Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Teknik Pemijahan Katak Lembu Bagi Pemula

Kabartani.com – Katak lembu atau bull frog (Rana Catesbiana) merupakan salah satu komoditi andalan perikanan untuk tujuan ekspor. Katak ini sudah terbukti memiliki beberapa kelebihan diantaranya lebih jinak, cepat menyesuaikan lingkungan buatan dan ukurannya lebih besar daripada katak lokal.


Budidayanya telah berkembang dengan baik di Jawa Timur. Namun dalam perkembangan selanjutnya timbul permasalahan adalah belum adanya keseimbangan antara produksi benih (kecebong dan percil) dengan perjuangan pembesaran. Akibatnya harga benih naik diatas harga normal sehingga kurang menguntungkan bagi perkembangan perjuangan pembesaran lantaran adanya kenaikan biaya produksi.


Untuk itu perlu upaya meningkatkan produksi benih melalui pengembangan dan intensifikasi pembenihan, semoga benih tersedia dalam jumlah yang cukup, sempurna waktu dan sempurna mutu.


TEKNIK PEMIJAHAN


Pemijahan katak lembu ada 2 cara adalah pemilahan secara tradisional dan pemilahan secara intensif.


1. PEMIJAHAN TRADISIONAL


Cara ini dianjurkan bagi peternak pemula yang belum pengalaman pemijahan dilakukan di bak plesteran berbentuk empat persegi panjang dengan luas antara 20 – 50 meter persegi dan tingginya kurang lebih 1 meter.


Bagian tengah bak berupa tanah atau daratan, bentuknya ibarat pematang yang di sisinya ditanami rumput dan tales. Agar lebih teduh dan alami, diatas pematang sebaiknya diberi atap atau peneduh dari karton bekas atau genteng dan dipasang alat penyemprot air taman untuk menciptakan hujan buatan.


Manfaat dari pematang ini sebagai kawasan untuk istirahat dan arena percumbuan antara induk jantan dan betina. Sedangkan bab bak yang lain diisi air sedalam kurang lebih 30 cm dan diberi tanaman enceng gondok.


Pemijahan tradisional merupakan cara memproduksi benih yang bersifat masal lantaran dalam satu unit bak pemijahan diisi banyak pasangan induk jantan dan betina. Sebagai patokan, tiap meter persegi bak pemijahan tradisional sanggup diisi 1-2 pasang induk jantan dan betina.


2. PEMIJAHAN INTENSIF


Cara ini dianjurkan bagi peternak yang sudah berpengalaman dan trampil. Pemijahan dilakukan di bak plesteran berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 m dan tinggi sekitar 80 cm.


Air bak berasal dari sumur atau sumber lain, yang dialirkan ke unit-unit bak melalui pipa paralon ukuran 1 dim yang dilubangi, sehingga keluarnya air dari pipa ibarat pancuran. Dasar bak dibentuk agak miring sedikit semoga air yang masuk ke bak melalui pipa paralon sanggup eksklusif ke luar (terbuang).


Kolam pemijahan intensif biasanya disebut bak pasangan lantaran setiap unit bak diisi induk jantan dan betina dengan perbandingan 1 jantan : 1 betina atau 2 jantan : 1 betina. Menurut pengalaman perbandingan jantan dan betina 2 : 1 proses perkawinan lebih cepat lantaran adanya persaingan induk jantan untuk mendapat sang betina.


PERSYARATAN INDUK DAN PROSES PEMIJAHAN


Induk dipilih yang sehat dan tidak cacat, beratnya antara 300 – 500 gram per ekor, umur 18 bulan untuk betina dan 12 bulan untuk pejantan. Terjadinya perkawinan biasanya pagi hari di tandai dengan katak jantan berada diatas katak betina.


Pada waktu perkawinan berlangsung jangan hingga terganggu, lantaran jika terganggu katak jantan akan melepas katak betina dan untuk terjadinya perkawinan berikutnya biasanya memerlukan waktu yang agak lama.


Setiap memijah, 1 ekor induk sanggup menghasilkan telur antara 5.000-20.000 butir tergantung dari kualitas induk, dan berlangsung sebanyak 3 kali per tahun.


PEMELIHARAAN LARVA DAN KECEBONG


Pada pembenihan intensif, induk yang sudah bertelur dipindah ke bak yang lain, dan telur tetap di bak pemijahan untuk dipelihara hingga menjadi larva/kecebong selama 1 bulan. Sedangkan pembenihan tradisional induk tetap berada di kolam, dan telur diambil dari bak pemijahan untuk dipindahkan ke bak pemeliharaan larva yang bentuknya ibarat bak pemijahan intensif.


Kecebong yang telah berumur 1 bulan di bak pemijahan atau pemeliharaan larva, dipindah ke bak kecebong hingga menjadi percil. Ukuran kolamnya 10 – 20 meter persegi atau lebih, tergantung dari luas lahan yang tersedia. Kolam ini berisi air sedalam 50 cm dengan padat penebaran 1.000 – 1.500 ekor per meter persegi.


PAKAN


Pakan yang diberikan untuk induk berupa pakan buatan (pelet) terapung dengan ukuran 8 mm, sedangkan kecebong dan percil juga diberikan pakan buatan tetapi ukurannya lebih kecil.


PEMASARAN HASIL


Sesuai dengan perkembangan pasar yang ada benih katak sudah sanggup dipanen dan laris dijual mulai ukuran kecebong, Keadaan ini sangat menguntungkan para pembenih lantaran perputaran modal lebih cepat dan laba yang diperoleh cukup tinggi.


Oleh : Anang Muhadyanto (BPTP Karangploso)



Sumber https://kabartani.com