√ Ipal Komunal Dusun Wonokitri Juara Tingkat Nasional, Patut Ditiru Tempat Lain
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Dusun Wonokitri, Kelurahan Gending, patut ditiru daerah lain. Karena, berkat penemuan pengolahan air limbahnya itu, IPAL yang berada di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik itu meraih juara pertama lomba IPAL tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Banyak yang tidak menyangka, lahan seluas 200 meter persegi itu pada pecahan bawahnya merupakan tempat pengolahan air limbah (IPAL). IPAL tersebut merupakan penampungan limbah domestik yang bersumber dari kamar mandi atau WC milik warga setempat.
Berbagai jenis tanaman menyerupai tomat, cabai, sawi, dan aneka sayuran lainnya yang ditanam dalam pot plastik banyak dijumpai disitu. Di pecahan pinggir, sejumlah tanaman perdu juga tumbuh menjulang sampai menyentuh pagar besi yang membatasi lahan itu.
Tak hanya dimanfaatkan untuk bertanam sayuran saja, warga setempat juga memanfaatkan lokasi itu untuk terapi kaki. Karena disitu ada formasi kerikil yang berfungsi sebagai terapi refleksi.
Simak juga Menyulap Limbah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)
Widodod (56) merupakan Ketua kelompok pemanfaat dan pemelihara (KPP) IPAL komunal Dusun Wonokitri, Kelurahan Gending, Kecamatan Kebomas. Sejak IPAL itu dibangun pada September 2014 silam, ia bertanggung jawab untuk operasionalisasi.
Widodo mengatakan, untuk dama operasional IPAL, tidak ada pemberian dari APBD. Karena itu, para pengurus menggagas unit-unit usaha. Dengan begitu, pengelolaan IPAL sanggup dikelola secara mandiri. Salah satunya berupa budidaya lele.
Kini, di areal IPAL, terdapat lima kolam lele yang terbuat dari fiber. Kolam tersebut berukuran sekitar 2,5 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Setiap kolam sanggup menampung sedikitnya 600 ikan.
Sekali panen, mereka sanggup menghasilkan 2 kuintal lele. Warga lantas menjual ikan itu ke pasar dengan harga Rp 15 ribu per kilogram. Hasil penjualan lele disisihkan untuk membiayai operasionalisasi IPAL. Selain itu, warga mengambil untung dari penjualan tomat, cabai, terong, dan sawi.
Semua unit perjuangan tersebut memakai air yang sudah diolah dalam IPAL. Air yang dikeluarkan dari tabung cukup bening dan tidak berbau. Dengan begitu, air itu juga sanggup dimanfaatkan untuk menyiram taman dan pekarangan rumah. Bahkan, basil pengurai di dalam kolam efektif membunuh kuman.
Dana operasional IPAL komunal juga bersumber dari pengumpulan sampah warga. Bahkan, warga menerima laba dari penjualan sampah. Uang diberikan setahun sekali menjelang Hari Raya Idul Fitri. Menurut Widodo, uang tersebut dianggap sebagai tunjangan hari raya alias THR. ’’Lumayan untuk menambah sanguLebaran,” ujar Hamidah, salah seorang warga.
Pengelolaan IPAL komunal membuahkan hasil. Pada Maret 2015, Kelurahan Gedung, Kecamatan Kebomas, terpilih sebagai juara pertama pengelolaan IPAL tingkat nasional yang diadakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Keberhasilan warga Dusun Wonokitri dalam mengelola IPAL tersebar meluas. Banyak kalangan yang berkunjung ke lokasi itu. Bukan hanya masyarakat dalam negeri, tetapi juga peneliti mancanegara. Di antaranya, Bangladesh, Jerman, Australia, dan Belanda.

“Mereka sengaja berkunjung untuk mengetahui cara mengelola IPAL. Sebab, di negara mereka, pengelolaan IPAL belum maksimal. Katanya masih kotor,” ungkap Sekretaris Dinas PU Gresik Achmad Wasil.
Kabupaten Gresik memang terus menggencarkan pembangunan IPAL komunal. Selain berfungsi memperbaiki sistem sanitasi, IPAL komunal efektif menekan angka pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah domestik atau limbah rumah tangga.
Wasil menjelaskan, total ada 107 IPAL yang sudah dibangun. Lokasinya tersebar di banyak sekali tempat. “Bukan hanya perkotaan, di luar tempat perkotaan juga banyak,” ucapnya.
Menariknya, tak ada satu pun yang memakai dana APBD. Seluruhnya memakai pemberian dari Kementerian PUPR melalui aktivitas Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI). Ada pula dari dana alokasi khusus (DAK) serta pemberian dari United States Agency for International Development (USAID).
Simak juga Mahasiswa UNY Ciptakan Pot Organik Berbahan Dasar Limbah Jerami
Sumber https://kabartani.com