Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Pengertian Sel Darah, Struktur, Dan Fungsinya

Konten [Tampil]

Pengertian Sel Darah, Struktur, dan Fungsinya – Sel darah ditemukan pada vertebrata dan annelida. Tentunya sel darah yang menyusun vertebrata jauh lebih kompleks dan bermacam-macam (artikel ini akan membahas sel darah pada vertebrata). Sel darah merupakan komponen dari darah pada vertebrata selain plasma darah. Sel darah pada vertebrata mempunyai bentuk yang bermacam-macam tentunya dengan fungsi khusus yang bermacam-macam pula. Apa saja macam sel darah dan fungsi yang dijalankannya bagi tubuh? Berikut klarifikasi lengkapnya.


Ragam Jenis Sel Darah – Struktur dan Fungsinya


A. Sel Darah Merah


Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel darah yang berperan sebagai pengangkut gas pernapasan. Eritrosit berperan mengangkut karbondioksida yang merupakan senyawa limbah respirasi sel untuk dibuang dari dalam badan melalui sistem respiasi serta mengikat oksigen dari udara pernapasan untuk diedarkan ke seluruh sel di dalam tubuh. Untuk mendukung fungsi sel darah merah, maka sel darah merah mempunyai struktur sebagai berikut:


1. Bentuk bikonkaf


Bentuk sel darah merah merupakan pipih dengan cakram bikonkaf. Bentuk ini merupakan bentuk sel dengan lekukan dibagian tengah. Sel darah merah mempunyai struktur yang berbeda dengan sel darah lainnya. Bentuk yang demikian ialah diubahsuaikan dengan fungsinya untuk mengangkut oksigen. Bentuk yang mencekung pada bab tengahnya bisa mengikat lebih banyak oksigen.


2. Diameternya kecil


Selain bentuknya yang pipih melengkung, sel darah merah mempunyai ukuran yang kecil. Diameter sel darah merah ialah 12µm (1µ= 10-6m). Ukuran yang kecil ini mendukung fungsional dari sel darah merah. Hal ini dikarenakan sel darah merah akan lebih gampang diangkut bahkan hingga ke pembuluh darah terkecil (kapiler) di dalam tubuh. Sel darah merah berfungsi mengedarkan oksigen ke seluruh sel di dalam badan serta mengangkut karbondioksida dari dalam sel. Dengan bentuk yang kecil ini pula, luas permukaan pengikatan oksigen akan lebih besar. Dengan demikian, sel darah merah sanggup membawa lebih banyak oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh.


3. Tak berinti


Sel darah merah mamalia (kecuali unta) tidak mempunyai inti, sementara vertebrata lainnya mempunyai inti. Karakter ini justru memperlihatkan laba bagi sel darah merah dengan tidak mempunyai inti maka bab sitoplasma akan lebih banyak protein haemoglobin sehingga makin banyak mengangkut oksigen.


4. Tidak mempunyai mitokondria


Eritrosit selain tak mempunyai inti juga tidak mempunyai mitokondria. Dengan demikian, jalur respirasi seluler yang ditempuh oleh eritrosit dalam menghasilkan energi ialah jalur respirasi anaerob yaitu jalur respirasi yang tidak melibatkan oksigen. Hal ini sangat menguntungkan bagi tubuh. Mengingat eritrosit bertugas membawa oksigen maka jalur anaerobik akan mengefisiensikan kerja eritrosit dengan tidak memakai oksigen dalam jalur respirasinya. Suatu struktur yang sangat detail.



style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">


5. Memiliki pigmen haemoglobin


Haemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi yang menjadikan warna eritrosit menjadi merah. Satu sel eritrosit sanggup mengandung 250 juta molekul haemoglobin (awesome). Haemoglobin merupakan pigmen yang bisa mengikat oksigen dari udara pernapasan dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Baru – gres ini peneliti juga menemukan bahwa haemoglobin juga bisa mengikat senyawa nitrogen oksida (NO) dari udara pernapasan. Nitrogen oksida akan merelaksasikan kapiler darah sehingga sanggup mengembang. Selain sanggup berikatan dengan oksigen dan NO, haemoglobin juga mengikat karbondioksida dan karbonmonoksida. Karbondioksida merupakan gas yang berasal dari respirasi sel di dalam tubuh. Sementara karbonmonoksida yaitu gas dari pembakaran yang tidak tepat dan merupakan gas yang berkali – kali lipat lebih toxic dibanding karbondioksida. Sayangnya, afinitas haemoglobin terhadap karbonmonoksida lebih berpengaruh dibanding dengan oksigen. Sehingga, jikalau kita menghirup udara terkotori karbonmonoksida maka kita akan keracunan.


6. Regenerasi setiap 120 hari


Karena sel darah merah tidak mempunyai inti maka akan kehilangan kemampuannya dalam sintesis protein serta reproduksi. Sel eritrosit tidak bisa melaksanakan autolisis jikalau sudah mengalami kerusakan atau sel yang sudah snagat tua. Sel darah merah mempunyai siklus hidup selama 120 hari, sel ini akan dirombak oleh sel – sel kuffer di dalam hati menjadi penyusunnya. Sebagain hasil rombakan akan disekresikan sebagai empedu, dan sebagian sisanya akan dipakai untuk pembentukan sel darah merah yang baru.


B. Sel Darah Putih


Sel darah putih atau sel leukosit merupakan sel darah yang berperan sebagai pertahanan tubuh. Leukosit merupakan sel yang mempunyai sifat istimewa hal ini berkaitan dengan fungsinya dalam mempertahankan imunitas tubuh. Jumlah normalsel darah putih di dalam badan ialah 5.000 – 10.000 sel permilimeter kubik darah. Virus HIV menyerang sel darah putih sehingga akan terjadi penurunan jumlah sel darah putih sementara pembelahan mitosis yang tidak terkontrol akan menjadikan leukimia yang menjadikan sel darah putih melebihi jumlah normal dan menghancurkan sel badan lainnya.


Sebagai penyusun pertahanan tubuh, sel darah putih dilengkapi degan kemampuan menembus antar jaringan badan (kemampuan diapedesis). Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh wilayah di dalam badan tetap aman, jikalau ditemukan patogen yang masuk ke dalam badan maka dengan cepat sel tersebut akan dihancurkan. Selain itu, sel darah putih mempunyai kemampuan menfagosit sel lain dengan tujuan untuk memakan sel atau senyawa patogen atau memakan sel badan yang telah rusak atau tidak dibutuhkan. Sel darah putih bisa membentuk senyawa yang menghancurkan antigen atau senyawa abnormal yang menjadikan penyakit. Senyawa tersebut merupakan senywa protein yang disebut dengan antibodi yang dibuat dari beberapa macam cara (aktif atau pasif). Sel darah putih sanggup dibedakan menjadi dua kelompok besar menurut ada atau tidaknya protein membran.


C. Keping Darah


Keping darah atau trombosit merupakan sel yang terbentuk dari pecahan sel darah lainnya ketika hematopoeis (pembentukan sel darah). Keping darah mempunyai bentuk sembarang dengan ukuran paling kecil di antara sel darah lainnya. Keping darah sangat penting terhadap sumbangan badan ketika terluka. Keping darah akan menghasilkan enzim tromboplastin atau trombokinase yang akan berperan dalam proses pembentukan benang – benang fibrin untuk menutup luka. Jumlah keping darah di dalam badan ialah sekitar 250.000 – 400.000 sel permilimeter kubik darah. Infeksi virus dengue menyerang trombosit sehingga menjadikan volumenya berkurang. Diameter keping darah ialah sekitar 2-3 µm, sama ibarat eritrosit, keping daah tidak mempunyai inti ataupun organel lainnya. Pembentukan keping darah berlangsung di dalam sumsum tulang sama ibarat sel darah lainnya.



Sumber https://www.kakakpintar.id