√ Panduan Lengkap Budidaya Singkong Yang Baik Dan Benar
KABARTANI.com – Panduan Lengkap Budidaya Singkong Yang Baik dan Benar. Singkong merupakan komoditas yang dinilai mempunyai nilai ekonomi yang menjanjikan. Karena singkong merupakan materi baku utama pembuatan tepung tapioka.
Singkong merupakan tumbuhan yang gampang untuk dibudidayakan, dan sanggup ditanam di lahan yang kurang subur. Selain gampang dibudidayakan, risiko gagal panen sangat kecil dibanding komoditi lain. Seperti yang kita ketahui, tumbuhan singkong dikenal cukup rakus dalam absorpsi nutrisi terutama dalam proses pembentukan zat pati / sagu.
Hal ini menimbulkan tanah menjadi tandus jikalau ditanami singkong secara terus-menerus. Untuk mengatasi ini, penting untuk menjaga tingkat kesuburan tanah, selain melaksanakan pengolahan tanah dan pemupukan, perlu juga melaksanakan pergantian dengan menanam komoditas lain.
Umur panen singkong mulai dari penanaman hingga pemanenan berkisar sembilan bulan, bahkan memasuki bulan kedelapan singkong sudah siap di panen dengan dua kali masa pemupukan antara memasuki bulan kedua dan kelima.
A. Syarat Pertumbuhan Singkong
Agar sanggup tumbuh dengan maksimal, singkong memerlukan curah hujan berkisar 150-200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan ketika panen.
Suhu udara minimal bagi tumbuhnya singkong sekitar 10°C. Jika suhunya dibawah itu menimbulkan pertumbuhan singkong sedikit terhambat, bahkan sanggup kerdil alasannya ialah pertumbuhan bunga yang tidak sempurna.
Kelembaban udara yang baik untuk tumbuhan singkong berkisar antara 60-65%, dengan kebutuhan cahaya sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
B. Persiapan Lahan
Tanah yang paling cocok untuk ditanami singkong yatu tanah yang mempunyai struktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, selain itu tanah juga harus kaya akan materi organik. Tanah dengan struktur remah / gembut mempunyai sirkulasi udara yang baik, unsur hara lebih gampang tersedia dan tentunya gampang diolah.
Sedangkan jenis tanah yang sesuai untuk tumbuhan singkong yaitu jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. Rata-rata tanah di Indonesia mempunyai pH rendah (asam), yakni berkisar antara 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tumbuhan singkong.
C. Pengolahan Lahan
1. Persiapan
Sebelum mengolah tanah, terlebih dahulu dilakukan pengukuran PH tanah dengan memakai kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester. Hal ini dilakukan untuk menganalisa jenis tanah pada sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara dan materi organik yang terkandung dalam tanah.
Penetapan jadwal atau waktu tanam sangat mempengarui keberhasilan panen. Oleh alasannya ialah itu perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tumbuhan lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus sanggup memproduksi beberapa variasi tumbuhan sejenis.
Luas area penanaman harus diubahsuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani singkong. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan alasannya ialah berkaitan bersahabat dengan asumsi harga ketika panen dan pasar.
2. Pembukaan dan pencucian lahan
Bersihan lahan dari segala gulma (tanaman pengganggu) dan akar tumbuhan sebelumnya. Tujuannya untuk mempermudah perakaran tumbuhan berkembang secara optimal dan mencegah munculnya tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
3. Pembentukan Bedengan
Bedengan dibentuk pada ketika lahan sudah 70% dari tahan penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman, menyerupai pencucian tumbuhan liar maupun sehatnya pertumbuhan tumbuhan itu sendiri.
4. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang sangat asam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang dipakai ialah Kalsit/Kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa dipakai ialah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada ketika pembentukan Bedengan bergairah bersamaan dengan tunjangan pupuk kandang.
D. Persiapan Bibit
Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukai konsumen, dan sesuai untuk tempat penanam. Ketela pohon berasal dari tumbuhan induk yang cukup renta (10-12 bulan). Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam. Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus. Belum tumbuh tunas-tunas baru.
E. Teknik Penanaman
Penanaman harus memperhatikan ekspresi dominan dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik ialah awal ekspresi dominan hujan atau sesudah penanaman padi.
Jarak tanam singkong itu tergantung pada jenisnya. Karena beberapa jenis singkong tajuk pohonnya lebar dan ada yang bertajuk sempit. Karena itu, idealnya, ketika sudah dewasa, tajuk pohon singkong dilarang berhimpitan, tetapi juga tak boleh menyisakan ruang, biar hasil optimal.
Kesuburan tanah juga kuat pada jarak tanam yang ideal. Makin subur tanah, maka makin lebar pula jarak tanamnya. Pada tanah yang sangat subur. Alangkah baiknya terlebih dahulu anda menyimak Jarak tanam ideal untuk beberapa jenis singkong.
Sebelum bibit ditanam disarankan biar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati SOT HCS yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu gres dilakukan penanaman di lahan, hal ini sangat manis untuk pertumbuhan dari bibit.
Bibit singkong yang telah di rendam segera di tanam dan paling lambat 3 hari, jikalau lebih dari 3 hari bibit singkong sudah tumbuh tunas dan akarnya.
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon, kemudian tanamlah sedalam 5-10 cm atau kurang lebih 1/3 potongan stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam saja.
F. Perawatan Tanaman
1. Penyulaman
Lakukan penyulaman yakni dengan cara mencabut dan diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari, ketika cuaca tidak terlalu panas.
2. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput, tumbuhan liar atau tumbuhan pengganggu yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim, minimal dilakuakan penyiangan 2 kali. Periode kritis atau periode tumbuhan harus bebas dari tumbuhan pengganggu ialah antara 5-10 ahad HST (Hari Setelah Tanam).
Bila tumbuhan peengganggu tidak terkendali selama periode kritis tersebut, produktivitas sanggup turun hingga 75% jikalau dibandingkan dengan kondisi tanpa gangguan tumbuhan liar/pengganggu.
3. Pembubunan
Lakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tumbuhan dan setelahnya dibentuk menyerupai gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan penyiangan, hal ini sanggup menghemat biaya. Apabila tanah disekitar pohon terkikis alasannya ialah hujan atau alasannya ialah yang lain, maka perlu dilakukan penimbunan ulang.
4. Perempelan atau Pemangkasan
Perempelan atau Pemangkasan tunas dilakukan kerana minimal setiap pohon harus mempunyai 2 atau 3 cabang, hal ini biar batang pohon tersebut sanggup dipakai sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang.
5. Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan dengan Pupuk Kandang yang telah diolah terlebih dahulu dengan POLA HCS. Jika pupuk sangkar berasal dari ternak yang belum memakai SOC HCS, maka kebutuhan per hektar sebanyak 2 ton. Namun jikalau kotoran berasal dari ternak yang telah memakai SOC HCS, maka kebutuhan per hektar hanya 8 kwintal.
6. Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan Ketela Pohon dari awal tanam hingga umur 4-5 bulan HST (Hari Setelah Tanam) selalu daam keadaan lembab, tapi tidak terlalu becek.
Pada tanah kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan. Pada musin kering, penyiraman dilakukan dengan cara menyiram eksklusif namun cara ini sanggup merusak gundukan tanah di pangkal pohon, yang lebih baik ialah dengan sistem genangan dengan tujuan biar air sanggup meresap ke tanah.
G. Pemanenan
Ciri dan Umur Panen
Ketela pohon sanggup dipanen pada ketika pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok.
Umur panen tumbuhan ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas dalam.
Cara Panen
Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
Pasca Panen
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, kondusif dan gampang dijangkau oleh angkutan.
Penyortiran dan Penggolongan
Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sesungguhnya sanggup dilakukan pada ketika pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon sanggup dilakukan sesudah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.
Penyortiran dilakukan untuk menentukan umbi yang berwarna higienis terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.
Simak juga
Demikianlah informasi mengenai Panduan Lengkap Budidaya Ketela Pohon Yang Baik dan Benar, semoga informasi ini bermanfaat bagi sahabat tani yang ingin mencoba budidaya singkong. Terima kasih.
Sumber https://kabartani.com