Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Tanam Cabe Serentak Per Kk, Terobosan Ketika Harga Cabe Melambung

Konten [Tampil]

JOGJA – Tingginya harga cabe dipasaran, terutama cabe rawit merah di sejumlah daerah, hasilnya memaksa pemerintah mengeluarkan aktivitas terobosan ialah menanam 5-10 tanaman cabe setiap Kelapa Keluarga (KK) bersama Tim Penggerak PKK baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.


Dalam nota kesepamahan tersebut, akan memberdayakan Tim Penggerak PKK untuk membantu penyediaan cabai, sehingga kebutuhan cabe bagi keluarga dapat terpenuhi.


Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyulahan (BKPP) DIY, Arofa Noor Indrani menyampaikan dalam Rateknas pada 4 Januari 2016 kemudian yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan forum terkait lainnya, aktivitas cabe ini sebagai respon pemerintah terhadap tingginya harga cabe ketika ini. Sedangkan penyediaan benih cabe akan disuplai dari Dirjen Holtikultura.


“Benih cabe yang akan di tanam belum tentu siap, alasannya aktivitas terobosan ini gres diwacanakan belum ada tindak lanjut dari sentra terkait hal ini. Setidaknya kesiapan benih cabe sendiri akan membutuhkan waktu 1-2 bulan sebelum nantinya di distribusikan melalui Dinas Pertanian di seluruh provinsi ke Tim Penggerak PKK atau eksklusif masih belum diketahui kepastian teknisnya,” ujar Arofa, Rabu (11/1/2017).


Arofa menjelaskan aktivitas yang masih bersifat makro dari Menteri Pertanian ini belum ditindaklanjuti di tingkat daerah, mengingat belum ada kejelasan dari sentra aktivitas detail dan teknisnya. Tujuan utama dari aktivitas tanam cabe di setiap KK minimal 5 batang guna menyediakan kebutuhan sehari-hari keluarga sehingga tidak perlu membeli sehingga mengurangi biaya yang dikeluarkan rumah tangga.


Simak juga Harga Cabai Mahal, Beredar Kabar Adanya Cabai Berformalin Di Pasar


“Jadi aktivitas ini lebih membidik produksi cabe untuk memenuhi di tingkat keluarga yang dikuatkan. Siapa tahu akan berdampak membantu pengendalian harga cabe dan inflasi nantinya,” tandas Arofa.



Sumber https://kabartani.com