masa ini telah menjadi seseorang yang mapan, akan tetapi hal ini digoyahkan oleh umurnya yang sudah mendekati akhir. Dalam situasi ini, seseorang cenderung akan putus asa.
G. TEORI TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1. Teori Tabula Rasa
Teori ini dikemukakan oleh John Locke pada tahun 1690. Ia mengemukakan bahwa seseorang insan yang gres lahir ibarat kerikil tulis yang higienis dan akan menjadi ibarat apa kepribadian seseorang ditentukan oleh pengalaman yang didapatkannya. Jadi, berdasarkan teori ini, seseorang pada ketika lahir mempunyai kecendrungan kepribadian yang sama, hanya saja pada sata ia menjalani hidup, pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan akan membentuk huruf kepribadiannya sendiri. Pengalaman inilah yang akan menciptakan kepribadian orang yang satu dengan orang yang lainnya bebeda-beda.
2. Teori Cermin Diri
Teori ini dikemukakan oleh Charles H. Cooley. Teori ini menganalogikan keadaan ketika kita bercermin, maka gambar yang tampak pada cermin tersebut yaitu citra diri kita yang dilihat oleh orang lain.
Teori ini memperlihatkan pendapat bahwa seseorang hanya bisa berkembang dengan pertolongan orang lain. Setiap orang akan menggambarkan diri tergantung dari orang lain melihatnya ibarat apa. Contohnya ketika orang bau tanah yang selalu menyampaikan anaknya pintar, maka usang kelamaan anaknya akan merasa diri bahwa ia yaitu seorang yang pintar.
3. Teori Diri Anti-Sosial
Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang beropini sebetulnya setiap insan mempunyai tiga bagian, yaitu :
- Id, merupakan sentra nafsu serta dorongan yang bersifat naluriah, tidak sosial, rakus, dan antisosial.
- Ego, merupakan bab yang mempunyai sifat sadar dan rasional yang akan mengatur pengendalian superego atas Id. Ego juga sanggup disebut sebagai pikiran
- Superego, merupakan puncak dari harapan dan nilai sosial yang membentuk hati nurani atau kesadaran sosial
Inti dari teori ini menekankan bahwa kepribadian seseorang harus selalu sanggup beradaptasi dengan lingkungan sosial kemasyarakatan tempat ia tinggal. Lingkungan sosial akan selalu menghambat seseorang untuk mencapai kesenangannya, meliputi agresi, hawa nafsu, dan dorongan lainnya.
4. Teori Ralph dan Colton
Teori ini menjelaskan sebetulnya kebudayaan merupakan suatau keadaan yang senantiasa memperlihatkan imbas terhadap tipe kepribadian seseorang yang tumbuh di dalam lingkungan kebudayaan tersebut. Pengaruh-pengaruh kebudayaan ini akan berbeda antara kebudayaan satu dengan yang lainnya, tetapi semuanya merupakan bab dari pengalaman seseorang dalam mencapai bentuk kepribadian mereka.
5. Teori Subkultural
Teori ini dikemukakan oleh Soejono Soekanto, ia beropini bahwa ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang mensugesti kepribadian, yaitu :
- Kebudayaan khusus Berdasarkan Faktor Kedaerahan
- Cara Hidup di Kota dan di Desa yang Berbeda
- Kebudayaan Khusus Kelas Sosial
- Kebudayaan Khusus Berdasarkan Agama
- Kebudayaan Khsus Berdasarkan Pekerjaan atau Keahlian
Sumber http://www.ilmudasar.com