Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cara Budidaya Kacang Tanah Semoga Panen Cepat Dan Hasil Melimpah

Konten [Tampil]

Kabartani.comNusa Tenggara Barat mempunyai potensi areal kacang tanah sekitar 100 ribu ha berupa sawah irigasi maupun lahan kering, namun gres dimanfaatkan seluas 35 ribu ha. Dalam sepuluh tahun terakhir terjadi peningkatan areal tanam rata-rata 1.200 ha/th, sedangkan produktivitas tidak mengalami peningkatan yang nyata. Produktivitas masih rendah dengan rata-rata 1,2 t/ha polong kering, padahal hasil tersebut sanggup ditingkatkan menjadi 3,5 t/ha.


Produktivitas rendah disebabkan : mutu benih rendah, persiapan lahan tidak memadai, populasi tumbuhan tidak tepat, tidak dilakukan pemupukan, serangan hama penyakit dan gangguan gulma, dan kekeringan.


Sejumlah pengkajian telah dilakukan BPTP-NTB, untuk mendapat paket teknologi yang gampang diterapakan dan efisien namun sanggup meningkatkan hasil secara kasatmata khususnya untuk budidaya kacang tanah sesudah padi sawah.


PAKET TEKNOLOGI


Varietas


Ketepatan menentukan varietas, menentukan tingkat hasil. Penanaman varietas harus mempertimbangkan ketersediaan air, hama penyakit endemis, hasil dan mutu hasil dan seruan pasar. Hingga ketika ini telah dilepas 31 varietas unggul dengan karakteristik berbeda, sebagai pilihan bagi petani sesuai kondisi agroekologi setempat.


 mempunyai potensi areal kacang tanah sekitar  √ Cara Budidaya Kacang Tanah Agar Panen Cepat dan Hasil Melimpah


Benih



  • Benih yang ditanam petani bermutu rendah alasannya yaitu sampai ketika ini benih kacang tanah bersertifikat tidak tersedia di pasaran.

  • Untuk memperoleh benih bermutu, lakukan seleksi semenjak dipertanaman dengan menentukan tumbuhan yang tumbuh subur, sehat dengan ciri-ciri sesuai varietas.

  • Benih berasal dari polong yang cukup renta dan berisi penuh,

  • Polong cukup kering dengan kadar air biji sekitar 12%,

  • Pilih biji bernas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak keriput,

  • Benih yang sudah dikupas harus segera ditanam, kalau tidak akan menurunkan daya tumbuh,

  • Tanam benih dengan daya tumbuh minimal 95%,

  • Kebutuhan benih sekitar 90-100 kg biji/ha,


Persiapan Lahan



  • Pengolahan tanah dilakukan sedalam 15-20 cm, digemburkan dan diratakan,

  • Lahan harus higienis dari gulma dan sisa tanaman,

  • Buat kanal darinase keliling petakan dan melintang petakan setiap 5-6 m.


Perlakuan Benih



  • Untuk mencegah serangan jamur pada biji/kecambah, benih dicampur dengan 2 gr fungisida Kaptan per kg benih.

  • Jika dihawatirkan benih dimakan semut, benih dicampur 1 gr insektisida Mypcin per kg benih,


Penanaman



  • Pada ketika tanam, tanah harus cukup lembab, kalau tanah kering, lakuakan pengairan menjelang pengolahan tanah.

  • Benih ditugal dengan jarak tanam 40 x 10 cm atau 30 x 15 cm, 1 biji /lubang. Jarak tanam teratur memperlihatkan ruang tumbuh yang sama untuk setiap tumbuhan dan memudahkan pemeliharaan.

  • Lubang tanam ditutup tanah, tidak dengan bubuk atau kompos lantaran keduanya bersifat higroskopis.


Pemupukan



  • Kacang tanah yang ditanam sesudah padi, kurang respon terhadap pemupukan,

  • Pemupukan kuat kasatmata pada tumbuhan apabila dikombinasikan dengan aplikasi fungisida yang juga mengandung ZPT,

  • Penggunaan urea 25 kg/ha + 50 kg/ha SP36 (100 kg/ha SP18) + 50 kg/ha KCl +1 lt/ha fungisida/ZPT dianjurkan untuk kacang tanah sesudah padi,

  • Pupuk diaplikasi pada ketika tanam atau paling lambat 5 hari sesudah tanam,

  • Seluruh pupuk dicampur merata kemudian di letakkan dalam larikan antar baris,

  • Penyemprotan fungisdia dilakukan umur 50 hari dan 70 hari,


Penggemburan Tanah



  • Sangat penting semoga tanah tetap gembur dan ginofor (calon polong) gampang menembus kedalam tanah.

  • Dilakukan dengan mencangkul tanah sekitar rumpun tumbuhan pada umur 2-3 minggu.

  • Sekaligus sebagai tindakan penyiangan,


Pengairan



  • Kacang tanah tergolong tumbuhan toleran kekeringan, namun bila kondisi sangat kering perlu diairi.

  • Pengairan diharapkan pada tiga fase yaitu : fase pertumbuhan awal umur 10-15 hari, pembungaan umur 30 hari dan pengisian polong umur 50-60 hari.

  • Kekeringan yang terjadi pada fase pengisian polong mengakibatkan penurunan hasil paling tinggi.

  • Pengairan dilakukan dengan dileb, sesudah mencapai titik jenuh air segera dikeluarkan melalui kanal drainase.


Pengendalian Gulma



  • Kacang tanah sangat peka terhadap persaingan dengan gulma,

  • Periode kritis kacang tanah terhadap gulma pada umur 3-6 minggu,

  • Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, penyiangan kedua umur 6 minggu, selanjutnya tergantung pertumbuhan gulma,


Pengendalian Hama dan Penyakit


1. Hama


Hama utama mencakup : wereng kacang, thrip dan ulat grayak. Dapat mengakibatkan kehilangan hasil 40-100%. Serangan dimulai ketika wereng kacang umur 30 hari, thrip umur seminggu dan ulat grayak pada seluruh stadia.


Pengendalian : tanam serempak, tumpangsari dengan jagung, gunakan insektisida Imidakloprid (Confidor 50 WP) untuk wereng kacang dan thrip dan insektisida Permetrin (Ambush 2 EC) dan Betasiflurin (Buldok 25 EC) untuk ulat grayak apabila mencapai ambang kendali.


Ambang kendali wereng kacang : 10% pertanaman memperlihatkan tanda-tanda menyerupai terbakar pada umur 30 hari, thrip: lebih dari 15% pertanaman daunnya kriting disertai tumbuhan kerdil pada umur 10-30 hari, ulat grayak: intensitas serangan >20% pada umur 10-30 hari, 2 ekor ulat/rumpun pada umur 30-100 hari.


2. Penyakit


Penyakit utama mencakup : bercak daun, karat daun dan layu bekteri. Dapat mengakibatkan kehilangan hasil 25-60%. Serangan dimulai ketika adanya bercak daun pada umur 3 minggu, karat daun umur 8 minggu, layu basil umur 2 minggu.


Pengendalian :


Bercak daun : menanam varietas tahan (Bison, Domba, Turangga), pergiliran tumbuhan dengan non kacang-kacangan, perlakuan benih dengan fungisida, penggunaan bila mencapai ambang kendali yaitu intensitas serangan minimal 20% ketika umur 30-100 hari.


Karat daun : menanam varietas tahan (Domba Turangga, Kelinci, Pelanduk, Singa, Tapir), pergiliran tumbuhan dengan non kacang-kacangan, pengendalian gulma untuk mengurangi inokulum, memusnahkan tumbuhan sakit, perlakuan benih dengan fungisida, gunakan bila mencapai ambang kendali yaitu intensitas serangan minimal 20% ketika umur 10-100 hari.


Layu basil : menanam varietas tahan (Anoa, Badak, Bison, Jerapah, Panter, Kancil, Tuban, Turangga), memusnahkan tumbuhan terserang. Tidak tersedia pestisida untuk pengendalian penyakit layu bakteri.


Panen dan Pasca Panen



  • Pada ketika panen sebaiknya tanah relatif gembur semoga tidak banyak polong yang tertinggal.

  • Untuk mendapat hasil dan mutu hasil tinggi panen dilakukan sesudah tumbuhan benar-benar tua.

  • Ciri-ciri tumbuhan siap panen : kulit polong mengeras dan berserat, polong terisi penuh (bernas), bila dibuka pecahan dalam kulit polong berwarna coklat kehitaman.

  • Polong segera dirontok lalau dijemur sampai cukup kering dengan kadar air mencapai 12%, ditandai dengan kulit ari yang gampang mengelupas. Dalam kondisi cuaca normal tingkat kekeringan tersebut sanggup dicapai dalam 4-5 hari penjemuran.

  • Apabila hasil panen akan dijadikan benih, polong dimasukkan dalam karung goni, disimpan dalam ruang yang bersih, bersuhu rendah tetapi tidak lembab.


Simak juga:



Sumber: L. Wirajaswadi (BPTP NTB, 2009)



Sumber https://kabartani.com