Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Perilaku Anti Sosial : Pengertian, Ciri, Bentuk

Konten [Tampil]
A. PENGERTIAN SIKAP ANTI SOSIAL
Sikap antisosial (Antisocial personality) yaitu sikap atau sikap yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku dalam masyarakat umumnya. Sikap antisosial biasanya ditunjukkan dengan kurang bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia lakukan. Orang-orang yang mempunyai kepribadian antisosial umumnya sering melanggar norma-norma ataupun peraturan yang ada.

Contoh seseorang yang umumnya mengidap kepribadian antisosial yaitu orang-orang yang mempunyai sifat introvert. Orang yang mempunyai sikap antisosial umumnya suka menyendiri dibandingkan harus berkumpul atau duduk di tempat ramai. Sikap antisosial ini dinilai oleh andal psikologi sebagai suatu sikap yang tidak sesuai dengan norma dan nilai masyarakat pada umumnya.
 yaitu sikap atau sikap yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku dalam m √ Sikap Anti Sosial : Pengertian, Ciri, Bentuk
SIKAP ANTI SOSIAL
B. CIRI – CIRI SIKAP ANTI SOSIAL
Orang-orang yang mempunyai sikap antisosial ini akan gampang dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri sikap antisosial berikut:
  • Mempunyai ego yang tinggi, umumnya seseorang yang mempunyai sikap antisosial ini mempunyai rasa ego yang tinggi sehingga menciptakan seseorang tersebut sulit untuk berubah. Biasanya seseorang yang mempunyai sikap antisosial sering memaksa orang lain untuk mengerti dan memahami diri mereka tanpa peduli dengan pendapat orang lain tersebut.
  • Jarang berbicara, orang yang mempunyai sikap antisosial sangat jarang berbicara. Mereka tidak tertarik untuk berbicara atau berinteraksi dengan orang lain.
  • Tidak meminta bantuan, orang-orang yang mempunyai sikap antisosial juga hampir tidak pernah meminta bantuan. Jika mereka mempunyai masalah, maka mereka sangat enggan untuk meminta pinjaman kepada orang lain. Mereka lebih suka untuk menuntaskan masalahnya sendirian dan berpikir bahwa mereka bisa menuntaskan semua masalahnya sendiri tanpa pinjaman orang lain.
  • Tidak mempunyai sikap dominan, jikalau umumnya orang-orang berlomba untuk menjadi nomor satu dalam setiap kehidupannya baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan. Berbeda dengan orang yang mempunyai sikap antisosial, mereka tidak mempunyai rasa untuk menjadi nomor satu di kehidupannya. Mereka lebih menentukan menjadi penonton dan menyaksikan kehidupan tersebut tanpa harus menjadi cuilan atau terlibat dalam hal tersebut.
  • Lebih suka menyendiri, ini merupakan ciri sikap antisosial yang paling sering terlihat. Hampir semua orang yang mempunyai sikap antisosial lebih suka menyendiri. Mereka lebih suka menghabiskan waktunya sendirian dibandingkan berkumpul dengan sobat ataupun orang lain. Mereka menganggap bahwa menyendiri itu lebih menyenangkan tanpa ada gangguan dari orang lain.
C. BENTUK BENTUK SIKAP ANTISOSIAL
Sikap antisosial yang ada dalam masyarakat mempunyai bentuk yang berbeda dan pada tingkatan tertentu sanggup mengakibatkan duduk masalah dalam masyarakat. Sikap antisosial dibedakan atas beberapa macam yaitu antara lain:

1. Sikap antisosial menurut penyebabnya
a. Penyimpangan individual
Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang disebabkan oleh diri sendiri. Penyimpangan tersebut terjadi lantaran adanya faktor-faktor yang mensugesti penderita. Faktor-faktor tersebut contohnya yaitu pembawaan, penyakit, kecelakaan yang pernah dialami, atau lantaran efek sosiokultural yang bersifat unik terhadap langsung penderita. Bentuk-bentuk sikap antisosial yang muncul lantaran penyimpangan individual adalah:
  • Pembandel, ialah orang yang tidak mau tunduk terhadap pesan yang tersirat yang diberikan oleh orang lain kepadanya biar sanggup merubah kepribadiannya.
  • Pembangkang, ialah orang yang tidak mau tunduk terhadap peringatan yang telah diberikan oleh orang-orang yang bertanggung jawab di lingkungan tersebut.
  • Pelanggar, ialah orang yang melaksanakan pelanggaran terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
  • Penjahat, ialah orang yang mengabaikan norma atau aturan yang ada di masyarakat sehingga mengakibatkan kerugian baik berupa harta benda maupun jiwa/nyawa di lingkungan masyarakat.
b. Penyimpangan situasional
Penyimpangan situasional ialah penyimpangan lantaran adanya efek kekuatan-kekuatan situasi baik di luar maupun di dalam diri individu tersebut. Bentuk sikap antisosial yang muncul akhir penyimpangann situasional ini yaitu sebagai berkut:
  • Tingkah laku agresif yang dimiliki para remaja.
  • Tekanan batin yang dialami oleh wanita yang mengalami masa menopause.
  • Penyimpangan secual yang terjadi lantaran seseorang menunda perkawinan.
  • Homosecualitas yang terjadi pada narapidana di dalam forum permasyarakatan.
c. Penyimpangan biologis
Penyimpangan biologis ialah penyimpangan yang terjadi kareana adanya faktor pembatas yang tidak memungkinkan terjadinya dalam memperlihatkan persepsi atau mengakibatkan respons tertentu. Ada beberapa macam bentuk diferensiasi yang sanggup mengakibatkan penyimpangan biologis yaitu:
  • Ciri-ciri lantaran gangguan fisik misalnya, ibarat kehilangan anggota atau cuilan tubuh dan adanya gangguan sensorik.
  • Ciri-ciri biologis yang gila misalnya, mempunyai cacat yang disebabkan lantaran luka atau cacat yang lantaran bawaan lahir (genetis).
  • Ciri-ciri ras misalnya, tinggi badan, warna kulit, ataupun lantaran bentuk badan.
  • Disfungsi tubuh yang tidak terkontrol lagi oleh tubuh misalnya, epilepsi atau tremor.
Karena diferensiasi tersebut maka, sanggup mengakibatkan bentuk sikap antisosial yaitu seperti:
  • Egoisme, seseorang yang mempunyai sikap antisosial akan merasa dirinya yang paling benar atau unggul dibandingkan orang lain.
  • Rasisme, seseorang yang mempunyai sikap antisosial akan percaya kepada paham rasis (rasisme) dimana mereka akan mendiskriminasi orang-orang yang mempunyai ciri-ciri atau bentuk atau warna yang gila atau tidak sesuai dengan dirinya, contohnya mendiskriminasi orang yang berwarna kulit gelap.
  • Rasialisme, seseorang yang mempunyai sikap antisosial biasanya menerapkan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain.
  • Stereotip, seseorang yang mempunyai sikap antisosial biasanya melaksanakan stereotip ini. Stereotip yaitu gambaran kaku mengenai suatu rasa atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran gambaran tersebut. Misalnya, orang jawa populer dengan lemah lembutnya, padahal stereotip itu tidak selalu benar.
d. Penyimpangan bersifat sosiokultural
Penyimpangan bersifat sosiokultural mempunyai beberapa bentuk yaitu:
  • Primodialisme, yaitu paham atau pandangan yang memperlihatkan sikap berpegang teguh kepada hal-hal yang semenjak awal menempel pada diri individu tersebut misalnya, suku bangsa, ras, agama ataupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, yang kemudian meluas dan berkembang.
  • Etnosentrisme, yaitu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan memakai ukuran-ukuran yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
  • Sekularisme, yaitu sikap yang mengedepankan hal-hal yang bersifat non-agamis, contohnya teknologi, pengetahuan jadi hal yang bersifat agamis akan dikesampingkan.
  • Hedonisme, yaitu suatu sikap yang ada pada insan yang mendasarkan diri pada pola kehidupan yang serba mewah, glamour, dan hanya memikirkan dan menempatkan kesenangan materil saja.
  • Fanatisme, yaitu sikap yang menyukai sesuatu hal secara berlebihan. Fanatisme yang sangat berlebih akan membahayakan lantaran sanggup mengakibatkan konflik atau perpecahan.
  • Diskriminasi, yaitu sikap yang suka membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berkaitan hanya untuk kepentingan tertentu.
2. Sikap antisosial menurut sifatnya
a. Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja
Tindakan antisosial ini ialah tindakan yang dilakukan secara sadar oleh orang tersebut, namun orang tersebut tidak memperdulikan orang lain terhadap tindakannya tersebut. Misalnya, mencoret-coret tembok.
b. Tindakan antisosial yang dilakukan lantaran tidak peduli
Tindakan antisosial ini ialah tindakan yang dilakukan lantaran orang tersebut tidak peduli mengenai keberadaan masyarakat disekitarnya. Misalnya, membuang sampah sembarangan di sungai atau sembarangan.
 yaitu sikap atau sikap yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku dalam m √ Sikap Anti Sosial : Pengertian, Ciri, Bentuk
SIKAP ANTI SOSIAL
D. PENYEBAB TERJADINYA SIKAP ANTI SOSIAL
Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya sikap antisosial yaitu antara lain:
  • Terdapat norma dan nilai social yang tidak sesuai dengan masyarakat sehingga terjadilah kesenjangan budaya dan pola pikir masyarakat.
  • Adanya ideology yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat tersebut yang sanggup mengakibatkan guncangan budaya bagi masyarakat yang masih belum siap untuk mendapatkan ideology yang gres tersebut.
  • Masyarakat kurang siap untuk mendapatkan perubahan dalam tatanan masyarakat.
  • Ketidakmampuan seseorang dalam memahami atau mendapatkan perbedaan sosial yang masuk ke dalam lingkungan masyarakat sehingga terjadilah kecemberuan sosial.
  • Pemimpin kurang sigap dan tanggap untuk menangani permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
E. CARA MENGATASI SIKAP ANTI SOSIAL
Cara atau upaya yang sanggup dilakukan untuk mencegah atau mengobati sikap antisosial ini sanggup dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
1. Upaya mencegah
Dapat dilakukan dengan pendekatan teoritis. Pencegahan ini dibedakan dari kelompok usia dari individu yang ditargetkan:
  • Intervensi yang menargetkan prenatal (sebelum lahir) dan awal masa kanak-kanak, diutamakan pada gizi sang ibu dan kesehatan ibu, serta mengurangi merokok, dan meningkatkan kemampuan memecahkan duduk masalah keluarga.
  • Intervensi yang menargetkan lingkungan keluarga, usahakan untuk fasilitasi pengembangan sikap disiplin tanpa paksaan, taktik untuk meningkatkan pembangunan social dan pendidikan, meningkatkan keterlibatan orang bau tanah di sekolah dan kegiatam ekstrakurikuler.
  • Intervensi yang menargetkan lingkungan sekolah, focus untuk mendukung keberhasilan akademis, memodifikasi lingkungan sekolah untuk menghambat sikap menyimpang, meningkatkan kemampuan organisasi dan akademik, serta mengajarkan relasi sebaya yang positif.
2. Upaya pengobatan
Upaya pengobatan umumnya dilakukan training pada sikap kognitifnya, yang akan melibatkan upaya untuk memodifikasi kecerdikan sehat moral, serta meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengambil perspektif lain. Dan juga dengan meningkatkan toleransi terhadap orang lain serta meningkatkan kemampuan untuk menuntaskan duduk masalah dengan pinjaman orang lain.

Sumber http://www.ilmudasar.com