Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Penulisan Daftar Pustaka Yang Baik Dan Benar Beserta Contohnya

Dalam penulisan karya ilmiah tentu ada banyak hal yang perlu diperhatikan salah satunya yaitu sistematika penulisan.


Sistematika penulisan tersebut berbeda-beda bergantung pada bentuk karyanya , apakah penulisan tersebut yaitu skripsi, tesis, laporan penelitian, artikel, jurnal, atau makalah.


Namun yang terang hal penting yang wajib ada dalam sistematika penulisan yang berbentuk ilmiah yaitu daftar pustaka.


Karena sifatnya yang ilmiah maka goresan pena pada karya tersebut harus memilki referensi yang benar dan tidak berdasar pada perkiraan semata.


Rujukan ini lalu dimuat dalam daftar pustaka. Jika diartikan secara sederhana daftar pustaka merupakan daftar buku, majalah, artikel, surat kabar, dan sejenisnya yang dijadikan pola di dalam pengumpulan data, analisis/pembahasan, atau penyusunan karya ilmiah.




Penulisan Daftar Pustaka




Dalam penulisan daftar pustaka terdapat ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga tidak semua orang sanggup dengan gampang menulis daftar pustaka sesuai dengan ketentuan tersebut.


Untuk mengetahui bagaimana penulisan daftar pustaka yang baik dan benarsimak klarifikasi di bawah ini:


Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Buku


Image Source: cara123.id

Jika sumber pola yaitu buku maka urutan penulisan terkait keterangan buku tersebut yaitu sebagai berikut:


a. Nama Pengarang


Adapun keterangan terkait nama pengarang adalah:


• Nama pengarang dicantumkan dengan selengkap-lengkapnya tanpa ada gelar kesarjanaan


• Penulisan nama pengarang dilakukan dengan mencantumkan nama final terlebih dahulu, setelah itu diselipkan tanda baca koma gres lalu menyebutkan nama pertama.

Contoh: Corey, Gerald


• Jika yang tercantum dalam buku tersebut hanya nama editor maka penulisannya ditambahkan abreviasi kata editor yaitu (Ed.) setelah penulisan nama.

Contoh: Mahoto, Ode (Ed.)


• Buku yang terdiri lebih dari dua pengarang, maka nama yang dibalik hanya pengarang pertama saja, sedangkan nama kedua tidak perlu dibalik. Contoh: Soemardjan, Selo dan Marta Susilo.


• Pengarang buku yang terdiri dari tiga orang atau lebih maka ditulis hanya nama pengarang pertama saja (tetap dibalik) dan lalu ditambahkan abreviasi dkk.

Contoh: Husain, Maulana dkk.


• Misalkan terdapat beberapa buku ditulis oleh pengarang yang sama maka nama pengarang cukup disebutkan satu kali saja


b. Tahun Terbit


• Jika terdapat beberapa buku yang ditulis oleh pengarang yang sama serta tahun terbit yang sama maka penulisan urutannya didasarkan pada urutan huruf bukunya.

Contoh: Hassan, Fuad. 1982a

———. 1982b.


• Sedangkan kalau pengarangnya sama dan tahun terbitnya berbeda maka penulisannya menurut umur terbitan.

Contoh: Selano, Fuad. 1956

———. 1967


• tahun terbit tidak tercantum dalam buku maka cukup ditulis “Tanpa tahun”.

Contoh: Gerung, Rocky. Tanpa tahun.


c. Judul Buku


• Penulisan judul buku diketik tebal dan miring

Contoh: Salahudin, Rahmat. 1982. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


• Unsur-unsur keterangan menyerupai edisi, jilid, dsb diletakkan sehabis judul

Contoh: Noprizal, Hendra. 1984. Pembangunan Ekonomi Nasional. Cetakan kedua.


• Sumber referensi yang merupakan karya terjemahan ditulis menyerupai contoh di bawah ini:

Schimmel, Annemarie, 1986. Dimensi Mistik dalm Islam-_ Terjemahan oleh Wildan Hidayat dkk. dari Mystical Dimension of Islam (1975).


d. Kota/tempat Penerbit


• Penulisan daerah terbit dicantumkan setelah judul atau keterangan judul. Kemudian setelah itu gres tulis tanda titik dua sebagai pemisah antara daerah terbit dan nama penerbit.

Contoh: Sugiyono. 1987. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Gramedia.


e. Nama Penerbit


• Nama penerbit diakhiri dengan tanda titik

• Jika lembaga/instansi penerbit dijadikan pengarang maka ditulis di awal saja dan tidak perlu disebutkan lagi.

Contoh: Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pockerbook of Indonesia. Jakarta.


Catatan tambahan:


• Untuk memudahkan dalam mengingat urutan penulisan tersebut kita sanggup menciptakan abreviasi kata menyerupai NATAJUKOPEN (nama,tahun,judul,kota,penerbit).


• Setiap Penyebutan keterangan, kecuali daerah terbit diakhiri dengan tanda titik.


• Kalau memang buku tersebut bukan ditulis oleh individu tetapi oleh forum maka urutan pertama yang ditulis yaitu nama lembaga/instansi/badan yang menerbitkan.


Sedangkan kalau di dalam buku tersebut tidak dicantumkan nama pengarang dan nama forum yang menerbitkan maka urutan pertama yang ditulis yaitu kata pertama dari judul buku tersebut.


Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Majalah


Image Source: elizato.com

Urutan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari majalah yaitu sebagai berikut:


a. Nama pengarang


b. Tahun terbit


c. Judul artikel


Judul artikel ditulis di antara tanda petik dan setiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata tugas


d. Nama majalah


Penulisan nama majalah diketik tebal dan miring, serta didahului oleh kata “Dalam”.


e. Tahun terbitan ke berapa (jika ada)


Jika tahun terbit dicantumkan pada majalah, maka ditulis setelah nama majalah tanpa dipisah dengan tanda baca. Selain itu keterangan tahun terbitan ditulis dengan angka romawi.


f. Nomor majalah atau bulan terbitan


Ditulis setelah tahun terbit dan ditempatkan di dalam kurung


g. Nomor halaman


Penulisan nomor halaman ditempatkan setelah nomor majalah dengan dipisahkan oleh tanda titik dua


h. Tempat terbit


Sesudah penyebutan keterangan daerah terbit diletakkan tanda titik.

Contoh: Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. “Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa”. Dalam Prisma XVIII (1):61-120. Jakarta.


Catatan:


Penjelasan terkait nama pengarang dan tahun tahun terbit pada majalah sama dengan yang berlaku dengan ketentuan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku.


Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Surat Kabar


Image Source: enjiner.com

Adapun urutan penyebutan keterangan wacana artikel di dalam surat kabar yaitu sebagai berikut:


a. Nama pengarang


b. Tahun terbit


c. Judul artikel


d. Nama surat kabar


e. Tanggal terbit


Keterangan daerah terbit berisi wacana tanggal, bulan, dan tahun terbit. Penulisan nama bulan dinyatakan secara lengkap.


Nama surat kabar dan tanggal dipisahkan dengan tanda koma, lalu setelah penulisan tanggal terbit barulah dibubuhi tanda titik.


f. Tempat terbit


Contoh: Tabah, Anton. 1989. “Polwan semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Surat Pembaharuan, 1 September 1989. Jakarta.


Catatan:


Penjelasan mengenai penulisan nama pengarang, tahun terbit, judul artikel, nama surat kabar, serta daerah terbit sama dengan ketentuan penulisan pada daftar pustaka yang bersumber dari majalah. Setiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik.


Penulisan Daftar Pustaka yang Bersumber dari Antologi


Image Source: obatrindu.com

Penyebutan keterangan wacana karangan di dalam antolog sanggup diurutkan menyerupai berikut ini:


a. Nama pengarang


b. Tahun terbit karangan


c. Judul karangan


d. Nama penghimpun/editor


Penulisan nama penghimpun/editor didahului dengan kata Dalam dan urutan nama tidak perlu di balik. Penulisan editor sama dengan ketentuan pada sumber pola buku yaitu (Ed.)


e. Tahun terbit antologi


f. Judul antologi


Huruf awal dari kata-kata judul tersebut diketik dengan huruf kapital serta diberi garis bawah


g. Nomor halaman


Penulisan nomor halaman daerah karangan diletakkan setelah judul dan sebelum daerah terbit didahului hlm.


h. Tempat terbit


i. Nama penerbit


Contoh: Kartodirdjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Bahan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-Metode Peneltian Masyarakat. Hlm. 67-92. Jakarta:Gramedia


Catatan:


Ketentuan penulisan nama pengarang, daerah dan nama penerbit antologi, berlaku sama dengan ketentuan yang ada pada pola buku sedang penulisan tahun terbit karangan, judul karangan sama dengan penulisan artikel di majalah.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com