Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ 8 Kelainan Dan Gangguan Pada Ginjal

Kelainan dan Gangguan Pada Ginjal – ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang bertugas sebagai kawasan pengeluaran senyawa sisa metabolisme di dalam tubuh. Ginjal memegang peranan dalam pengeluaran zat beracun menyerupai urea dan senyawa yang berlebihan di dalam badan yang sanggup menyebabkan aneka macam penyakit atau gangguan metabolisme. Urin ialah larutan adonan yang dibuat di dalam ginjal yang berisi senyawa – senyawa toxic dan berlebihan di dalam tubuh. Urin terbentuk melalui serangkaian proses di dalam ginjal meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Urin terbentuk dari larutan darah dalam pembuluh darah. Seperti yang telah kita ketahui bahwa darah mengandung senyawa baik yang diharapkan oleh badan serta senyawa buangan (limbah metabolisme) dari dalam sel. Darah akan beredar ke seluruh badan termasuk ke dalam ginjal, melalui glomerulus (kapiler darah), senyawa limbah dalam darah inilah akan difilter untuk dibuang dalam bentuk urin. Dengan demikian, ginjal mempunyai peranan penting dalam badan yaitu sebagai detoksifikasi. Sehingga, kita harus menyadari bahwa peranan ginjal juga penting bagi tubuh. Namun, tanpa disadari atau kurang pengetahuan kita melaksanakan banyak kesalahan yang sanggup berdampak pada malfungsi organ ginjal. Dengan demikian, ginjal tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Berikut beberapa kelainan dan gangguan pada ginjal:


1. Gagal Ginjal


Gagal ginjal ialah suatu kelainan yang terjadi pada salah satu atau kedua ginjal. Kelainan ini disebabkan oleh rusaknya struktur ginjal sehingga tidak bisa melaksanakan proses detoksifikasi sebagaimana mestinya. Gagal ginjal tidak sanggup disembuhkan, penderita gagal ginjal yang mengalami kerusakan pada salah satu ginjal, maka fungsi detoksifikasi akan ditanggung oleh ginjal lainnya. Namun, keadaan hidup dengan satu ginjal akan berbahaya, hal ini lantaran satu ginjal tersebut usang kelamaan tidak bisa untuk menjalankan fungsi detoksifikasi. Sehingga penderita gagal ginjal harus rajin melaksanakan dialisis (cuci darah), atau cara lain ialah cangkok ginjal. Konsumsi obat – obatan dan contoh hidup yang tidak sehat (konsumsi alkohol, minuman bersoda, junkfood, dan masakan lainnya yang mengandung materi tambahan) sanggup memicu terjadinya gagal ginjal.


2. Nefritis


Nefritis atau radang nefron ialah suatu kelainan dimana glomerulus yang merupakan kapiler darah pada nefron mengalami kerusakan yang disebabkan oleh infeksi basil Streptococcus. Dengan demikian, glomerulus yang secara normal hanya akan menyaring partikel kecil, akhir peradangan ini partikel besar menyerupai protein atau sel darah sanggup lolos dari “celah” glomerulus. Neisseria gonorea ialah salah satu basil Streptococcuss yang menyebabkan “lubang besar” pada glomerulus. Bakteri tersebut juga diketahui menyebabkan penyakit kencing nanah. Penyakit ini sanggup ditularkan melalui hubungan secual. Kelainan pada nefron akan berdampak pada gagal ginjal. Dengan demikian, penderita akan menjalani dialisis atau cangkok ginjal.


3. Batu Ginjal


Istilah “batu” merujuk pada gumpalan mineral yang menyumbat pada jalan masuk ginjal. Urin sanggup mengandung mineral logam. Karakteristik dari mineral ialah sanggup mengendap ketika terlalu usang didiamkan. Kalsium karbonat (CaCO3) ialah endapan yang sering ditemukan sebagai senyawa watu ginjal. Batu ginjal terjadi pada jalan masuk ginjal atau jalan masuk kandung kemih. Kebiasaan menahan berkemih sanggup menyebabkan partikel mineral tersebut mengendap, dan lambat laun menjadi mengeras. Dengan demikian, jalan masuk urin menjadi sempit sehingga tanda-tanda perih atau sakit ketika berkemih sanggup dirasakan oleh penderita gagal ginjal. Untuk membuang watu ginjal ini sanggup dilakukan dengan tindakan operasi atau laser.



style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">


4. Uremia


Uremia ialah suatu kelainan yaitu terjadinya kebocoran pada nefron sehingga menyebabkan urea masuk dan tertimbun di dalam pembuluh darah. Hiperurea ini disebabkan oleh malfungsi ginjal lantaran badan terlalu banyak mengonsumsi masakan berprotein atau obat – obatan yang berat. Senyawa urea merupakan zat beracun bagi tubuh, kesannya badan akan mengalami aneka macam kelainan metabolisme lain menyerupai tekanan darah tinggi, anemia, kurang nafsu makan, dan lainnya.


5. Hematuria


Secara normal, glomerulus hanya bisa dilewati oleh mikromolekul, makromolekul menyerupai sel darah secara normal tidak sanggup menembus lapisan sel glomerulus. Namun, berbeda jikalau terjadi radang glomerulus menyerupai yang disebabkan oleh infeksi basil atau goresan watu ginjal yang menciptakan lapisan sel glomerulus terkikis dan terinfeksi. Dengan demikian, lapisan glomerulus dengan gampang dilewati oleh molekul besar menyerupai darah. Hematuria ditandai dengan ditemukannya sel darah dalam urin yang sanggup diamati berwarna merah ketika sedang berkemih.


6. Anuria


Secara harfiah, definisi anuria berarti tidak ada urin (an= tidak; urin= urin). Gagalnya ginjal dalam membentuk urin ini disebabkan oleh kurangnya tekanan darah untuk memasuki glomerulus. Dengan demikian, hanya sedikit saja darah yang disaring menjadi urin. Tumor dan watu ginjal ialah salah satu penyebab anuria. Penyakit ini ditandai dengan minimnya volume berkemih (kurang dari 100cc perhari).


7. Glukosuria


Adalah suatu kelainan ginjal dengan ciri atau tanda ditemukan gula dalam urin. Penyakit ini disebabkan oleh penyakit lain yaitu diabetes melitus atau terjadi lantaran disebabkan oleh kelainan pada tubulus proximal yang tidak menyerap glukosa (pada reabsorpsi, tubulus proksimal berperan dalam penyerapan glukosa). Diabetes melitus disebabkan oleh badan kekurangnya hormon insulin yang tidak bisa mengubah kelebihan senyawa glukosa menjadi gula cadangan. Sehingga kelebihan glukosa ini akan dibuang dari dalam tubuh.


8. Diabetes insipidus


Diabetes insipidus ialah suatu kelainan yang mana ginjal mengalami kekurangan hormon vasopresin atau ADH yang berperan merangsang penyerapan air pada proses augmentasi di tubulus distal. Konsumsi senyawa tertentu menyerupai kafein sanggup menghambat kerja ADH, sehingga ADH tidak bekerja. Hal ini menyebabkan volume urin yang terbentuk sangat banyak. Penderita akan lebih sering berkemih dan jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya.



Sumber https://www.kakakpintar.id