Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Menghasilkan Bibit Stroberi Bebas Penyakit Dengan Kultur Meristem

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Kebanyakan sistem penyediaan bibit stroberi di Indonesia masih secara vegetatif yakni dengan stolon maupun anakan, cara ini masih berpotensi menularkan penyakit yang diakibatkan oleh virus ke generasi berikutnya.


Oleh sebab itu, perlu adanya terobosan untuk menghasilkan bibit stroberi bebas penyakit. Bibit stroberi bebas penyakit merupakan kunci keberhasilan produksi stroberi. Kultur meristem merupakan teknik yang unik untuk membebaskan bibit stroberi dari virus, mikoplasma, basil dan jamur (Morel and Martin, 1955; Pierik, 1989).


Seperti halnya tumbuhan buah lainnya, stroberi juga rentan terinveksi virus. Penyakit yang diakibatkan oleh virus merupakan faktor utama yang menjadikan penurunan hasil panen. Penyakit tersebut antara lain: Strawberry Mottle Virus (SMoV) yang menjadikan penurunan produksi sampai 30% (Thompson and Jeikman,2003), Strawberry Mild Yellow Edge Virus (SMYEV), Strawberry Crinkle Virus (SCV) dan Strawberry Ven Binding Virus (SVBV) yang menjadikan penurunan produksi sampai 80% (Horn and Carver, 1962; Mellor and Krezal, 1987).


 Kebanyakan sistem penyediaan bibit stroberi di Indonesia masih secara vegetatif yakni den √ Cara Menghasilkan Bibit Stroberi Bebas Penyakit Dengan Kultur MeristemLangkah-langkah pembuatan bibit stroberi bebas penyakit:


1. Pemilihan eksplan


Eksplan yang dipakai yakni stolon yang sehat, tegar dan merupakan stolon pertama atau kedua. Pemilihan eksplan ini kuat terhadap persentase hidup meristem.


2. Sterilisasi eksplan


Pertama-tama eksplan dicuci dengan sabun cair dan dibiarkan dalam air mengalir selama 1 jam. Kemudian eksplan disterilisasi dengan memakai sodium hipoklorit 5 % selama 15 menit dan 15 % selama 5 menit, dan dibilas dengan aquades steril 3 kali. Proses sterilisasi dilakukan dalam Laminar Air Flow.


3. Penanaman meristem


Meristem dipotong dengan memakai skapel di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 kali. Meristem yang dipakai terdiri atas apical dome dan disertai 2-3 daun primordial. Meristem lalu ditanam pada media MS + 0,8 % biar + 1 g/l arang aktif selama 1-2 bulan.


4. Perbanyakan secara in vitro


Meristem yang telah tumbuh lalu dipindah ke media proliferasi (media MS + 0,8 % biar + 4,4 mM BA). Subkultur dilakukan setiap 45 hari. Tanaman yang telah besar dan berakar sanggup pribadi diaklimatisasi, sedangkan tumbuhan yang masih kecil harus tetap disubkultur.


5. Aklimatisasi


Tanaman yang telah besar dan memiliki akar yang cukup banyak diaklimatisasi pada media pasir yang telah disterilkan. Pada awal proses aklimatisasi, tumbuhan disungkup terlebih dahulu selama 2 minggu. Setelah tumbuhan sanggup beradapatasi dengan lingkungan dan tumbuh dengan baik, tumbuhan dipindah ke polybag biar pertumbuhannya lebih optimal.



Sumber https://kabartani.com