√ Lumbung Pangan Penurun Kemiskinan Di Kabupaten Grobogan
Kabartani.com – Wilayah Kabupaten Grobogan merupakan wilayah terbesar kedua di Provinsi Jawa Tengah sehabis Kab. Cilacap. Hamparan sawah dan hutan menjadi citra dalam topografi tersebut. Luas wilayah hampir sekitar 1.976 km². Seperti dilansir dalam BPS 2017, jumlah penduduk berada pada kisaran 1,325 juta jiwa. Mayoritas penduduk mengandalkan pertanian sebagai penyambung kehidupan. Lebih dalam, dikenal penduduk disini berprofesi sebagai petani.
Penduduk disini sudah biasa meluangkan waktunya selama 9 jam untuk berada di sawah maupun di ladang. Biasanya di pagi sampai siang mereka sudah beraktifitas, ditambah lagi pada sore harinya. Selain sawah, para penduduk juga memanfaatkan hutan dari Perhutani untuk di tanami aneka jenis pertanian. Penduduk yang tidak memiliki sawah, diberi kesempatan oleh Perhutani untuk menggarap lahan sebagai hubungan timbal balik untuk menjaga pohon-pohon yang sudah ditanam di lahan tersebut.
Jenis tumbuhan yang ada di lahan Perhutani berupa padi gogo, jagung, kedelai, kacang hijau, dll. Tanaman tersebut ditanam sesuai animo yang berlaku. Apabila animo penghujan, tumbuhan yang cocok biasanya menyerupai padi gogo, singkong, kedelai dan kacang tanah. Namun sebaliknya, kalau animo kemarau petani menaminya dengan tumbuhan jagung maupun kacang hijau. Selain tumbuhan pokok, para petani masih menyisipkan tumbuhan lain disekeliling lahan menyerupai pohon pisang, cabai, kacang panjang dan terong.
Hamparan sawah juga tidak kalah menarik untuk jenis tanamannya. Saat animo penghujan tiba, petani menanaminya dengan tumbuhan padi maupun bawang merah. Dalam hal ini, para petani belum sepenuhnya menanami bawang merah sebagai komoditi utama walaupun harga bawang merah selalu tinggi di pasaran, sebab memang disini merupakan wilayah lumbung padi.
Padi dalam satu tahun sanggup ditanam dua kali ialah pada animo penghujan dan menuju animo kemarau. Ketika animo kemarau tiba, petani mengganti tanamannya berupa kacang hijau, semangka, melon, blewah dll.
Tidak heran, kalau selama satu tahun berjalan petani disini selalu mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan. Selain ketahanan pangan yang kuat, masyarakat juga sangat berdikari dalam pangan. Aneka olahan menyerupai nasi jagung, nasi tiwul juga masih terdapat disini. Hal ini bertujuan sebagai pengganti nasi, kalau animo panen padi belum tiba waktunya.
Industri Pascapanen
Wilayah yang gemah ripah akan pangan dan masih kosong dengan bangunan bertingkat, menciptakan para investor tertarik untuk berdomisili disini. Terdapat tiga pabrikan ternama dalam sektor comfeed menyerupai Cargil, Malindo, dan Japfa.
Ketiga pabrikan tersebut merupakan industri di serpihan pakan ternak yang memanfaatkan jagung sebagai materi utama. Selain jagung dan minyak ikan, limbah dari hasil penggilingan padi atau yang dikenal bekatul (dedak), juga menjadi material pendukung dalam pembuatan comfeed tersebut.
Momentum pertemuan ekonomi terbesar di dunia yang akan dilaksanakan di Bali pada Oktober mendatang harus dimanfaatkan sebaik mungkin khususnya bagi tuan rumah untuk mendorong investor mempercayakan investasinya di bidang masing-masing khusunya dalam industri pascapanen di wilayah Grobogan.
Tidak hanya menghasilkan comfeed, namun diharapkan perluasan industri menyerupai aneka olahan hasil pangan lainnya. Kendati demikian, akan bisa meningkatkan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan.
Seiring berjalannya waktu dari momentum pertemuan ekonomi dunia nantinya, kebijakan ekonomi tidak terpolarisasi dengan efek politik global yang sanggup menghambat lajunya perekonomian.
Tentu masih terekam di benak ini, saat industri kedirgantaraan yang merupakan Kebangkitan Teknologi Nasional yang di klaim bisa memperlihatkan sedikit cahaya jelas untuk perekonomian bangsa ini, harus terhenti oleh Kebijakan Politik Global.
Simak juga :
- PUPR Akan Bangun 1.922 Embung Untuk Dukung Ketahanan Pangan
- Pengaruh Besar Ketahanan Pangan Terhadap Ketahanan Negara
- Sensasi Hangat Minuman KOPI LADA Bangka Belitung
Ditulis oleh: Najmie Zulfikar (Petani Muda dari Kelompok Tani Puspitosari)
Sumber https://kabartani.com