Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Kebahagiaan Dan Kesuksesan Hidup Insan Hanya Dalam Agama

Konten [Tampil]

agustinwahyuningtias.blogspot.com

KEBAHAGIAAN DAN KESUKSESAN HIDUP MANUSIA HANYA DALAM AGAMA

BY AGUSTIN WAHYU A N / 13/09/2016 AQIDAH NO COMMENTS
KebahagianHidupManusia1

Allah SWT telah membuat ketetapan dengan kekuasaan-Nya bahwa kebahagiaan dan kesuksesan akan tiba pada setiap insan hanya di dalam agama yang sempurna, yaitu hanya dengan bertakwa kepada Allah SWT dan mengikuti sunnah cara hidup yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Allah SWT berfirman dalam QS. Adz-Dzariyaat ayat 56-58 :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾  مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ ﴿٥٨

Artinya:
56. Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
57. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.
58. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.

Siapa saja yang bisa melaksanakan ketaatan ini menyerupai yang sudah di sunnahkan oleh Rasullullah SAW maka kesuksesan pasti akan tiba kepadanya dan Allah pasti akan bahagiakan dia dunia dan akherat. Lalu siapa saja yang tidak mau taat kepada Allah maka Allah akan gagalkan kehidupannya dan sengsarakan hidupnya di dunia ini dan di akherat yang selama-lamanya.

Jadi yang namanya kebahagiaan dan kesuksesan ini bukan terletak pada keduniaan atau pada kekayaan atau pada kebendaan tapi terletak pada ketaatan kepada Allah. Siapa saja yang taat pada Allah pasti dia akan bahagia. Apakah dia orang kaya ataupun orang miskin, apakah dia tinggal di kota ataupun di desa, apakah dia pejabat tinggi atau rakyat biasa, apakah dia orang yang sehat fisiknya ataupun orang cacat fisiknya, apakah dia seorang Raja penguasa ataupun seorang hamba sahaya, kalau dia bisa taat kepada Allah, maka Allah akan jamin hidupnya dunia dan akherat.

Atas kasus ini Allah telah utus para Nabi dan para Rasul mengajak insan biar bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat dengan jalan ketaatan kepada Allah. Apa itu ketaatan kepada Allah yaitu dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi larangannya mengikuti daripada yang telah di contohkan dan disunnahkan oleh Nabi-nabi mereka.

Dari zaman ke zaman yang lainnya hingga hari ini kebanyakan insan telah salah paham, mereka kira kebahagiaan itu terletak pada kekayaan, pada harta, pada keduniaan, pada kekuasaan. Ini sama sekali tidak benar. Walaupun dia seorang yang kaya raya, walaupun dia mempunyai kekuasaan, walaupun dia mempunyai segalanya dari dunia ini tetapi dia tidak taat kepada Allah, maka tidak akan ada kejayaan, kebahagiaan, dan kesuksesan dalam kehidupannya. Di dunia ini dia akan sengsara walaupun dia mempunyai segalanya dari keduniaan, dan akherat dia akan celaka selama-lamanya. Adapun harta dan kekuasaan bukanlah suatu gejala bahwa kita sudah berjaya, sudah sukses, dan pasti bahagia. Ini yang namanya kekeliruan lantaran harta, kekuasaan, kekayaan ini hanyalah ujian daripada Allah SWT. Harta yaitu ujian dari Allah sebagaimana datangnya kemiskinan pada seseorang yang juga datangnya dari Allah. Kaprikornus kekayaan itu yaitu ujian dari Allah bagi kita dan kemiskinan itupun juga ujian dari Allah bagi kita. Kaprikornus penguasa yang mempunyai kekuasaan merupakan ujian bagi kita, dan menjadi rakyat yang tidak mempunyai kekuasaanpun juga merupakan ujian bagi kita. Kaprikornus yang dinilai oleh Allah bukanlah harta yang kita miliki, pangkat yang kita punyai, ataupun kekuasaan yang kita dapatkan. Juga bukan lantaran kemiskinannya, ataupun lantaran status sosialnya, ataupun ketidak berdayaanya lantaran tidak ada kekuasaan. Ini semua bukan tolak ukur atau nilai yang Allah cari, tetapi yang dinilai dan yang dijadikan tolak ukur oleh Allah yaitu ketaatannya. Siapa saja yang taat kepada Allah maka Allah akan berikan kepadanya kebahagiaan dan kesuksesan. Siapa saja yang tidak taat kepada Allah, maka Allah akan berikan kepadanya kesengsaraan dan kegagalan dalam hidupnya.

Apabila kita ingin senang dan jaya dunia dan akherat, ini bukan harus ditempuh dengan cara berusaha untuk menjadi kaya dan berkuasa. Untuk bisa senang ini bisa didapatkan oleh orang kaya dan bisa didapatkan oleh orang miskin, bisa oleh penguasa dan bisa oleh rakyat jelata, bisa oleh seorang raja dan bisa oleh hamba sahaya, tetapi syaratnya harus dengan ketaatan kepada Allah. Yang membedakan seseorang ini senang dan sukses ini bukan dari kebendaan, kekayaan, jabatan, ataupun kekuasaan dan keadaan-keadaan yang dia miliki tetapi dari ketaatannya. Dan ketaatan ini bisa dilakukan oleh orang kaya dan bisa dilakukan oleh orang miskin. Bukan orang kaya saja yang bisa taat kepada Allah, bahkan orang miskinpun bisa taat kepada Allah. Bahkan orang miskin dipermudah untuk mentaati Allah SWT, alasannya yaitu pada umumnya ujian kekayaan lebih berat daripada ujian kemiskinan. Sebagaimana Abu Bakar Shiddiq RA telah menyampaikan bahwa :

“Kami diuji dengan kemiskinan dan kami bisa bertahan, tetapi ketika kami di uji dengan kekayaan hampir-hampir kami tidak bisa bertahan.”

Di jaman Nabi SAW, Sya’labah seorang miskin ketika itu sebelum dia menjadi orang kaya, ketika itu gampang bagi dia untuk sanggup taat kepada Allah. Masa itu dia bisa tiba ke mesjid, walaupun harus dengan bergantian menggunakan kain dengan istrinya untuk bisa sholat kepada Allah sangking miskinnya keadaan dia waktu itu. Dalam keadaan kemiskinan yang amat sangat Syalabah bisa gampang menjalankan ketaatan kepada Allah. Tetapi apa yang terjadi sehabis dia, menjadi kaya, justru ketika keduniaan dan kekayaan tiba kepadanya, sya’alabah tidak bisa mempertahankan ketaatannya kepada Allah SWT.

Jadi sungguh keliru kalau ada orang yang menyampaikan agama ini gampang di amalkan kalau kita ada kekayaan. Buktinya pada hari ini masjid yang berada di lingkungan yang orang-orangnya berada dalam kemiskinan dengan masjid yang berada di lingkungan orang-orang kaya, maka masjid yang di lingkungan orang-orang miskin lebih makmur dari masjid yang ada di lingkungan orang kaya.

Hari ini banyak orang yang berlomba-lomba membangun masjid yang bagus-bagus, besar-besar, dan indah indah. Dengan impian kata mereka bahwa kalau semakin bagus mesjidnya, semakin nyaman, semakin bersih, maka orang-orang akan gampang tiba ke mesjid. Buktinya hari ini berapa banyak mesjid megah yang nyaman dan bagus-bagus tapi sepi dari jemaah. Ini menandakan tidak ada jaminan mesjid nyaman bisa mendatangkan jemaah lantaran itu semua tergantung pada keimanan seseorang.

Masjid Nabi SAW dahulu di madinah awal mulanya hanya mesjid yang terbuat dari pohon-pohon kurma pembatasnya dan tidak ada karpet, hanya tanah saja. Namun masjid Nabi SAW makmur dengan amalan mesjid dan jemaahnya. Ini lantaran ketika Nabi SAW membangun masjid, Nabi SAW juga sudah siap meluangkan waktu untuk memakmurkan mesjid dan menghidupkan amalan-amalan mesjid.

Ini musti kita tanamkan dalam hati kita bahwa kekayaan dan kekuasaan bukanlah tiba daripada suatu tujuan, dan bukan juga tanda daripada kejayaan dan kesuksesan. Melainkan semua itu, harta, kekuasaan, jabatan, kemiskinan, kesehatan, dan keadaan-keadaan lainnya merupakan ujian bagi kita dari Allah SWT.

Tetapi yang menjadi tujuan daripada hidup kita seharusnya yaitu menyempurnakan ketaatan kepada Allah. Taat kepada Allah inilah yang menjadi tujuan kita. Kebahagiaan itu akan tiba daripada ketaatan kepada Allah, di dalam agama yang sempurna. Apabila agama tepat kita amalkan dalam kehidupan kita maka kejayaan dan kesuksesan akan Allah datangkan kepada kita. Kaprikornus bukanlah mengenai kasus kaya atau miskinnya seseorang, tetapi mengenai ketaatannya kepada Allah, mengenai kesempurnaan agama dalam dirinya. Hanya dengan agama saja maka kemuliaan itu akan tiba kepada seseorang.

Allah sudah ceritakan pada kita dalam Al Qur’an perihal manusia-manusia yang terdahulu biar kita bisa mengambil pelajaran daripadanya :

1. Bagaimana Namrud dan Firaun mempunyai kekuasaan dan kekayaan, tetapi lantaran tidak ada ketaatan kepada Allah maka Allah binasakan kehidupannya. Mereka Allah cap sebagai orang-orang yang gagal dalam kehidupannya dunia dan akherat. Berbeda dengan Nabi Sulaiman AS, Allah berikan kepadanya kekayaan dan kekuasaan melebihi manusia-manusia pada umumnya hingga selesai jaman, tetapi semua itu dia gunakan untuk mentaati perintah-perintah Allah. Maka apa yang didapatkan oleh Nabi Sulaiman AS, Allah beri Nabi Sulaiman AS kejayaan dan kesuksesan dunia dan akherat. Kaprikornus kejayaan dan kesuksesan bagi orang kaya, pejabat atau seorang penguasa ini yaitu jikalau dia bisa menggunakan keadaan yang dia miliki untuk taat kepada Allah. Sedangkan orang kaya atau pejabat bisa gagal dan binasa dalam kehidupannya walaupun dia mempunyai segalanya, bila dia tidak taat kepada Allah Ta’ala.

2. Allah berikan jabatan pada Hamman sebagai Perdana Mentri tetapi dia tidak taat kepada Allah, maka Allah gagalkan kehidupannya dunia dan akherat. Berbeda dengan Nabi Yusuf AS yang juga mempunyai jabatan Perdana Mentri menyerupai Haman. Allah berikan jabatan kepada Nabi Yusuf AS sebagai perdana mentri, tetapi dia gunakan jabatannya itu untuk taat kepada Allah, maka Nabi Yusuf AS telah sukses dan berjaya pada masanya.

Jadi yang harus kita perjuangkan ini bukanlah bagaimana kita harus jadi kaya melainkan bagaimana supaya kita sanggup taat kepada Allah Ta’ala. Seluruh Nabi-nabi SAW mengajak insan untuk taat kepada Allah, biar ummat insan ketika itu bisa jaya dan sukses di dunia dan akherat. Semua Nabi mengajak kaumnya untuk berjuang biar bisa taat kepada Allah. Tidak ada seorang Nabipun yang mengajak kaumnya untuk berjuang mencari kekayaan dan kekuasaan biar bisa taat kepada Allah ataupun biar bisa jaya dan sukses. Tetapi mereka para Nabi AS menyeru eksklusif kepada yang kaya dan yang miskin untuk taat kepada Allah bila ingin kejayaan dan kebahagiaan tiba kepada mereka. Hari ini kita keliru, tiap hari kesibukannya kita berjuang untuk menjadi kaya bukannya berjuang untuk menjadi orang yang taat kepada Allah Ta’ala. Makanya hari ini senantiasa kita lihat daripada kehidupan ummat yang tiba hanyalah kegagalan demi kegagalan dalam kehidupan mereka. Hari ini yang kita dengar dari ummat yaitu pengaduan-pengaduan, keluhan-keluhan, dan masalah-masalah yang tiba silih berganti. Ini semua dikarenakan apa yang mereka usahakan dan mereka perjuangkan bukanlah yang semestinya. Mereka berpendirian untuk bisa taat harus jadi kaya dulu, duduk kasus tiba lantaran kita tidak kaya, duduk kasus itu tiba daripada kemiskinan. Inilah kesalah fahaman ummat pada hari ini. Masalah itu tiba bertubi-tubi bukanlah disebabkan daripada kemiskinan, tetapi duduk kasus tiba bertubi-tubi dikarenakan kita sudah meninggalkan daripada ketaatan kepada Allah. Orang yang tidak taat kepada Allah pasti Allah datangkan masalah-masalah. Masalah-masalah yang tiba di dunia ini hanya bersifat sementara saja, tetapi duduk kasus yang sebenarnya, duduk kasus yang paling besar, akan tiba di akherat nanti. Masalah ini tidak akan bisa diselesaikan dengan kekayaan ataupun kekuasaan, duduk kasus akan hilang dari kita hanya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Hari ini kita menyangka menuntaskan duduk kasus itu sanggup melalui pinjaman-pinjaman uang. Bukan itu yang menimbulkan duduk kasus terselesaikan. Kaprikornus menghapus duduk kasus itu bukanlah dengan pinjaman-pinjaman uang biar masalah-masalah sanggup berhenti dan terselesaikan. Walaupun kita dihujani dengan pinjaman-pinjaman tetapi kalau kita tidak taat kepada Allah pasti kegagalan demi kegagalan akan tiba kepada kita.

Seperti IMF atau Bank Dunia yang meminjamkan uang kepada Indonesia untuk mengatasi Krisis Ekonomi 1997 – 2001. Kita berusaha menuntaskan duduk kasus ekonomi yang menimbulkan moral insan jadi rusak, kejahatan meningkat, maksiat dimana-mana. Tetapi apa yang terjadi ternyata bantuan-bantuan keuangan tidak bisa menuntaskan duduk kasus yang ada. Ummat tetap kedatangan mesalah silih berganti. Dari krisis ekonomi, krisis moral, krisis kepemimpinan, hingga krisis multi dimensional. Masalah terus berkepanjangan dan tiba bertubi-tubi silih berganti.

Usaha yang benar untuk menghilangkan segala masalah-masalah yang menimpa kita hanya ada satu yaitu taatkan diri kita kepada Allah. Ajak ummat ini untuk taat kepada Allah gres Allah akan selesaikan masalah-masalah yang menimpa ummat itu tadi. Pertolongan Allah akan tiba dalam kehidupan kita hanya dengan jalan taat kepada Allah. Allah tidak pernah menjanjikan pertolonganNya dengan jalan meningkatkan dan mencari kekayaan atau kekuasaan. Allah akan bersama dengan kita, dan pertolongannya akan tiba kepada kita, apabila kita taat kepada Allah. Allah akan bersama kita apabila kita mempunyai sifat-sifat yang dicintai Allah Ta’ala.

Tanamkan dalam diri kita bahwa usaha yang benar, usaha yang bisa membawa kesalamatan pada diri kita dunia dan akherat, hanya usaha untuk menjadi taat kepada Allah Ta’ala. Berjuang bagaimana supaya agama sanggup wujud dalam kehidupan kita. Agama bukan hidup dari mewujudkan kebendaan-kebendaan. Allah berikan contoh-contoh dalam Al Qur’an :

1. Kaum Saba berjuang dan berhasil mewujudkan dalam kehidupan mereka pertanian yang makmur dan maju. Tetapi lantaran tidak ada ketaatan kepada Allah maka Allah datangkan adzab kepada mereka berupa banjir besar.

2. Kaum Madyan telah tiba kepada mereka kemajuan dalam bidang perdagangan. Mereka bisa membuat sistem perdagangan yang maju. Mereka yaitu orang-orang yang sukses dalam perdagangan dan dalam usahanya. Tetapi lantaran mereka tidak taat kepada Allah, maka Allah datangkan adzab berupa hujan api kepada mereka.

3. Kaum Tsamud yang kehidupan mereka ini merupakan para mahir arsitektur dan pembangunan tata kota yang maju. Mereka mempunyai rumah-rumah dan gedung-gedung yang indah-indah diambil daripada gunung-gunung yang ada. Namun asbab tidak ada ketaatan dalam kehidupan mereka, maka Allah datangkan adzab berupa teriakan malaikat yang menimbulkan janjkematian bagi seluruh kaum Tsamud.

4. Kaum Ad yang dalam kehidupan mereka telah menjadi mahir dalam bidang kekuatan tubuh dan stamina yang prima sehingga membuat diri mereka sombong dan berkata, “Siapa bangsa yang lebih berpengaruh dari kami.” Asbab tidak ada ketaatan dalam kehidupan mereka, maka Allah datangkan adzab berupa angin sorsor yang dahsyat yang membinasakan mereka.

Semua ini Allah ceritakan dalam Al Alquran sebagai pedoman bagi kita, biar kita bisa berguru daripada kesalahan umat-umat terdahulu. Bahwa kejayaan dan kebahagiaan bukanlah tiba daripada kemajuaan kebendaan, perdagangan, keduniaan, atau kemajuan ekonomi dan pembangunan. Walaupun semua keduniaan yang kita miliki maju, kebendaan meningkat, ekonomi baik, perdagangan lancar, kesehatannya baik, pertaniannya makmur, tetapi kalau tidak taat kepada Allah maka kehancuran dan kebinasaan akan mendatangi kita. Kita digalakkan untuk mengajak orang-orang memberantas kemiskinan. Ini tidak akan merubah keadaan, duduk kasus tetap akan berdatangan walaupun kemiskinan telah teratasi. Tetapi ajak orang untuk memberantas ketidak taatan kepada Allah. Jika kita mengajak orang untuk taat kepada Allah dan memberantas segala bentuk ketidak taatan kepada Allah gres kebahagiaan akan tiba dalam kehidupan ummat. Walaupun kemiskinan telah diberantas, tetapi kalau ketidak taatan tidak diberantas maka tetap kegagalan akan tiba dalam kehidupan kita. Kaprikornus yang harus diberantas dari permukaan bumi ini yaitu ketidak taatan kepada Allah. Kemaksiatan, kemungkaran, dan kedzaliman inilah yang harus diberantas dengan menegakkan agama Allah. Jika agama ditegakkan gres dunia ini akan kondusif dan tentram. Inilah yang di usahakan para Nabi AS.

Kaya atau Miskin yaitu sudah ketetapan daripada Allah Ta’ala. Banyak hubungannya dengan Qudrattullah, dengan takdir. Kaprikornus kaya atau miskin ini ditentukan dengan takdir bukan dengan usaha. Kaya atau miskinnya seseorang bukan ditentukan oleh usaha dia, tetapi lebih ditentukan oleh takdir Allah, ketentuan Allah Ta’ala. Ada sebagian insan yang Allah telah tentukan untuk menjadi kaya, dan ada juga sebagian insan yang Allah tentukan menjadi miskin. Tetapi ini bukan berarti Allah tidak adil. Orang kaya bisa senang dengan taat kepada Allah. Orang miskinpun bisa senang dengan taat kepada Allah. Bukan orang kaya saja yang bisa taat kepada Allah, orang miskinpun juga bisa asal dia mau.

Jika hari ini kita menyangka jikalau duduk kasus timbul lantaran kemiskinan ini yaitu bisikan setan. Padahal Allah firmankan alamAl Qur’an bahwa syetan itu suka menakut nakuti kita dengan kemiskinan dan kefakiran. Sehingga hari ini banyak orang tertipu oleh syetan, mereka berjuang meninggalkan kemiskinan, tetapi agama ditinggalkan. Inilah watak insan pada hari ini, mereka berjuang memperkaya diri, agama ditinggalkan. Orang semacam ini maka hatinya akan senantiasa miskin. Selalu dalam keadaan khawatir dan ketakutan.

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, dia bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’la berfirman: “Wahai manusia, Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, pasti Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan (rasa cukup dan puas) dan Aku akan menutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melaksanakan yang demikian itu, pasti Aku akan penuhi kedua tanganmu (hari-harimu) dengan kesibukan (pekerjaan2) dan Aku tidak akan menutup kefakiranmu.”

TAKHRIJ HADITS:
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi IV/642 no.2466, Ibnu Majah II/1376, Ahmad II/358 no.8681, dan Ibnu Hibban II/119 no.393.

Syaikh Al-Albani rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini SHOHIH, sebagaimana disebutkan di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah III/346 no.1359, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib III/127 no.3166, dan Shohih Ibnu Majah II/393 no.3315.

Hari ini orang menyangka agama ini yaitu penghalang seseorang untuk bisa jadi kaya, dan bisa menimbulkan orang menjadi miskin. Padahal kaya miskin seseorang bukanlah dilihat dari kebendaannya tetapi dari hatinya. Orang miskin jikalau di hatinya ada sifat Qona’ah, maka Allah akan masukkan rasa kaya di hatinya. Tetapi orang kaya tidak punya Sifat Qona’ah maka Allah akan masukkan kedalam hatinya rasa ketakutan terutama pada kemiskinan. Dia akan selalu merasa kurang, selalu merasa tidak cukup, selalu ketakutan jatuh miskin, akhirnya dia tetap jadi peminta-minta juga menyerupai pengemis saja. Minta proyek lah, minta jatah lah, minta ditambah gajinya, dan lain-lain, selalu dalam keadaan minta-minta menyerupai pengemis.

Kisah :

Ada seorang sholeh yang kaya raya mengatakan, “Saya sebetulnya tidak mau menjadi kaya. Setiap tiba harta dan kekayaan selalu saya sedekahkan, terus menerus saya selalu sedekahkan harta yang datang.” Tetapi senantiasa dia sedekahkan hartanya, senantiasa pula harta kekayaan berdatangan. Sehingga dia bertanya pada ulama solusinya dan jalan keluarnya biar bisa jadi miskin. Lalu ulama katakan walaupun kau berusaha untuk jadi miskin, tetapi jikalau Allah sudah putuskan kau untuk jadi kaya pasti kau tidak akan pernah bisa jadi miskin.

Jadi itulah ketentuan Allah, walaupun kita tidak mau menjadi miskin tetapi Allah tidak tentukan kita menjadi orang kaya, maka tidak pernah kaya kita jadinya. Kenapa kemiskinan harus kita takuti ? padahal yang harus kita takuti yaitu tidak taat kepada Allah, ini yang harus kita takuti, bukannya kemiskinan. Hari ini kita telah salah faham mau memberantas kemiskinan tetapi ketidak taatan kepada Allah tidak diberantas. Tidak mungkin duduk kasus akan selesai jikalau ketidak taatan kepada Allah kita biarkan. Seharusnya yang diperjuangkan yaitu usaha untuk memberantas ketidak taatan kepada Allah. Kaprikornus memberantas kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah, inilah usaha yang seharusnya diperjuangkan. Caranya bagaimana ? yaitu dengan menghadirkan agama Allah SWT. Inilah yang diusahakan para Nabi dan ini lah yang yang diusahakan Rasullullah SAW. Jika kita mempercayai Nabi SAW, maka ikutilah, perjuangkan daripada usaha Rasullullah SAW. Bahkan kalau kita lihat Rasullullah SAW minta kemiskinan kepada Allah untuk bisa hidup di kalangan orang-orang miskin, dan mati dalam kemiskinan. Ini lantaran Nabi SAW melihat dan mengetahui bahwa kemiskinan itu bukan ancaman atau ancaman. Tetapi yang ancaman ini yaitu ketidak taatan kepada Allah.

Seperti kita ketahui bahwa Nabi SAW sudah pernah melihat isi daripada Surga yang Allah telah janjikan. Diriwayatkan mahfum bahwa penghuni nirwana itu yaitu sebagian besar dari pada golongan orang-orang miskin. Nabi SAW mengtahui bagaimana cintaNya Allah terhadap orang-orang miskin yang bersabar. Inilah sebabnya ketika Nabi SAW ditawarkan harta oleh Allah ta’ala, ditolak oleh Nabi SAW. Nabi SAW mengetahui bahwa kecenderungan umat ini lalai jikalau diberi harta. Inilah yang terjadi diantara sahabat menyerupai yang dikatakan oleh Abu Bakar RA bahwa ketika mereka (sahabat) diuji dengan kemiskinan mereka bisa bertahan, namun ketika di uji dengan harta hampir-hampir mereka tidak bisa bertahan. Inilah sebabnya Nabi SAW berkata mahfum bahwa fitnah terbesar dari ummatku ini yaitu harta.

Fikir kita pada hari ini seharusnya bagaimana agama sanggup hadir dalam kehidupan kita. Sebaimana kekayaan itu tiba dengan perjuangan, begitu juga dengan agama, harus diperjuangkan untuk wujud dalam kehidupan kita.Jika agama ini tidak diperjuangkan, tidak di usahakan, maka agama ini hingga kapanpun tidak akan tiba dalam kehidupan kita. Bahkan dikatakan bahwa walaupun kekayaan itu tidak diperjuangkan atau diusahakan, kalau sudah menjadi ketetapan dari Allah tetap akan tiba juga. Beda dengan agama kalau tidak diusahakan tidak akan datang. Sedangkan dalam pekerjaan, kalau seseorang itu sakit dia akan tetap mendapatkan gaji, keduniaan tetap tiba kepadanya. Tetapi bukan berarti kebahagiaan itu bisa datang. Banyak orang yang mempunyai keduniaan yang maju tetapi kehidupannya menjadi stress, banyak masalah, tidak bahagia, bahkan banyak yang bunuh diri, dan sebagainya. Inilah bukti bahwa keduniaan yang kita miliki bukanlah jaminan daripada kebahagiaan. Kebahagiaan dan ketenangan hanya akan tiba jikalau kita taat kepada Allah.

Dengan kehendak Allah SWT segalanya bisa terjadi.  Allah SWT Mahakuasa, mahluk tak kuasa. Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bila kita taat kepada Allah, maka seluruh doa kita akan dikabulkan.

Manusia punya keingininan atau kehendak. Allah SWT juga punya kehendak. Bila kehendak insan berlawanan dengan kehendak Allah, maka kehendak Allah SWT yang pasti berlaku. Kalau kita taat kepada Allah, maka Allah SWT akan mengabulkan keinginan kita.

Taat kepada Allah SWT yaitu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Apabila kita tidak mengamalkan agama, maka segala tragedi akan datang. Apabila banyak tragedi yang menimpa kita, jangan menyalahkan orang lain, tapi salahkan diri sendiri.

Bila kita mentaati segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangannnya, bukan hanya di Akhirat kita akan bahagia. Di dunia pun sudah bahagia. Hidup senang baik di dunia maupun di Akhirat kelak.

Agama yaitu untuk kepentingan manusia, kita, bukan untuk kepentingan Allah. Allah tidak butuh ketaatan kita, tapi kita butuh taat kepada Allah. Jangan terpengaruh dengan orang yang tidak beriman. Tapi ikutilah cara hidup Nabi Muhammad SAW. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di Akhirat selain mengikuti cara hidup Rasulullah SAW.

Misalnya sebagai anggota Polisi Republik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesia atau jabatan apapun, maka jadilah orang yang jujur, yang amanah, jangan khianat, jangan korupsi, jangan mengambil hak orang lain. Bila kita mempunyai pemimpin yang tidak amanah, jangan salahkan siapa-siapa. Itu kesalahan kita. Dan apabila kita semua taat kepada Allah, maka Allah akan berikan kita pemimpin yang baik dan amanah. Sebaliknya, bila kita tidak taat kepada Allah, maka Allah SWT akan turunkan pemimpin yang zalim.

Untuk memperbaiki umat, maka kita harus ajak semua orang untuk taat kepada Allah, baik istri, anak, tetangga dna lain sebagainya. Hanya dengan ketaatan kepada Allah, maka semua duduk kasus akan terselesaikan.

Allah telah menawarkan pola pada 124 ribu Nabi dan Rasul telah diturunkan Allah untuk memperbaiki umat biar taat kepada Allah. Kunci untuk menuntaskan segala duduk kasus yaitu taat kepada Allah. Bila kita semua taat kepada Allah, maka Allah yang akan mnyelesaikan segala duduk kasus kita.

Semua mahluk yang ada di langit dan di bumi, taat kepada perintah Allah. Gunung meletus atas kehnadak Allah. Demikian juga banjir dan Tsunami, hanya bisa terjadi atas kehendak dan izin Allah.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 41 :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah aktual kerusakan di darat dan di bahari disebabkan oleh perbuatan tangan insan supaya Allah mencicipi kepada mereka sebahagian dari akhir perbuatan mereka biar mereka kembali .” (QS. Ar-Rum ayat 41).

Apabila kita melaksanakan amal kebaikan, maka balasannya kebaikan juga. Sebaliknya bila kita melaksanakan amal (perbuatan) buruk, maka balasannya juga keburukan.

Sewaktu Nabi Muhmmad SAW Isra’ Mi’raj, dia melihat sesuatu yang turun dan yang naik dari langit ke bumi atau sebaliknya. Yang naik yaitu amal-amal dari manusia, sedang yang turun yaitu balasan-balasan dari Allah kepada manusia.

Allah SWT mengirim 124 ribu Nabi dan Rasul ke dunia biar insan menjadi baik. Agar insan beriman kepada yang ghaib. Jangan hanya menggunakan akal, tapi gunakan iman. Ada seorang yang tidak percaya, bagaimana mungkin dengan menjalankan shalat kok bisa mendatangkanrezeki? Dengan shalat akan menjauhkan kita dari kesempitan hidup?  Tak mungkin.

Coba perhatikan seorang polisi kemudian lintas, yang menggerakkan kedua tangannya untuk mengatur kemudian lintas di persimpangan jalan. Kalau dilihat, apa manfaat dia susah payah berdiri di tengah panas sinar matahari?. Ternyata dia menjalankan kiprah sebagai polisi kemudian lintas. Dia tak perlu bertanam padi atau memelihara ayam untuk makannya. Ternyata dia menerima honor dari Pemerintah untuk menjamin hidupnya, hanya lantaran dia taat menjalankan tugasnya.

Nah bagaimana bila kita taat menjalankan segala perintah Allah?. Raja dari semua raja. Tentu Allah SWT Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memberi Rezeki, akan menjamin rezeki kita, dan akan menjauhkan kita dari kesempitan hidup. Siapa yang lebih baik dari Allah yang menjamin rezeki kita?. Tidak ada! Maka yakinlah, bahwa dengan shalat sanggup mendatangkan rezeki, asalkan ditunaikan dengan sungguh-sungguh dengan penuh keikhlasan.

Bila ingin senang di dunia dan akhirat, maka amalkan agama dengan sempurna. Misalnya untuk menentukan Presiden, diadakan Pemilu, kemudian terpilih Presiden. Bila yang terpilih seorang bandit, tapi bila rakyatnya baik, takwa kepada Allah, dan kita bantu Presiden dan kita doakan, maka Presiden yang jahat itu akhirnya berubah jadi baik.

Sebaliknya, ketika Pemilu terpilih seorang Presiden yang baik, tapi lantaran rakyatnya tak beriman dan tak menjalankan Agama dengan baik, maka Presiden yang tadinya baik akan berubah jadi jahat.

Contoh lain. Nabi Ibrahim ketika dimasukkan ke dalam api yang menyala selama 40 hari oleh Raja Namrutz. Tampak di mata insan pasti Nabi Ibrahim menderita dan akan binasa. Tapi lantaran Nabi Ibrahim beriman dan taat kepada Allah, maka Allah perintahkan kepada api biar jadi hirau taacuh dan keselamatan bagi Ibrahim. Nabi Ibrahim merasa nyaman, tak mencicipi panas sama sekali, malah menyerupai di ruang AC. Allah Maha Kuasa berbuat segala sesuatu atas hamba-hambanya.

Allah SWT Kuasa menawarkan kebahagiaan ketika kita ada di dalam rumah gedung yang mewah, Allah SWT  juga bisa menawarkan kebahagiaan pada kita walaupun dalam gubug.

Bila kita ingin meningkatkan penghasilkan, tak perlu kerja di luar negeri jadi TKI apalagi TKW, tapi tingkatkan amal. Insya Allah rezeki kita akan lebih banyak.

Ada sebuah hadist Nabi, bila kita melaksanakan 3 (tiga) amal buruk, maka akan menerima 4 (empat) keburukan sebagai akibatnya.
3 amal jelek itu adalah:
1. Membangun gedung-gedung yang tinggi,
2. Pernikahan yang mewah.
3. Ulama dimusuhi atau tdk digubris nasehatnya,
Maka alhasil Allah turunkan azab berupa:
1. Pemimpin yang zalim.
2. Pejabat yang tidak amanah.
3. Harga-harga melambung tinggi dan
4. Dicabut Keberkahan.

Bidang ekonomi, yang menaikkan atau menurunkan harga yaitu Allah SWT. Yang menimbulkan kemarau atau banjir yaitu Allah, gagal panen yang menentukan Allah. Harga cabe lebih Rp.100 ribu atas kehendak Allah. Untuk memperbaiki ekonomi bukan dengan tenaga mahir S3, doctor dan lain-lain, tapi denagn memperbaiki amal.

Dalam bidang kesehatan, penyakit tiba akhir kita melaksanakan dosa, tak bisa mengandalkan rumah sakit atau dokter. Contohnya Amerika, rumah sakit paling modern, tenaga dokter paling mahir dan banyak. Tapi rumah sakit semakin penuh, semakin banyak yang sakit.

Di zaman para sahabat, tidak ada rumah sakit, tidak ada dokter, tapi tidak ada yang sakit, padahal masakan mereka sangat sederhana bahkan sering lapar. Karena mereka mengamalkan Agama dengan sempurna.

Karena praktek sec bebas dan perzinahan, maka timbul penyakit yang tak ada obatnya, yaitu AIDS. Itu merupakan eksekusi dan peringatan dari Allah. Bila tidak ada perzinahan lagi, maka penyakit-penyakit itu akan diangkat oleh Allah. Selesaikan semua duduk kasus dengan amal Agama.

Contoh lain, untuk menghindari penyakit malaria, maka oarng disuruh membersihkan got, tapi insan tidak taat kepada Allah. Lalu Allah turunkan nyamuk yang suka dengan air yang bersih, yaitu nyamuk demam berdarah. Kaprikornus yang penting, disamping membersihkan got, juga bersihkan diri dari dosa, taat kepada perintah Allah.

Dalam rumah tangga juga begitu. Siapa yang ingin senang dalam rumah tangganya, maka perbaiki kekerabatan dengan Allah, amalkan Agama dalam rumah. Barangsiapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia, baik dalam keluarga maupun masyarakat.

Istri yang elok sanggup memberi kebahagiaan, tapi tidak sedikt orang yang mempunyai istri elok justru jadi bencana, lantaran istrinya menduakan misalnya. Sebaliknya istri yang berwajah buruk, tidak cantik, belum tentu tidak bahagia. Banyak orang yang mempunyai istri yang tidak elok lebih senang dari yang punya istri cantik.

Nabi Musa ketika di Lembah Suci Thua, yang mempunyai tongkat yang biasanya dipakai untuk membantunya dalam aneka macam keperluan menyerupai untuk berjalan, memberi makan ternak dll, Tapi atas perintah Allah, tongkat itu dilempar dan berubah jadi ular yang besar dan menakutkan, bahkan bisa membinasakan Musa. Tongkat yaitu lambang kebaikan, sedang ular merupakan lambang keburukan. Allah SWT sanggup merubah suatu kebaikan menjadi keburukan seketika itu juga, atau sebaliknya sanggup merubah suatu keburukan menjadi kebaikan.

Jadi apabila kita taat kepada Allah SWT, maka istri kita akan jadi baik, taat pada kita, Tapi bila kita tidak taat pada Allah, maka istri akan jadi “ular” yang akan memnatuk dan membinasakan kita. Begitu juga suatu jabatan, Dengan jabatan sanggup menjadi kebaikan, tapi dengan jababatan juga bisa jadi malapetaka, menyerupai korupsi yang bisa mengirim kita ke penjara.

Dalam kehidupan masyarakat. Bila punya pemimpin yang zalim, tak perlu berdemo. Perbaiki kekerabatan dengan Allah, minta kepada Allah, jangan minta kepada manusia. Antara yang haq (benar) dengan yang bathil, bagaikan antara sinar dengan kegelapan. Dengan yang hak ditegakkan maka yang bathil akan lenyap. Nyalakan lampu, maka gelap akan hilang, akan jadi terang-benderang.

Dalam Agama Islam, tak ada kekerasan. Islam itu sendiri berarti damai. Walaupun ganja dan narkoba contohnya dibakar habis, tapi orang Islam tidak shalat, maka narkoba akan tiba lagi. Tapi bila orang Islam shalat dan taat beragama, tak akan mau menghisap ganja atau narkoba. Sekali lagi yang haq akan melenyapkan yang bathil.

Untuk membuat suasana damai, bukan dengan kebencian atau tindak kekerasan, tapi dengan dakwah, amar makruf nahi munkar, Siang berdakwah, dan malamnya berdoa.

Sewaktu tentara Islam menang dan sanggup menaklukkan Mekah, tidak ada balas dendam, malah dengan kasih sayang. Akhirnya orang-orang kafir Quraish, berbondong-bondong masuk Islam. Hindun, istri Abu Sofyan yang pernah memakan hati paman Nabi pernah bersumpah tidak akan pernah masuk Islam. Tapi lantaran watak para sahabat yang mulia, akhirnya Hindun masuk Islam juga, Ketika ditanya, mengapa dia masuk Islam melanggar sumpahnya?. Apa jawabnya?. “Saya tidak masuk islam, tetapi Islam yang masuk ke dalam diri saya”. Allahu Akbar!!!

Jadi kuncinya untuk mengatasi segala kemungkaran ketika ini, satu-satunya cara sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah yaitu dengan berdakwah dari pintu ke pintu, dari orang per orang, lakukan dengan lapang dada tanpa mengharapkan upah tau jawaban dari manusia. Hanya mengharap jawaban dan ridho dari Allah. Siang berdakwah, malam berdoa, mengadu dan meminta kepada Allah. Insya Allah semua duduk kasus akan diselesaikan oleh Allah. aamiin…

Dalam Surat Al Mulk: ‘’penjaga neraka bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah tiba kepadamu seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab: “Bener ada, sesungguhnya telah tiba kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakannya” dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun, kau tiada lain hanya dalam kesesatan yang nyata”.

Nah kita yang sudah diberi hidayah oleh Allah dalam usaha dakwah ini, apakah tidak takut dengan pertanyaan nanti di Akhirat: Apakah sudah tiba jamaah dakwah ke rumah-rumah? Kewajiban kita hanya berusaha mengajak mereka untuk taat kepada Allah, tapi yang menawarkan hidayah yaitu Allah. Yang pasti, bagi yang berdakwah, pasti akan turun hidayah.

Mari kita niatkan untuk sedikit meluangkan waktu kita untuk memperbaiki doktrin di dalam hati kita dengan jalan keluar di jalan Allah SWT menyerupai Rasulullah Saw dan para Sahabat RA contohkan.

Insha Allah

Sumber: Bayan H. Cecep Firdaus


Sumber http://agustinwahyuningtias.blogspot.com