√ Militer As Perlu Mempelajari Perang Dunia Ii Jikalau Ingin Mengalahkan Tiongkok Dalam Perang
Konten [Tampil]
Tidak masuk nalar untuk mencoba memasuki pertarungan dengan melawan Cina di halaman depan mereka sendiri, bertarung melawan yang besar secara historis mengatakan kemampuan untuk mengambil sejumlah besar pukulan di tanah air dan masih bertahan dalam pertarungan.
WW3 - Organisasi militer sering dituduh berperang di perang terakhir. Dalam kasus Angkatan Udara AS bahwa perang yang dimaksud yaitu Badai Gurun yaitu kemenangan AS yang terang dan tonggak utama dalam pengembangan kekuatan udara AS.
Akhirnya armada Jepang tidak sanggup melaksanakan fungsi-fungsi dasarnya yaitu armada itu tidak sanggup mengisi kembali pasukan angkatan laut, memindahkan sumber daya ke Jepang, memasok pos-pos terdepan, atau mengevakuasi pasukan yang tidak sanggup didukung kembali.
Kampanye larangan maritim intinya yaitu kampanye bersama yang dimaksudkan dalam apa yang akan kita cirikan hari ini sebagai lingkungan A2AD. Udara berbasis darat yaitu sumber utama kekuatan udara di barat, sementara udara berbasis-kapal mendukung kampanye pendaratan pulau dimulai pada bulan November 1943. Tanggung jawab pertama Angkatan Udara kelima yaitu untuk mendapat kendali atas udara yang mensyaratkan komponen ofensif dan defensif substantif dengan sumber daya tempur terbatas.
Pada tahun 1942, pembom 5AF menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melaksanakan logistik dan kontra-logistik, menyerang kemudian lintas maritim, pelabuhan, lapangan udara, dan kilang minyak Jepang sambil memindahkan pasokan penting ke Papua Nugini. Dalam upayanya untuk mencegah Jepang memperkuat pasukan mereka di Papua Nugini, 5AF secara rutin menyerang apa pun yang bergerak di atas air.
Sementara statistik kerugian kapal dagang menceritakan beberapa kisah mereka tidak menceritakan semuanya. Statistik resmi hanya menghitung kapal dengan kapasitas 500 ton atau lebih besar yang dipakai untuk rute jarak jauh. Jepang menambah armada pasokan angkut pendek dengan bahtera kecil dengan kapasitas kurang dari 500 ton.
5AF khususnya menyerang bahtera pada siang hari dari tongkang yang dibangun secara lokal hingga menginjak kapal uap dan kapal perang kecil, menenggelamkannya dalam ratusan. Di tempat bahari di luar jangkauan rutin pesawat dan di tempat serangan bersama pada malam hari, PT Kapal dan kapal selam menerapkan tekanan konstan.
Pada November 1942, pasukan angkatan bahari Jepang di dan sekitar Solomon menghentikan semua operasi ofensif dan mendedikasikan pasukan ringannya hampir seluruhnya untuk memasok. Pada Mei 1943, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang meninggalkan garis pertahanannya di sekitar Papua Nugini. Kematian pasukan Jepang di Papua hanya melebihi 148.000 yang sebagian besar alasannya penyakit dan kelaparan. Dari November 1942 hingga selesai perang, 5AF mengklaim telah menenggelamkan 1,75 juta ton pengiriman musuh tidak termasuk tongkang dan kapal kecil serupa.
Di pulau-pulau asal, dampak dari larangan bahari sangat besar. Pada tahun 1941, pengembangan industri Jepang yaitu kejadian yang cukup baru. Jepang mulai mengarahkan ekonomi ke arah perang pada tahun 1928 yang melipat gandakan produksi industri beratnya sebesar 500 persen pada tahun 1940.
Mengalahkan Jepang
Industri Jepang perlu mengimpor materi baku termasuk dan terutama minyak, logam adonan dan logam non-besi. Tokyo membentuk cadangan strategis dalam bauksit dan minyak. Tetapi serangan terhadap pengiriman mengurangi basis industri Jepang jauh di bawah kapasitas.
Ekonomi Jepang tidak terstruktur atau sumber daya untuk perang panjang melawan kekuatan industri. Pada 1943, Sekutu berhasil melarang minyak sebagian dan pedoman minyak dari Hindia Belanda atau Indonesia sepenuhnya terhenti pada April 1945.
Keberhasilan larangan Hindia Belanda tidak sepenuhnya menghentikan pedoman material ke Jepang. Manchuria menyediakan zat besi, kerikil bara kokas, garam, bauksit, dan tanah subur, tetapi tidak menyediakan sumber minyak bumi yang signifikan. Taiwan, sebuah wilayah Jepang semenjak 1895 telah menyediakan sumber daya termasuk minyak bumi, tetapi tidak dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan Jepang masa perang.
Jepang memusatkan produksi materi bakar sintetisnya di Cina dan Manchuria. Pada 1944, Jepang telah mencapai puncak produksi dengan 15 pabrik memproduksi 717.000 barel minyak. Dikombinasikan dengan produksi dalam negeri pada tahun 1944 sebesar 1,6 juta barel dari pulau-pulau asal Jepang yang hanya 9 % dari undangan minyak tahunan tidak tunduk pada larangan laut.
Untuk sebagian besar perang, kapal Sekutu tidak melaksanakan operasi larangan dalam rute air pendek melintasi dari Korea ke Jepang. Laut Jepang telah menunjukan wilayah operasi yang sangat sulit bagi kapal selam, dan itu tidak sanggup dijangkau oleh pesawat AS. Setelah kapal selam USS Wahoo karam pada November 1943 dan tidak ada kapal selam AS yang kembali memasuki Laut Jepang hingga Juni 1945.
Tetapi pada bulan Maret 1945, B-29 yang berbasis di Tinian memulai upaya penambangan udara terbesar dalam sejarah dengan nama sandi Operation Starvation.