Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cina Berani Mencoba Menengelamkan 2 Kapal Induk Angkatan Maritim As Berarti Perang

Konten [Tampil]


 Hal gampang bagi Cina untuk menengelamkan kekaisaran kapal induk super AS dengan sekali puk √ Cina Berani Mencoba Menengelamkan 2 Kapal Induk Angkatan Laut AS Berarti Perang


WW3 - Hal gampang bagi Cina untuk menengelamkan kekaisaran kapal induk super AS dengan sekali pukul. Sekarang datang Laksamana Lou, yang mewakili apa yang sepertinya menjadi kepercayaan Cina yang berkembang bahwa AS terlalu lemah untuk berperang . Orang Cina terang bukan yang pertama bahwa orang Jerman dan Jepang berpikiran sama pada tahun 1941 yang mungkin Cina harus ingat bahwa orang Jepang menganggap orang Cina lemah pada tahun 1930-an.
Laksamana Lou Yuan ialah Curtis LeMay Cina.
Ini pertama kali muncul kembali pada bulan Januari. 
1894
Pertandingan playoff pertama untuk Piala Stanley dimulai.
1765
Parlemen Inggris meloloskan Undang-Undang Perangko yang memperkenalkan pajak untuk dipungut secara eksklusif di koloni-koloni Amerika.
DisponDisponsor
Disponsori

LeMay, jenderal Angkatan Udara AS yang memperabukan kota-kota Jepang dan kemudian mengepalai Komando Udara Strategis populer sebab kecerobohannya. Pada 1950-an dan selama Krisis Rudal Kuba, ia mencoba menciptakan AS meluncurkan serangan nuklir pertama terhadap Uni Soviet yaitu selama Perang Vietnam, ia mendesak pemboman Vietnam Utara "kembali ke Zaman Batu."

Sekarang hadir Lou Yuan, wakil kepala Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Cina dan komentator militer yang hawkish yang mendukung invasi Cina ke Taiwan. Bulan lalu, Yuan menyampaikan kepada audiensi di sebuah konferensi industri militer Cina bahwa Cina sanggup menuntaskan ketegangan di Laut Cina Tenggara dengan menenggelamkan 2 kapal induk AS.

Ini akan membunuh 10.000 pelaut AS. "Yang paling ditakuti AS ialah mengambil banyak korban," kata Lou. "Kita akan melihat betapa ketakutannya AS."

Lou sebelumnya telah mendesak invasi ke Taiwan jikalau Angkatan Laut AS memakai pulau itu yang dianggap oleh Cina sebagai wilayah pemberontak dan sebagai pangkalan angkatan laut. "Jika armada angkatan bahari AS berani berhenti di Taiwan hal ini sudah waktunya bagi Tentara Pembebasan Rakyat untuk mengerahkan pasukan untuk mempromosikan persatuan nasional di pulau itu," katanya.

LeMay bukan penggemar Komunismetetapi ia akan mengerti sentimen Lou.

Sayangnya tak seorang pun sepertinya tahu perbedaan antara agresivitas dan kebodohan. Serangan pertama LeMay pada Uni Soviet akan memicu Perang Dunia III melawan negara adikuasa bersenjata nuklir yang bahkan jikalau AS berhasil menghancurkan sebagian besar senjata nuklir Soviet hal ini hanya dibutuhkan beberapa bom yang mendarat di New York atau Los Angeles untuk membunuh jutaan orang belum lagi Tentara Soviet yang akan membalas dendam pada Eropa Barat.
Sekarang datang Laksamana Lou yang mewakili apa yang sepertinya menjadi kepercayaan Cina yang berkembang bahwa AS terlalu lemah untuk berperangOrang Cina terang bukan yang pertama bahwa orang Jerman dan Jepang berpikiran sama pada tahun 1941 (mungkin Cina harus ingat bahwa orang Jepang menganggap orang Cina lemah pada tahun 1930-an).

Lou menyampaikan rudal anti-kapal Tiongkok cukup untuk menghancurkan kapal induk AS dan pengawalnya. Secara militer mungkin benar bahwa rudal hipersonik atau rudal balistik yang diubah menjadi senjata anti-kapal, sanggup melaksanakan pekerjaan itu. Dan lagi mereka mungkin tidak sebab senjata-senjata ini belum diuji dalam perang.
Yang memunculkan problem bekerjsama di sini yaitu menenggelamkan kapal induk AS akan menjadi tindakan perang. Bukan tembakan peringatan melintasi busur. Tidak ada pesawat kepetangan yang jatuh sebab menyeberang ke wilayah Cina. Bukan gesekan tak sengaja antara pesawat patroli AS dan seorang p0juang Cina.

Menenggelamkan kapal induk AS akan menjadi tindakan perang. Jika Cina menyerupai Admiral Lou benar maka AS akan akibat dan musnah sebagai kekuatan utama. Jika 10.000 pelaut AS yang mati tidak layak diperebutkan maka AS juga tidak akan membela Taiwan atau Jepang atau Israel atau Eropa Barat.

Tetapi bagaimana jikalau Lou salah sebab ia hampir niscaya adalah tidak ada presiden AS, tidak ada Senator atau anggota Kongres yang sanggup tetap berada di kantor jikalau mereka tidak menanggapi dengan paksa kapal-kapal induk AS yang tenggelam, simbol kekuatan dan prestise AS sendiri. Bagi jiwa AS, tindakan semacam itu akan setara dengan Pearl Harbor atau 9/11.

"Saya khawatir semua yang telah kita lakukan ialah membangunkan raksasa yang sedang tidur dan mengisinya dengan tekad yang mengerikan," kata Laksamana Jepang Yamamoto sesudah Pearl Harbor. Laksamana Lou sebaiknya memperhatikan saran itu.



Sumber http://teknosentrik.com