√ Indonesia Berduka, Tsunami Di Selat Sunda Tewaskan Ratusan Jiwa
Teknologi.id – Belum habis di ingatan wacana gempa dan tsunami di Palu beberapa waktu lalu, sekarang Indonesia kembali berduka. Peristiwa memilukan dialami oleh warga sekitar pantai Selat Sunda. Pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam sekitar pukul 21.27 WIB gelombang tsunami di Selat Sunda menghancurkan pesisir Banten dan Lampung.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) penyebab tsunami bukan dari gempa tektonik, melainkan dari erupsi Gunung Anak Krakatau dan efek gelombang pasang tinggi air laut.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB sampai Senin (24/12/2018), pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik mencakup 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.
“Korban dan kerusakan ini terdapat di 5 kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dikutip dari Kompas Senin (24/12/2018).
Pandeglang terparah
Sutopo mengatakan, tempat pesisir di Kabupaten Pandeglang ialah tempat yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan tempat lain.
Di Kabupaten Pandeglang tercatat korban 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, 7 orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi. Kerusakan fisik mencakup 611 unit rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung makan dan toko rusak, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 unit kendaraan rusak.
Daerah pesisir di sepanjang pantai dari Pantai Carita, Pantai Panimbang, Pantai Teluk Lada, Sumur, dan Tanjung Lesung banyak mengalami kerusakan.
Sebanyak 10 kecamatan di Pandeglang terdampak dari terjangan tsunami. Korban paling banyak ditemukan di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo.
Di Kabupaten Serang tercatat 12 orang meninggal dunia, 30 orang luka-luka dan 28 orang hilang. Kerusakan fisik masih dalam pendataan.
Sedangkan di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 60 orang meninggal dunia, 230 orang luka-luka, 22 orang hilang dan 30 unit rumah rusak berat.
Di Kabupaten Tanggamus terdapat 1 orang meninggal dunia, 4 rumah rusak berat, dan 70 bahtera rusak.
Sedangkan di Kabupaten Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka, 231 orang mengungsi, 134 rumah rusak dan 14 bahtera rusak.
“Kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat belum semua berhasil didata. Pendataan masih terus dilakukan oleh petugas,” ucap Sutopo.
Evakuasi terus dilakukan
Sutopo menambahkan, ribuan personel adonan dari TNI, Polri, BNPB, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, BPBD, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat dan lainnya terus melaksanakan penanganan darurat. Kepala Daerah memimpin penanganan darurat di daerahnya.
Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban terus dilakukan. Diduga masih ada korban yang berada di bawah reruntuhan bangunan dan material yang dihanyutkan tsunami.
Pos kesehatan, dapur umum, dan pengungsian didirikan di beberapa tempat. Bantuan logistik terus disalurkan. Untuk penyelamatan dikerahkan alat berat 7 unit excavator, 12 unit dump truck, 2 unit loader. Dalam mobilisasi ke lokasi peristiwa 1 unit excavator, 1 dozer, 1 loader, 1 grader, 2 tronton, dan 4 dump truck.
“Panjang dan luasnya tempat terdampak masih diharapkan perhiasan alat berat dan personil untuk membantu evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban,” kata Sutopo.
(DWK)
Sumber https://teknologi.id