Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Memanfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Budidaya Ikan Papuyu

Konten [Tampil]

KABARTANI.comBudidaya Ikan Papuyu. Desa Karya Unggang, yang berada di wilayah Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah, dulunya masayarakat setempat hidup dengan menambang. Seiring dengan adanya penyuluhan yang memperlihatkan arahan, motovasi, fasilitasi, penemuan teknologi serta transfer ilmu pengetahuan di bidang pertanian secara umum, peluang besar bagi warga setempat untuk memanfaatkan kolam-kolam bekas tambang tersebut, sebagai kolam ikan dengan sistem kolam tambak.


Sekarang masyarakat perlahan-lahan mau untuk meninggalkan dunia tambang dan beralih ke perikanan tambak, dengan pelan-pelan meninggalkan kebiasaaan lama, dengan bimbingan para penyuluhan.


Beberapa Petambak sudah ada yang berhasil mengelola kolam tambaknya dengan memelihara ikan Nila dan ikan Papuyu sejenis ikan air tawar, yang mana ikan nila dan ikan papuyu ini tahan dan cepat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya, sehingga budidaya ikan ini sanggup berhasil di daerah tersebut.


 yang berada di wilayah Kecamatan Tewang Sangalang Garing √ Memanfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Budidaya Ikan Papuyu
Pemanfaatan kolam bekas tambang untuk budidaya Ikan Papuyu

Mungkin belum banyak yang tahu mengenai Ikan Papuyu ini, alasannya yakni ikan jenis ini hanya terdapat di tempat di pedalaman Kalimantan, terutama Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Ikan Papuyu merupakan species dari ikan gabus, dan menjadi primadona bagi masyarakat setempat, alasannya yakni rasanya yang enak dan lezat.


Namun sangat disayangkan ikan papuyu (Anabas Testudneus) semakin berkurang di alam atau danau alasannya yakni sering di cari dan ditangkap, sehingga pelestarian dan perjuangan budidayanya perlu sekali untuk dilakukan. Dengan demikian pemanfaatan kolam bekas lahan tambang tradisional tersebut sangat bermanfaat dan mendatangkan hasil bagi petani tambak setempat.


Secara entimologi, ikan papuyu jantan dan betina sanggup dibedakan dengan ciri-ciri sebagai berikut:


Papuyu Jantan : Tubuh membulat, warna cerah, gerakan lincah, lubang kelamin memanjang , dan berukuran antara 100 gram.


Papuyu Betina : Tubuh memanjang, warna agak kusam, perut agak gendut, gerakan lamban, lubang kelamin membulat, dan berukuran 100 gram.


Dalam pengembangbiakan serta pembudidayaan ikan papuyu, ada beberapa tahapan yang harus diterapkan menyerupai :



  • Pembenihan secara masal di kolam

  • Pembenihan secara plyculture dengan ikan patin

  • Pembenihan dengan cara manipulasi dengan lingkungan

  • Pembenihan dengan cara injuce spawning di dalam kolam plastik


Untuk kini ini, pembenihan dengan cara injuce spawning sudah banyak dilakukan, sedangkan 3 tahap yang lain masih dalam proses penelitian.


Cara pemijahan atau penyuntikan ikan papuyu, terlebih dahulu dilakukan proses penyeleksian indukan sesuai dengan ciri-ciri yang di kemukakan diatas, ikan yang dipilih harus benar-benar sudah matang gonad. Indukan jantan dan betina sebelum dipijahkan terlebih dulu ditaruh di tempat yang terpisah.


1. Persiapan Pembenihan


Pemijahan dengan sistem injuce spawning dilakukan dengan memakai kolam plastik berukuran 1 x 4 x 0,30 M.



  • Persiapan nya dengan melaksanakan pengisian air yang dilakukan 2-3 hari sebelum dilakukan pemijahan.

  • Air di isi 2/3 dari volume bak, dengan diberi disenfektan dengan memakai garam dapur selanjutnya diberi aerase untuk meningkatkan konsentrasi, dan ditebarkan jenis tanaman air menyerupai kambiang untuk pelindung telur dan larva.

  • Selanjutnya kolam ditutup dengan plastik, bertujuan biar suhu air sanggup dipertahankan, dan ikan tidak melompat keluar.


2. Penyuntikan


Penyuntikan ikan papuyu dilakukan bersamaan antara induk jantan dan betina. Penyuntikan hanya sekali, adapun hormone yang dipakai yakni ovaprim dengan takaran 0,4 ml/kg, baik induk jantan dan betina. Pemijahan atau penetasan biasanya pada malam hari hingga pagi hari dan telor-telor akan melekat pada didinding akuarium.


3. Penetasan dan Pemeliharaan Larva


Penetasan dilakukan di dalam akuarium pemijahan, yaitu dengan menangkap induk yang telah memijah, lalu dipindahkan ke kolam pematangan gonad. Dalam suhu 29-30 derajat celcius telur akan menetas menjadi larva dalam 24 jam. Larva tersebut dipelihara selama 3 hari hingga besar lengan berkuasa untuk berenang, selama di akuarium diberi pakan artemia secukupnya. Setiap induk betina sanggup menghasilkan larva sebanyak 13.500 ekor.


Pendederan I


Pendederan dilakukan dalam hapa yang dipasang di kolam atau memakai jaring atau kain kasa yang mempunyai lubang-lubang kecil.



  • Siapakn kolam berukuran kecil atau ukuran 200 m2, keringkan selama 4-6 hari,

  • Isi air setinggi 40-60 cm,

  • Tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh dan biarkan selama 4-5 hari,

  • Pasangkan 4-10 hapa ukuran panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 80 cm dengan tiang bambu,

  • Masukan 2.000 ekor larva, beri pakan komplemen berupa pellet halus,

  • Pemeliharaan ini selama seminggu, ketika larva berukuran 0,5 cm.


Pendederan II


Pendederan II dilakukan dikolam, Caranya,



  • Siapkan sebuah kolam berukuran 200 m2,

  • Keringkan selama 4 – 6 hari,

  • Isi air setinggi 40-60 cm,

  • Tebarkan 4 karung kotoran ayam, biarkan selama 4-5 hari,

  • Tebar benih yang berasal dari pendederan I (Hapa) dengan kepadatan 200-300 ekor/m2,

  • Beri pakan komplemen berupa pellet halus sebanyak 500 gram/hari diawal tebar, 750 gram ahad kedua, dan 1000 gram ahad ketiga,

  • Pendederan selama 30 hari, pada ketika itu benih papuyu berukuran mencapai 1-3 cm,

  • Kemudian pendederan III dikolam lain dengan perlakuan sama dengan pendederan II selama sebulan, ukuran benih sanggup mencapai 3-5 cm.


Pembesaran


Pembesaran biasanya dilakukan dikolam, caranya



  • Siapkan kolam berukuran 500 m2,

  • Kringkan selama 4 – 6 hari,

  • Isi air setinggi 40-60 cm,

  • Tebarkan 6 karung kotoran ayam, dan biarkan selama 4-6 hari,

  • Tebarkan benih yang berasal dari tempat pendederan II dengan kepadatan 50 ekor/m2,

  • Beri pakan berupa pellet butiran sebanyak 5 persen/hari ,

  • Pembesaran selama 6 bulan, ketika itu ikan papuyu mencapai berat antara 60-75 gram.


Pembesaran Dijaring Tancap


Pembesaran juga sanggup dengan memakai jaring tancap, biasanya dipilih pada kolam yang sangat dalam sekitar 1,5 – 2 meter,



  • Siapakan jaring yang telah dibuat dan dijahit sedemikan rupa hingga membentuk hurup U, dengan ukuran panjang 4 meter, lebar 3 meter, ketinggian 1,5 meter.

  • Pasang jaring pada tiang-tiang tancap yang telah disiapkan.

  • Tebarkan 50-100 ekor/m2 dengan pinjaman pakan tambahan, pembesaran selama 6 bulan hingga siap panen.


 yang berada di wilayah Kecamatan Tewang Sangalang Garing √ Memanfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Budidaya Ikan Papuyu


Simak juga 



Itulah informasi Memanfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Budidaya Ikan Papuyu. Panduan ini merupakan kiriman dari teman tani yang berasal dari Kalimantan Tengah, yang sekaligus merupakan seorang penyuluh didaerah tersebut yakni Bpk Elie Suratno, SP. Terima kasih Pak Elie, semoga warta ini bermanfaat bagi teman tani lainnya.


Oleh : Elie Suratno, SP


Penyuluh Pertanian Wkpp Desa Karya Unggang, Kec,Tewang Sangalang Garing, Kab, Katingan, Kalimantan Tengah.



Sumber https://kabartani.com