Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Terjadi Gempa Tremor Terus Menerus, Status Gunung Anak Krakatau Naik Menjadi Siaga

Konten [Tampil]

 Status Gunung Anak Krakatau Naik Menjadi Siaga √ Terjadi Gempa Tremor Terus Menerus, Status Gunung Anak Krakatau Naik Menjadi SiagaTeknologi.id – Status Gunung Anak Krakatau dikabarkan naik menjadi siaga level III pada kamis (27/12/18) atau empat hari sehabis terjadinya tsunami di Selat Sunda. Gunung ini merupakan gunung vulkanik aktif yang berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatera.


Dikutip dari CNN Indonesia, sehari sebelumnya gunung tersebut terpantau terus menerus mengalami gempa tremor. Gempa tremor ialah gempa yang dapat mengindikasikan adanya acara vulkanik di gunung api. Jika gempa tersebut terjadi, maka mengindikasikan sebuah gunung berpotensi untuk meletus.


Berdasarkan data dari Stasiun Sertung, erat daerah Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, gempa tremor terjadi terus menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm). Selain mengalami kegempaan tremor, Gunung Anak Krakatau juga terpantau mengeluarkan asap hitam tebal serta awan panas ke daerah sekitarnya.


Pantauan dari pos pengamatan periode pengamatan 26 Desember 2018, pukul 00.00 hingga dengan 24.00 WIB, menyampaikan visual gunung terang hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 200-500 meter di atas puncak kawah.


Kenaikan status itu menurut pengamatan acara vulkanik di Stasiun Pengamatan di Pulau Sertung. Teramati awan panas ke arah Selatan yang sudah mencapai lautan, dan terdengar bunyi dentuman di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.


Baca juga: Penyebab Tsunami di Selat Sunda, Mengapa Tidak Terdeteksi?


Status Gunung Anak Krakatau Naik Menjadi Siaga Level III


Hari ini Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Windi Cahya Untung melalui keterangan tertulis, menyatakan status Gunung Anak Krakatau naik menjadi level III atau siaga.


Windi mengatakan bahwa acara vulkanik Krakatau itu diwarnai oleh dentuman-dentuman keras. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gempa (PVMBG) menaikkan radius bahaya.


“Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 kilometer dari kawah,” tutur Windi.


Cuaca mendung dan hujan teramati di daerah sekitar Krakatau. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara 24-26°C dan kelembaban udara 91-96 persen.


Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau tekah menyandang status waspada atau level II semenjak 26 Januari 2012. Lalu Anak Krakatau mulai kembali aktif dengan melaksanakan erupsi semenjak pertengahan 2018.


Bahkan, pada hari Senin kemudian warga Sumatera Selatan juga dihebohkan dengan bunyi dentuman misterius yang terdengar dari langit. Belakangan dentuman itu diakui telah terjadi semenjak bulan lalu. Dentuman tersebut terjadi berkisar antara pukul 01.00 hingga pukul 03.00 dini hari. Institusi terkait menyebut bunyi berasal dari erupsi gunung anak krakatau.


Baca juga: Sistem Peringatan Tsunami Baru Akan Dibangun Tahun Depan


Evakuasi Warga Setempat


Warga setempat diminta untuk menjauh mulai radius 5 kilometer dari kawah. Sebelumnya, hari Rabu (26/12/18) ribuan warga pulau di penyelamatan oleh Tim SAR memakai kapal KMP Jatra III, KM Trisula, dan KM Sabuk Nusantara.


Warga pulau sendiri mencakup masyarakat dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang berjarak 10 kilometer dari gunung. Kapal KMP Jatra III yang membawa sekitar 1.000 warga Pulau Sebesi dan Sebuku tersebut, datang di Dermaga 5 Pelabuhan Bakauheni. Sedangkan Kapal KM Trisula, membawa sekitar 200 lebih warga dan KM Sabuk Nusantara membawa sekitar 80-an warga dari Pulau Sebuku.


(ZS)



Sumber https://teknologi.id