Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Apa Itu Cincin Saturnus? Mengapa Dapat Diprediksi Akan Segera Hilang?

Konten [Tampil]
Segala yang indah dan menyenangkan niscaya akan berakhir √ Apa itu Cincin Saturnus? Mengapa Bisa Diprediksi Akan Segera Hilang?
Cincin-cincin Saturnus dan salah satu bulannya, Mimas (kanan atas) dilihat dari wahana antariksa Cassini. Foto: NASA.

Teknologi.id – Segala yang indah dan menyenangkan niscaya akan berakhir. Di antara jajaran planet yang ada di dalam tata surya kita, Saturnus menjadi planet yang paling menarik. Planet ini mempunyai ciri khas berupa cincin yang mengelilinginya yang menjadikannya dijuluki sebagai Permata Tata Surya. Cincin Saturnus merupakan cincin terbesar dan paling cerah di tata surya kita.


Namun sayangnya, menyerupai yang diberitakan sebelumnya bahwa cincin Saturnus diprediksi akan segera menghilang. Terbuat dari apa cincin Saturnus ini dan mengapa dapat diprediksi segera menghilang?


Berbagai teori telah diajukan untuk mengetahui asal-usul dari cincin tersebut. Beberapa mahir mengemukakan, bahwa cincin tercipta akhir hancurnya bulan bermaterial es dan batuan di sekitar Saturnus. Yang kemudian terpengaruh oleh medan magnet saturnus, sehingga mengelilinginya dan terlihat menyerupai cincin.


Ia terdiri dari partikel kecil yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari yang super kecil sebesar pasir dan ada juga yang sebesar gunung yang mengorbit Saturnus dengan kecepatan ratusan mil per jam. Partikel cincin tersebut hampir seluruhnya terbuat dari es dengan komponen jejak material batuan.


Cincin Planet Saturnus tersusun dari banyak lapisan. Lapisan cincin ini diberi nama sesuai alfabet berdasarkan urutan ditemukan.


Saat pertama kali dilihat ratusan tahun yang lalu, cincin Planet Saturnus hanya dikelompokkan menjadi A, B, dan C. Yang terlihat paling cemerlang yakni cincin B.


Saat ini jikalau dirunut dari dalam, susunan cincin yakni cincin D, cincin C, cincin B, Cassini Division, cincin A, cincin F, cincin G, dan cincin E.


Cassini Division mempunyai jarak selebar 4.700 kilometer yang memisahkannya dari cincin B dan cincin A. Selebihnya jarak masing-masing cincin relatif cukup dekat.


Baca juga: Peristiwa Sains Paling Fenomenal di 2018


Segala yang indah dan menyenangkan niscaya akan berakhir √ Apa itu Cincin Saturnus? Mengapa Bisa Diprediksi Akan Segera Hilang?
Susunan Cincin Saturnus. Foto: NASA

Cincin Saturnus Diprediksi Akan Segera Hilang


Namun berdasarkan penelitian terbaru NASA, terungkap bahwa cincin Saturnus mulai pudar pada skala yang mengkhawatirkan. Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan oleh Voyager 1 dan Voyager 2, sebelum keduanya sukses menembus lapisan terluar Tata Surya.


Saat ini, telah terjadi hujan 10.000 kg material per detiknya di Saturnus yang sebetulnya merupakan sisa-sisa bab yang hancur dari cincin saturnus.


“Kami memperkirakan cincin ini terus kehilangan kandungan air setara volume kolam renang standar Olimpiade setiap 30 menit,” ujar James O’Donoghue dari NASA Goddard Space Flight Center.


Selama hujan material, partikel-partikel es akan menguap dan membentuk molekul bermuatan listrik. Molekul ini akan terpengaruh oleh medan magnet Saturnus yang kemudian jatuh dan terbakar di atmosfer.


Hujan material ini jatuh ke bab kutub Saturnus yang akan menciptakan hujan semakin deras berkat medan magnet yang sangat kuat.


Baca juga: Usai Bumi Datar, Kini Muncul Teori Bumi Donat!


Segala yang indah dan menyenangkan niscaya akan berakhir √ Apa itu Cincin Saturnus? Mengapa Bisa Diprediksi Akan Segera Hilang?
Cincin Saturnus terdiri dari material yang terus menerus menghujani atmosfer. Foto: NASA

Pada 1986, awalnya cincin Saturnus diperkirakan mempunyai umur sekitar 300 juta tahun tersisa. Namun dengan adanya fenomena ini, diperkirakan cincin ikonik ini hanya akan mempunyai umur sekitar 100 juta tahun sebelum benar-benar menghilang.


“Jika ditambah dengan hasil pengukuran yang dilakukan Cassini terhadap material cincin yang terdeteksi jatuh ke khatulistiwa Saturnus, maka cincin tersebut hanya punya waktu kurang dari 100 juta tahun,” katanya menambahkan.


Menurut O’Donoghue, kurun waktu tersebut relatif singkat. Hal ini merujuk pada usia Saturnus yang sudah lebih dari 4 miliar tahun.


(DWK)



Sumber https://teknologi.id