Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Ragam Formula Pakan Itik Dengan Materi Pakan Lokal (Starter, Grower Dan Layer)

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Saat ini harga pakan semakin mahal, dikarenakan harga materi bakunya juga semakin meningkat. Agar perjuangan budidaya ternak tetap berjalan dengan baik dan bahkan sanggup meningkat lagi, maka dibutuhkan alternatif formula yang lebih sederhana tanpa mengurangi kandungan nutrisi dengan komposisi materi baku yang terdapat disekitar/lokal.


Banyak peternak unggas, khususnya peternak ayam buras atau itik dengan skala perjuangan kecil yang telah mempraktekkan pencampuran beberapa materi baku yang ada disekitar lingkungannya untuk dijadikan pakan unggas mereka.


Pakan yang dihasilkan dari pengalaman para peternak ini akan menjadi lebih baik apabila peternak mengetahui beberapa jumlah dan bagaimana kandungan gizi dari materi baku yang dicampur tersebut biar dihasilkan pakan yang lebih bermutu, serta sesuia untuk ternak yang bersangkutan. Dengan kualitas pakan yang lebih baik, diharapkan produksi ternak lebih optimal.


Standar Pakan Itik Berdasarkan SNI


Peternak itik perlu mengetahui kandungan nutrisi/gizi yang seyogyanya terkandung dalam pakan itik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), biar ternak sanggup berproduksi secara optimal, sebagai berikut:


1. Pakan Anak Itik (Meri/dod)


Kadar air maksimal 14,0%, protein bergairah minimal 18,0%, lemak bergairah maksimal 7,0%, serat bergairah maksimal 7,0%, bubuk maksimal 8,0%, Ca 0,90-1,20%, fosfor total (P) 0,60-1,00%, fosfor tersedia minimal 0,40%, ME minimal 2700 kkal/kg, total aflatoksin maksimal 20,0 μg/kg, asam amino lisin minimal 0,90%, metionin minimal 0,40%, metionin + sistin minimal 0,60%.


2. Pakan Itik Dara


Kadar air maksimal 14,0%, protein bergairah minimal 14,0%, lemak bergairah maksimal 7,0%, serat bergairah maksimal 8,0%, bubuk maksimal 8,0%, Ca 0,90-1,20%, fosfor total (P) 0,60-1,00%, fosfor tersedia minimal 0,40%, ME minimal 2600 kkal/kg, total aflatoksin maksimal 20,0 μg/kg, asam amino lisin minimal 0,65%, metionin minimal 0,30%, metionin + sistin minimal 0,50%.


3. Pakan Itik Bertelur


Kadar air maksimal 14,0%, protein bergairah minimal 15,0%, lemak bergairah maksimal 7,0%, serat bergairah maksimal 8,0%, bubuk maksimal 8,0%, Ca 3,00-4,00%, fosfor total (P) 0,60-1,00%, fosfor tersedia minimal 0,35%, ME minimal 2650 kkal/kg, total aflatoksin maksimal 20,0 μg/kg, asam amino lisin minimal 0,35%, metionin minimal 0,80%, metionin + sistin minimal 0,60%.


Ada 3 formula pakan itik menurut phase pemeliharaannya, yakni:



  • Pakan Starter (umur 1 hari – 2 minggu)

  • Pakan Grower (umur 2 ahad – 4 bulan)

  • Pakan Layer (umur 4 bulan – 2 tahun)


Beberapa Contoh Formula Pakan Itik


A. Pakan Periode Awal (Starter)


Pakan untuk anak itik (meri) sebaiknya memakai pakan starter jadi, produksi pabrik atau sanggup juga dengan menformulasikan sendiri. Beberapa pola formulasi pakan itik periode awal (starter) menyerupai tabel dibawah ini:


 dikarenakan harga materi bakunya juga semakin meningkat √ Ragam Formula Pakan Itik dengan Bahan Pakan Lokal (Starter, Grower dan Layer)


B. Pakan Periode Tumbuh (Grower)


 dikarenakan harga materi bakunya juga semakin meningkat √ Ragam Formula Pakan Itik dengan Bahan Pakan Lokal (Starter, Grower dan Layer)


C. Pakan Periode Bertelur (Layer)


 dikarenakan harga materi bakunya juga semakin meningkat √ Ragam Formula Pakan Itik dengan Bahan Pakan Lokal (Starter, Grower dan Layer)


Pengendalian Kerusakan Bahan Pakan


Selama dalam penyimpanan, materi pakan mengalami proses kimiawi. Lemak terurai menjadi asam lemak yang sanggup mengakibatkan bau apek (tengik) pada pakan/bahan pakan, alasannya yakni karbohidrat mengalami fermentasi menjadi alkohol dan asam-asam lainnya yang tidak menguntungkan serta adanya kerusakan vitamin.


Faktor yang mempengaruhi terjadinya kerusakan materi pakan yakni suhu, sinar matahari, kelembaban dan dampak oksidasi. Kadar air materi pakan perlu diperhatikan dan dikendalikan alasannya yakni sanggup meningkat dengan sendirinya akhir dampak lingkungan.


Hal tersebut mengakibatkan timbulnya jamur serta mikro organisme lain menyerupai serangga dan kutu yang sanggup menurunkan kualitas materi baku/pakan yang disimpan. Sedangkan oksigen akan menimbulkan penurunan (reduksi) terhadap komponen yang terkandung dalam pakan.


Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas, perlu diperhatikan hal-hal dibawah ini:



  • Kadar air materi pakan biar tidak lebih dari 14%,

  • Ruang penyimpanan pakan harus kering, sirkulasi udara baik, sinar matahari tidak eksklusif mengenai materi baku/pakan yang disimpan,

  • Suhu ruangan homogen dan tidak terlalu panas (kira-kira 26°C),

  • Pengemasan dan pengepakan harus baik dan cukup kuat, biar tidak gampang tercecer dan rusak oleh tikus dan hewan lainnya,

  • Pengaturan penumpukan didalam gudang harus diadaptasi dengan masa kadaluarsa,


Simak juga:



Sumber: Direktorat Budidaya ternak Non Ruminansia, Ditjen Peternakan



Sumber https://kabartani.com