√ Cara Budidaya Kunyit : Panduan Lengkap Budidaya Flora Kunyit
KABARTANI.com, Cara budidaya Kunyit bersama-sama cukup mudah sekali untuk dilakukan, namun untuk memperoleh hasil yang melimpah tentunya perlu penanganan dan perawatan yang benar. Kunyit merupakan tumbuhan obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh negara tropis.
Tanaman Kunyit sendiri mempunyai beberapa jenis, jenis kunyit yang paling populer dan paling banyak dimanfaatkan diantaranya: Curcuma Domestica Val, C. Domestica Rumph, C. Longa Auct, u C. Longa Linn dan Amomum Curcuma Murs.
Di Indonesia, pusat budidaya kunyit berada di Jawa Tengah, dengan produksinya yang mencapai 12.323 kg/ha. Di Jawa, kunyit biasa digunakan sebagai materi utama pembuatan obat tradisional, materi baku industri jamu dan kosmetik, materi bumbu masak, peternakan dan lain-lain.
Tanaman kunyit bisa tumbuh baik pada kawasan yang mempunyai intensitas cahaya tinggi atau sedang, sehingga tumbuhan ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan. Pertumbuhan terbaik dicapai pada kawasan yang mempunyai curah hujan kisaran 1000-4000 mm/tahun. Bila ditanam di kawasan yang mempunyai curah hujan kurang dari 1000 mm/tahun, maka sistem pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik.
Tanaman Kunyit sanggup dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik yakni pada penanaman awal demam isu hujan. Suhu udara yang optimum bagi tumbuhan ini antara 19-30°C.
Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan umbi kunyit yang melimpah. Jenis tanah yang ideal untuk budidaya kunyit yakni tanah ringan dengan materi organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.
Ketinggian Tempat : Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) hingga dataran tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl.
PEDOMAN BUDIDAYA KUNYIT
1. PEMBIBITAN
Persyaratan Bibit : Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, lantaran lebih gampang tumbuh.
Syarat bibit yang baik :
- Bibit berasal dari tumbuhan yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan hijau, kokoh
- Terhindar dari serangan penyakit
- Cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur kurang lebih 7-12 bulan
- Memiliki bentuk, ukuran, dan warna seragam
- Memiliki kadar air cukup
- Benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup
- Terhindar dari materi abnormal (biji tumbuhan lain, kulit, kerikil).
Penyiapan Bibit : Rimpang materi bibit dipotong biar diperoleh ukuran dan dengan berat yang seragam serta untuk memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dengan bubuk dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dengan larutan fungisida (benlate dan agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang maksimum mempunyai 1-3 mata tunas, dengan berat antara 20-30 gram dan panjang 3-7 cm.
2. TEKNIK PENYEMAIAN BIBIT
Pertumbuhan tunas rimpang kunyit sanggup dirangsang dengan cara : mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1-1,5 bulan, dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28°C).
Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28°C atau merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan yakni larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) dan larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35°C. Jumlah anakan atau berat rimpang sanggup ditingkatkan dengan cara direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.
Pemindahan Bibit Kunyit: Bibit yang telah siap kemudian ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan muncul tunas telah tumbuhan berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah sanggup ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari biar tunas yang telah tumbuh tidak rusak.
Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut dipisahkan dengan hati-hati kemudian letakkan bibit dalam wadah tertentu untuk memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi lahan. Jika jarak antara tempat pembibitan dengan lahan jauh maka bibit perlu dilindungi biar tetap lembab dan segar ketika datang di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah bertunas jangan ditumpuk.
3. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Persiapan Lahan: Lokasi penanaman sanggup berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
Pembukaan Lahan: Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma dan dicangkul secara manual atau memakai alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil dan sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 ahad biar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati lantaran terkena sinar matahari.
Pembentukan Bedengan: Lahan kemudian dibedeng dengan lebar 60-100 cm dan tinggi 25-45 cm dengann jarak antar bedengan 30-50 cm.
Pemupukan (sebelum tanam): untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan.menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk sangkar 2,5-3 kg.
4. PENANAMAN
Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan yakni 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.
Penentuan Pola Tanaman: Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dengan arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dengan 2 pola, yakni penanaman di awal demam isu hujan dengan pemanenan di awal demam isu kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal demam isu hujan dan pemanenan dilakukan dengan dua kali demam isu kemarau (12-18 bulan). Kedua teladan tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal demam isu penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya.
Pembutan Lubang Tanam: Lubang tanam dibentuk di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang yakni 60 x 60 cm.
Cara Penanaman: Teknik penanaman dengan perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi mulsa ternyata besar lengan berkuasa faktual terhadap pertumbuhan dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama besar lengan berkuasa faktual terhadap pembentukan rimpang kunyit.
Periode Tanam: Masa tanam kunyit yaitu pada awal demam isu hujan sama ibarat tumbuhan rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan lantaran tumbuhan muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tumbuhan ini nantinya dipanen muda yaitu 7 – 8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal demam isu hujan.
5. PEMELIHARAAN
Penyulaman: Apabila ada rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar dan sehat.
Penyiangan: Penyiangan dan pembubunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu peresapan air, unsur hara dan mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada dikala tumbuhan berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang biar tumbuh besar dan tanah tetap gembur.
Pembubunan: Seperti halnya tumbuhan rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini dibutuhkan untuk menimbun kembali kawasan perakaran dengan tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat untuk memperlihatkan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembubunan biasanya dilakukan sesudah aktivitas penyiangan, biasanya dilakukan secara rutin setiap 3-4 bulan sekali.
Pemupukan Organik: Penggunaan pupuk sangkar sanggup meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk sangkar sebanyak 45 ton/ha dengan populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha.
Pemupukan Konvensional: Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tumbuhan kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada dikala tumbuhan berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan yakni pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk sangkar dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tumbuhan yang berumur 4 bulan. dengan sumbangan pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha.
Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada dikala tumbuhan berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tumbuhan atau dalam bentuk alur, kemudian ditanam di sela-sela tanaman.
Pengairan dan Penyiraman: Tanaman kunyit termasuk jenis tumbuhan yang tidak tahan air. Oleh alasannya yakni itu drainase dan pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, biar tumbuhan terbebas dari genangan air sehingga rimpang tidak membusuk. Perbaikan drainase baik untuk melancarkan dan mengatur anutan air serta sebagai penyimpan air di dikala demam isu kemarau.
Waktu Penyemprotan Pestisida: Penyemprotan pestisida dilakukan kalau telah timbul tanda-tanda serangan hama penyakit.
Pemulsaan: Sedapat mungkin pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah tumbuhnya gulma. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.
6. HAMA dan PENYAKIT
A. Hama
Ulat penggerek akar (Dichcrosis puntifera)
Gejala: pada pangkal akar dimana tunas daun menjadi layu dan usang kelamaan tunas menjadi kering kemudian membusuk. Pengendalian: tumbuhan disemprot/ditaburkan insektisida furadan G-3.
B. Penyakit
1. Busuk basil rimpang
Gejala: kulit akar tumbuhan menjadi keriput dan mengelupas, kemudian rimpang usang kelamaan membusuk dan keropos.
Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah terlukanya rimpang, penyemprotan fungisida dithane M-45.
2. Karat daun kunyit.
Penyebab: Taphrina macullans Bult dan Colletothrium capisici atau oleh kutu daun yang disebut Panchaetothrips.
Gejala: timbulnya warna coklat (karat) pada helaian daun; bila penyakit ini menyerang tumbuhan dewasa/ daun yang renta maka tidak akan mempengaruhi produksinya sebaliknya kalau menyerang tanaman/daun muda, mengakibatkan tumbuhan tersebut menjadi mati.
Pengendalian: Dilakukan dengan mengurangi kelembaban, Penyemprotan insektisida, ibarat dengan agrotion 2 cc/liter atau dengan fungisida dithane M-45 secara teratur selama seminggu sekali.
3. Gulma
Gulma potensial pada pertanaman kunyit ini yakni gulma kebun yang umum yaitu alang-alang, rumput teki, rumput lulangan, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.
Pengendalian hama/penyakit secara organik :
Dalam pertanian organik tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu semenjak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya yakni sbb:
- Mengusahakan pertumbuhan tumbuhan yang sehat yaitu menentukan hibrida yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari semenjak awal pertanaman
- Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
- Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
- Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
- Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik contohnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tumbuhan yang saling menunjang, serta rotasi tumbuhan pada setiap masa tanamnya untuk tetapkan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.
- Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak mengakibatkan residu toksik baik pada materi tumbuhan yang dipanen ma maupun pada tanah.
Beberapa tumbuhan yang sanggup dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
- Tembakau (Nicotiana tabacum ) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil contohnya Aphids.
- Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang sanggup digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga ibarat lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
- Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
- Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap ibarat wereng dan serangga pengunyah ibarat hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
- Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang sanggup digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
- Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga danpembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.
8. PANEN
Ciri dan Umur Panen: Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, dikala panen yang terbaik yakni pada umur tumbuhan 11-12 bulan, yaitu pada dikala gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan.
Ciri-ciri tumbuhan kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif, ibarat terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang semula hijau berkembang menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).
Cara Panen: Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang menempel kemudian dimasukkan dalam karung biar tidak rusak.
Periode Panen: Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau lantaran pada dikala itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga memudahkan proses pengeringannya.
Perkiraan Hasil Panen: Berat lembap rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen mencapai 0,71 kg. Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.
8. PASCAPANEN
Penyortiran Basah dan Pencucian: Sortasi pada materi segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tumbuhan dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah materi hasil penyortiran kemudian tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, kalau perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi.
Amati air bilasannya, kalau masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pembersihan yang terlalu usang biar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari lantaran dikhawatirkan telah terkotori kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pembersihan selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang biar sisa air cucian yang tertinggal sanggup dipisahkan, sesudah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
Perajangan: Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi materi yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan sanggup dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
Pengeringan: Pengeringan sanggup dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 – 5 hari, atau sesudah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali biar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam panggangan dilakukan pada suhu 50 o C – 60 o C. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray panggangan dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan
Penyortiran Kering: Selanjutnya lakukan sortasi kering pada materi yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda abnormal ibarat kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini
(untuk menghitung rendemennya).
Pengemasan: Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang higienis dan kedap udara (belum pernah digunakan sebelumnya). Berikan label yang terang pada wadah tersebut, yang.menjelaskan nama bahan, serpihan dari tumbuhan materi itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat higienis dan metode penyimpanannya.
Penyimpanan: Kondisi gudang harus dijaga biar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30 o C dan gudang harus mempunyai ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi materi lain yang menurunkan kualitas materi yang bersangkutan, mempunyai penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta higienis dan terbebas dari hama gudang.
Baca Juga:
Panduan Lengkap Menanam Jagung Menggunakan Metode Tanpa Olah Tanah (TOT)
Tanaman Rempah Yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan
Cara Membuat Bibit Buah Naga Dari Bijinya Menurut Profesor Willem Van Cotthem
Itulah info mengenai bagaimana Cara Budidaya Kunyit : Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Kunyit. Semoga info ini bermanfaat bagi teman tani sekalian. Terima kasih sudah berkunjung ke kabartani.com.
Sumber https://kabartani.com