Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Penjabaran Kelompok Sosial Lengkap

Konten [Tampil]

Klasifikasi Kelompok Sosial Lengkap – Konsep dalam kelompok sosial mempunyai banyak sekali artian atau pemaknaan. Di kalangan para sosiolog ditemukan banyak sekali upaya untuk membagi jenis kelompok ke dalam beberapa bagian. Di antaranya yakni Robert Bierstedt yang membagi kriteria kelompok menurut empat jenis diantaranya yakni kelompok statistik (statistical group), kelompok kemasyarakatan (societal group), kelompok sosial (social group), kelompok asosiasi. Keempat jenis pembagian kelompok sosial tersebut terwujud ke dalam beberapa forum yang secara umum gampang untuk dijumpai di masyarakat menyerupai sekolah, organisasi, partai politik, organisasi serikat buruh, organisasi guru, idan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakangnya, kelompok sosial di masyarakat dibagi menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya ialah sebagai berikut:


A. Kelompok Sosial Berdasarkan Pada Kepentingan Bersama Tanpa Pengorganisasian


Seelompok insan yang dalam perjalanan kemasyarakatannya / mekanismenya tidak terdapat suatu managemen pengorganisasian kelompok sosial di dalamnya. Kelompok ini dibagi lagi menjadi beberapa bab yakni sebagai berikut:


1. Kerumunan Sosial


Kerumunan sosial atau social aggregate ialah sekumpulan orang yang berada pada sebuah tempat, namun tidak satupun di antara mereka yang berafiliasi atau mengenal satu sama lain, tidak menetap di daerah mereka berkerumun dan bersifat sementara. Mislanya saja suatu bentuk kerumunan yang biasa ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya ialah Formal audience (penonton sebuah acara), Expressive group (peserta dalam sebuah program perhelatan), Inconvenient aggregations (kumpulan orang-orang yang sedang menunggui sesuatu menyerupai mengantre karcis dan lain sebagainya), Panic crowds (kerumunan dalam keadaan panik menyerupai kecelakaan), Spectator crowds (kerumunan massa pada ketika kejadian tertentu), lawless crowds dan lain sebagainya.


2. Publik


Publik ialah suatu kelompok yang berupa objek dari upaya komunikasi tertentu secara masal dan tidak termasuk kedalam sebuah kesatuan . Interaksi yang ada dan berlangsung di dalamnya difasilitasi dengan alat-alat komunikasi. Misalnya saja gosip, informasi sosial, dan lain-lain yang diprantarai oleh media massa menyerupai surat kabar, , televisi, radio dan lain sebagainya.


3. Massa


Massa dimaknakan sebagai sebuah keseluruhan dari suatu kerumunan sosial. Pengertian massa muncul beriringan dengan perkembangan masyarakat yang mengacu pada suatu pola kehidupan modernitas. Karakteristik yang menonjol pada ciri massa ialah suatu perkumpulan sejumlah orang bersifat heterogen sehingga identitas masing-masing individu sulit untuk diketahui. Keragaman massa nampak dari suatu diferensiasi status sosial, taraf hidup, pendidikan, keturunan, pekerjaan, dan juga agama.


B. Kelompok Sosial Berdasarkan Atas Kepentingan Bersama Dengan Pengorganisasian


Kelompok sosial jenis ini ialah sejumlah insan yang membentuk sebuah kelompok yang mempunyai managemen mekanis secara terorganisasi di dalamnya.


1. Kelompok Dasar (Basic Group)


Kelompok dasar ialah sebuah kelompok yang dibuat secara insidental dari bawah untuk menjadi pelindung terhadap setiap anggotanya dari tekanan yang bersifat negatif dari masyarakat besar serta sekaligus mempunyai fungsi sebagai sumber acara bagi pembaruan masyarakat itu sendiri.


2. Kelompok Besar (Big Group) dan Kelompok Kecil (Small Group)


Besar dan kecilnya sebuah kelompok sangat ditentukan oleh kriteria tugas-tugas sosial dan juga jumlah anggotanya. Sebuah kelompok sanggup dikatakan kelompok yang besar jikalau bobot kiprah yang diembannya begitu penting dan universal. Tugas-tugas tersebut mencakup pemenuhan segala jenis kebutuhan dasar untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan masyarakat. Kelompok besar ialah kelompok yang mempunyai jumlah anggota yang relatif banyak serta merupakan integrasi dari beberapa kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil tersebut menangani mempunyai peranan yang begitu esensial bagi kelompok besar yang menjadi induk bagi kelompok kecil tersebut.



style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-9290406911233137"
data-ad-slot="2698768695">


3. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)


Kelompok primer (primary group) ialah sebuah kesatuan hidup insan yang diindikasikan dengan sebuah interaksi antar anggotanya yang melaksanakan kontak eksklusif atau berlangsung secara tatap muka, profesional dan bersifat pribadi. Sedangkan kelompok sekunder (secondary group) ialah sebuah kelompok yang interaksi di dalam sebuah kelompoknya demikian buruk, renggang, dan bahkan tidak saling mengenal. Dalam kehidupan masyarakat tiap-tiap orang secara umum mempunyai dua keanggotaan sosial sekaligus. Selain sebagai anggota kelompok primer, seseorang juga sanggup merangkap eksklusif menjadi anggota kelompok sekunder. Faktor utama yang mendasari terbentuknya kelompok sekunder ialah sebuah hasrat dan tuntutan kebutuhan hidup.


4. Kelompok Dalam (In-Group) dan Kelompok Luar (Out-Group)


Istilah kelompok dalam atau in-group hadir ketika para anggota suatu kelompok mencicipi bahwa kelompoknya mempunyai sebuah tujuan dan harapan yang sama, menaati norma-norma yang sama, dan nasib yang sama. Kelompok tersebut mempunyai rasa keakuan dan kepemilikan yang besar terhadap kelompoknya, dan dalam perilakunya mengandung artian bahwa orang lain yang tidak tergolong kelompoknya merupakan orang luar yang berbeda dengannya. Perasaan in-group atau perasaan dalam serta out-group atau perasaan luar kelompok ini ialah sebuah contoh suatu sikap fanatisme, yakni sebuah sikap untuk melaksanakan evaluasi terhadap orang lain dengan memperggunakan nilai serta norma kelompok itu sendiri.


5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft)


Paguyuban merupakan suatu bentuk kehidupan secara gotong royong yang pada tiap anggotanya terikat dengan kekerabatan batin yang bersifat natural. Hubungan ini didasari oleh rasa kesatuan batin yang secara alamiah telah mengakar semenjak lama. Bentuk paguyuban sanggup ditemui dala sebuah keluarga, kerabat, rukun tetangga, dan lain sebagainya. Sebuah kelompok paguyuban mempunyai beberapa ciri yakni sebagai berikut:


a. Intimate, kekerabatan yang bersifat menyeluruh dan begitu akrab.

b) Private, kekerabatan yang mempunyai kesan pribadi, yakni terkhusus hanya untuk beberapa orang saja.

c) Exclusive, kekerabatan tersebut hanya diperuntukkan oleh kalangan sendiri, dan bukan untuk kalangan luar.


6. Kelompok Informal (Informal Group) dan Kelompok Formal (Formal Group)


Kelompok informal ialah sebuah kesatuan hidup insan yang tidak mempunyai struktur serta organisasi tertentu. Kelompok ini muncul alasannya ialah adanya sebuah pertemuan yang terjadi berulang kali dan selanjutnya pertemuan tersebut menjadi sebuah dasar bagi bertemunya banyak sekali kepentingan serta pengalaman yang sama. Misalnya saja Klik (clique), yakni sebuah kelompok kecil tanpa adanya struktur formal yang sering muncul dalam banyak sekali kelompok besar. Klik tersebut diindikasikan dengan terdapatnya banyak sekali pertemuan timbal balik yang terjadi antaranggotanya, biasanya bersifat untuk kalangan sendiri (egalitas). Sedangkan kelompok formal ialah kelompok yang mempunyai peraturan yang bersifat tegas serta secara sengaja dimunculkan oleh angota-anggotanya untuk mengontrol kekerabatan antara tiap angotanya. Hubungan antar tiap anggota berlangsung secara terartur dengan banyak sekali upaya untuk mendapatkan tujuan yang didasarkan pada bab organisasi yang mempunyai sifat yang spesial.


7. Kelompok Okupasional (Occupational Group) dan Kelompok Volunter (Voluntary Group)


Kelompok okupasional ialah sebuah kelompok yang terdiri atas orang-orang yang mengerjakan sebuah acara yang sejenis. Kelompok okupasional biasanya berada pada masyarakat heterogen. Pada masyarakat ini terdapat sebuah sistem pembagian kerja yang menurut pada pengkhususan atau spesialisasi. Seseorang mengerjakan acara pekerjaan yang diubahsuaikan dengan talenta dan keterampilan masing-masing. Dengan keahlian yang dimilikinya, kelompok tersebut bisa membantu masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Oleh karenanya, bermunculanlah banyak sekali macam kelompok profesi yang terdiri atas kalangan profesional.


Kelompok volunter mencakup sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama, namun tidak memperoleh perhatian dari masyarakat yang daya jangkaunya luas. Mereka mencoba memenuhi segala kepentingan tiap anggota dengan segala kemampuan serta potensi yang dimilikinya sehingga tidak akan mengganggu kepentingan warga masyarakat secara luas. Kelompok volunter ada menurut banyak sekali kepentingan primer yang mencakup kebutuhan pangan, sandang, dan papan.


8. Kelompok Keanggotaan (Membership Group) dan Kelompok Acuan (Reference Group)


Kelompok keanggotaan (membership group atau appartenance group) ialah sebuah kelompok yang menampakkan seorang individu secara resmi dan secara fisik menjadi anggota. Orang lain bisa dengan mudahnya serta dengan niscaya mengidentifikasikan berasal dari mana kelompok seseorang berasal. Pada warga masyarakat yang masih belum mengenal ketertiban manajemen dengan baik, keanggotaan yang ada pada seseorang ditunjukkan dengan keberadaannya secara fisik yang senantiasa gotong royong dengan anggota kelompoknya.


Kelompok pola (reference group) ialah sebuah kelompok sosial yang menjadi pemikiran bagi seorang individu (bukan anggota kelompok) untuk membentuk kepribadian seseorang. Seseorang yang bukan termasuk ke dalam anggota kelompok (orang dari luar kelompok) sanggup mendapatkan dampak dari suatu kelompok yang lain, apabila ia menjalin sebuah ikatan batin serta berupaya untuk melaksanakan adaptasi diri. Realita sosial menggambarkan bahwa jumlah anggota masyarakat yang menjadi reference group mempunyai jumlah relatif besar.


9. Kelompok Penekan


Kelompok penekan ialah sebuah kelompok yang tiap anggotanya mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kepentingan kelompok di tengah masyarakat yang luas melalui cara tekanan sosial. Kelompok penekan tergolong kelompok sekunder dan pada umumnya

memiliki anggota yang relatif besar, namun yang dipergunakan sebagai penekan hanya sebagian kecil dari tiap anggota kelompoknya. Mereka hanya terdiri atas individu potensial yang sanggup mendominasi serta mengendalikan masyarakat. Kelompok penekan secara umum terdapat pada masyarakat yang menganut sistem demokrasi liberal, yakni setiap individu yang menjadi anggota masyarakat mempunyai kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.


Sumber :

Waluya, Bagja. 2009, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk kela XI Sekolah Menengan Atas dan MA, Jakarta, CV. PT. Setia Purna Inves.



Sumber https://www.kakakpintar.id