Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Imbas Perubahan Sosial Budaya Dan Teori-Teorinya

Konten [Tampil]

Dampak Perubahan Sosial Budaya dan Teori-Teorinya – Perubahan sosial ialah suatu transformasi budaya dan institusi sosial, tanggapan dari proses yang berlangsung secara terus menerus dan menawarkan dampak kasatmata dan negative dalam tatanan masyarakat.


Berdasarkan pengertian di atas, perubahan sosial merupakan hasil dari suatu proses. Nah, berikut ini ialah teori-teori wacana perubahan sosial.


1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory)


Teori ini mengungkapkan bahwa perubahan sosial mempunyai arah yang tetap dan dialami oleh setiap masyarakat. Yang dimaksud dengan arah tetap ialah perubahan sosial terjadi secara bertahap, dimulai dari tahap awal sampai tahap akhir. Menurut Emile Durkheim, perubahan sosial yang disebabkan oleh proses evolusi sanggup mensugesti masyarakat, terutama dalam menjalin kekerabatan kerja antar sesama.


Sementara itu, Ferdinan Tonnies menjelaskan bahwa perubahan masyarakat dari sederhana sampai menjadi masyarakat besar, mensugesti kerja dimana pada awalanya masyarakat mempunyai kekerabatan bersahabat dan kooperatif menjadi terspesialisasi dan impersonal.


Namun, teori ini hanya sanggup menjelaskan proses perubahan yang terjadi dan tidak bisa menjelaskan mengapa masyarakat berubah.


2. Teori Konflik (Conflict Theory)


Teori ini mengungkapkan bahwa konflik merupakan bentuk dari perubahan sosial. Perubahan sosial terjadi lantaran adanya konflik atau kontradiksi antara kelas penguasa dan kelas masyarakat tertindas sehingga merubah sistem sosial di dalam masyarakat tersebut.


Tokoh yang besar lengan berkuasa pada teori konflik ini ialah Ralf Dahrendort dan Karl Marx. Menurut Ralf Dahrendorf, setiap konflik dalam masyarakat menghasilkan perubahan sosial. Sedangkan, berdasarkan Karl Marx, konflik sosial sangatlah penting dan besar lengan berkuasa terhadap semua perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.



style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">


3. Teori Fungsionalis


Teori ini menjelaskan bahwa perubahan sosial merupakan suatu hal yang konstan dan tidak perlu penjelasan. Oleh lantaran itu, perubahan sosial yang terjadi bisa mengacaukan keseimbangan yang ada dalam tatanan masyarakat. Jadi, teori fungsional hanya menganggap perubahan yang menawarkan dampak kasatmata bagi masyarakat, sedangkan perubahan yang berdampak negative tidak digunakan.


Tokoh yang besar lengan berkuasa dalam teori ini ialah William Ogburn. Menurutnya, kecepatan perubahan setiap unsur berbeda-beda, meskipun unsur-unsur masyarakat tersebut saling berkaitan satu sama lain. Sebagian ada yang berubah dengan cepat, dan sebagian lagi ada yang berlangsung dengan lambat.


4. Teori Siklis/Siklus


Teori ini menjelaskan bahwa perubahan sosial akan terus terjadi walaupun pada tahapan terakhir yang telah sempurna. Namun, perubahan tersebut akan kembali menuju tahap awal sehingga membentuk sebuah siklus.


Tokoh yang besar lengan berkuasa dalam teori siklus ialah Oswald Spenger dan Arnold Toynbee. Oswald beropini bahwa ada 4 tahap perkembangan dalam setiap masyarakat, misalnya ialah pertumbuhan insan dari tahap kanak-kanak, tahap remaja, tahap cerdik balig cukup akal ke tahap tua.


Sedangkan, Arnold Toynbee menjelaskan bahwa perubahan sosial baik kasatmata maupun negatif sanggup dijelaskan dalam konsep kemasyarakatan yang mempunyai kekerabatan bersahabat satu sama lain, yaitu tantangan dan tanggapan.


Dampak Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial budaya secara eksklusif atau tidak eksklusif meyebabkan dampak negatif dan kasatmata dalam tatanan masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi bersifat postif, tentunya kita tidak perlu khawatir lantaran akan menjadikan imbas baik. Namun, apabila perubahan yang terjadi bersifat negatif, maka dampak jelek yang akan muncul.


a. Akibat Positif


Perubahan yang kasatmata akan terjadi apabila masyarakat dan kebudayaan bisa beradaptasi dengan gerak perubahan tersebut. Keadaan masyarakat yang bisa menyesuaikan perubahan tersebut disebut dengan adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian tersebut disebut dengan integrasi.


Perubahan sosial budaya yang bersifat kasatmata tersebut menimbulkan dampak yang baik pula dalam masyarat, menyerupai semakin berkembangnya tekhnologi, terciptanya lapangan kerja gres dan tenaga kerja professional, terbentuknya nilai dan norma baru, meningkatnya efektivitas dan efesiensi kerja masyarakat.


b. Akibat Negatif


Akibat negative akan terjadi apabila suatu masyarakat dan kebudayaannya tidak bisa untuk beradaptasi dengan cepatnya pergerakan suatu perubahan. Ketidakmampuan dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut disebut dengan maladjusment. Maladjusment akan menjadikan disintegrasi.


Dampak negatif akan menimbukan imbas yang jelek dalam kehidupan masyarakat. Contoh sikap masyarakat lantaran adanya peruabahan yang negatif diantaranya ialah Aksi protes, Demonstrasi, Kenakalan Remaja, Kriminalitas, dan Pergolakan daerah.



Sumber https://www.kakakpintar.id