Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Railgun, Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik

Konten [Tampil]
 Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik √ Railgun, Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik
USS Kidd Dalam film Transformers.

Teknologi.id – Militer terus melaksanakan pengembangan terhadap teknologinya. Setelah menyebarkan teknologi pesawat tanpa awak, sekarang para negara adidaya berlomba-lomba untuk membuat teknologi berbasis elektromagnetik. Railgun yaitu salah satu teknologi yang sedang dikembangkan oleh militer dikala ini. Di sisi lain, beberapa game yang berbasis science fiction telah membuat Railgun versi mereka sendiri.


Seperti apa teknologi berbasis elektromagnetik ini?


Menggunakan Peralatan Berbasis Elektromagnetik


 Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik √ Railgun, Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik
Ilustrasi Teknologi Railgun.

Gambar di atas memperlihatkan wacana bagaimana penggunaan teknologi Raligun diterapkan. Peluru ditembakkan oleh serangkaian pendukung elektromagnetik guna mencapai sasaran.


Kecepatannya pun tidak main-main. Kecepatan senjata ini sanggup mencapai lebih dari Mach 2. USS Kidd dari film Transformer mempunyai purwarupa Railgun yang berkecepatan jelajah sampai Mach 7.


Namun untuk mengoperasikannya masih mengonsumsi listrik yang cukup besar. Satu-satunya teknologi yang sanggup menunjang penggunaan persenjataan menyerupai ini yaitu teknologi panel surya serta amplifiernya. Karena penggunaan sanggup terus menerus, teknologi untuk mengurangi panas juga diharapkan untuk antisipasi. Perlunya teknologi pendingin juga akan mendorong efisiensi dalam penggunaan senjata ini.


Baca juga: Indonesia Menjadikan Drone Sebagai Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)


Sejarah Railgun


 Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik √ Railgun, Teknologi Senjata Militer Berbasis Elektromagnetik
Nazi giant Railgun.

Teknologi ini sendiri pertama kali diciptakan oleh Nazi Jerman. Karena ukurannya yang besar, senjata ini hanya sanggup dioperasikan di kereta api.


Meski sudah dipatenkan oleh Louis Octave di Amerika Serikat pada tahun 1922, Jerman menjadi negara pertama yang memproduksi teknologi ini sebagai senjata. Sayangnya, teknologi ini tidak sanggup dipakai alasannya yaitu konsumsi listrik yang tinggi dikala itu.


Lebih buruknya lagi, produksi listrik semasa Perang Dunia II juga sangat sedikit. Studi di tahun 1947 juga menunjukkan, setengah kota Chicago akan mati listrik setiap kali senjata ini ditembakkan.


Perbedaannya dengan Coilgun


Railgun dan Coilgun awalnya mempunyai prinsip yang berbeda namun penggunaannya sama. Namun, perbedaan yang paling fundamental yaitu pemanfaatan teknologi elektromagnetiknya itu sendiri.


Coilgun mengandalkan energi dari kawasan peluru proyektil itu berasal sementara Railgun mengandalkan elektronik di sekelilingnya untuk dioperasikan.


Pada akhirnya, kalau kedua teknologi ini digabung, hasilnya sanggup membuat teknologi yang mematikan. Bahkan, kombinasi kedua teknologi ini sanggup diartikan ke aneka macam hal menyerupai yang terjadi di fiksi sains.


Berbagai game sudah membuat aplikasi antara kedua teknologi ini, antara lain seperti Red Faction: Guerrilla serta Halo. Namun untuk aplikasinya di dunia nyata, kita berharap dengan hadirnya teknologi panel surya, kita sanggup menekan konsumsi listrik dari luar.


(AMS)



Sumber https://teknologi.id