√ 7 Daerah Wisata Di Yogyakarta Yang Dapat Memberimu Pengalaman Berbeda Dari Biasanya
Wisata di suatu kota tertentu yang sedang hits seringkali identik dengan dua kata: ramai dan penuh. Tak lain tak bukan terjadi juga di kota dengan budaya dan tradisi lamanya yang kental: Yogyakarta.
Hal ini menciptakan wisatawan atau pelancong yang agak jenuh dengan keramaian tersebut sanggup mencoba alternatif lain. Alternatif itu sanggup berupa suasana, kesederhanaan, dan nostalgia yang melenakan pada suatu kawasan tertentu.
Berbicara perihal rasa perjalanan itu tersendiri tentu saja semua orang berharap sanggup mendapat kebahagiannya. Sebut saja, penatnya rutinitas, lelahnya pekerjaan berbulan-bulan, dan impian menyegarkan pikiran sejenak tak pelak kemudian jadi ambisi dan tujuan orang melaksanakan wisata atau perjalanannya.
Namun jikalau justru kemacetan, berjubel orang mengantri, dan sesaknya destinasi wisata yang dijumpai sanggup jadi si pelancong karenanya dipenuhi kemarahan dan rasa sebal yang berlarut-larut.
Yogyakarta, salah satu provinsi istimewa di pulau jawa ini menyimpan hal-hal tersebut. Selain memang mempunyai khazanah destinasi wisata yang cukup banyak, Yogyakarta juga mempunyai tempat-tempat sederhana yang menarik untuk dicoba.
Bisa jadi kawasan tersebut sangat sederhana, biasa saja, tetapi jikalau direnungkan dan dirasakan dengan penuh: ada makna yang lebih. Langsung saja kita simak beberapa spot dari 7 destinasi berikut :
1. Menyusuri dan bertemu komunitas yang ramah di kampung kali code
Ada kalanya wisata tak melulu soal kawasan elok dan akomodasi yang lengkap. Bertemu orang dan berguru dari kesederhanaan pun sanggup jadi perjalanan reflektif yang menarik. Komunitas-komunitas kecil di pinggiran kali code Yogyakarta sanggup jadi tujuan perjalanan tersebut.
Komunitas itu diantaranya ialah romo code di kampung Gondolayu. Atap senja di kampung Badran. Paguyuban pengajar pinggir sungai di kampung Blunyah dan Sendowo. Atau merti kali di kampung Jetis.
Adapun semua komunitas tersebut sanggup diakses kontaknya di media umum dan internet. Kita hanya cukup menghubungi, dan komunitas-komunitas tersebut sangat merespon terbuka jikalau ada orang ingin berkunjung.
Kita sanggup mendengarkan dongeng dan ikut terlibat pada aktifitas rutinnya. Itu pun masih ditambah kita sanggup menikmati pemandangan perkampungan code yang khas dan mendapat keramahan yang hangat dari masyarakatnya.
2. Menikmati senja di stasiun Lempuyangan
Stasiun ini banyak dijadikan ide seniman dalam melukis dan menulis karya. Jika kita datang di stasiun lempuyangan saat sore hari, tunggulah sejenak di dingklik sekitar stasiun yang sanggup leluasa memandang kejadian bola api raksasa yang karam tersebut.
Adapun jikalau tidak berada di dalam, kita pun sanggup memandangi senja di luar stasiun. Tepat di sisi timur bawah jembatan fly over tersedia angkringan dan jajanan yang sanggup kita kunjungi sembari memandangi matahari terbenam.
Suasana inilah yang sering menciptakan penikmat senja terbawa pada suasana klasik, romantis, dan memperlihatkan makna yang mendalam. Sesederhana itu.
3. Berburu barang unik dan klasik di pasar Senthir
Mencari wisata belanja unik sore atau malam hari? Tempat ini sanggup jadi rekomendasi. Berlokasi persis di samping pasar Bringharjo, kita sanggup menemukan penjual dengan beraneka produk yang unik disini.
Kita sanggup menemukan kaset lawas yang cukup murah, tas dan sepatu bekas yang unik, pakaian bekas yang langka, alat elektronik yang lampau, juga benda-benda lain yang tak kalah menghibur.
Mencari buah tangan di luar mainstrim sanggup kita lakukan disini. Pun jikalau kita tidak membeli sesuatu, kita masih sanggup mencicipi suasaba klasik pasar loak di masa kemudian dan barang-barang sederhana yang mempunyai nilai historis tersendiri.
4. Jogging santai di waduk tambak boyo
Wisata sembari berolahraga ialah hal yang cukup sering dilakukan orang di kawasan ini. Berlokasi di Condong Catur, bendungan air yang cukup besar ini mempunyai lintasan jalan aspal yang elok di sekelilingnya.
Orang-orang sering terlihat jogging, memancing, atau bahkan mengendarai kendaraan santai untuk melihat pemandangannya.
Tarif masuknya cuma 2000 rupiah. Pengelolaannya pun dilakukan oleh masyarakat sendiri. Kita sanggup menikmati suasana sederhana di waktu pagi, sore, bahkan malam hari.
Tempatnya benar-benar sanggup menyenangkan orang-orang yang suka olahraga,memancing, dan menikmati pemandangan alam buatan yang indah sekaligus.
5. Menikmati es dawet dan rujak lotisan di Pohon Raksasa balai yasa Pengok
Cuaca panas seringkali menciptakan orang malas kemana-mana. Namun cobalah sesekali mencicipi suasana berteduh yang nyaman di kawasan ini. Lokasinya sempurna berada di depan bengkel kereta api balai yasa pengok.
Kita akan dimanjakan dengan beberapa pohon besar yang menjulang tinggi dengan orang yang berjualan makanan dan minuman sederhana dibawahnya. Ada yang bilang pohon raksasa itu sendiri sudah berusia ratusan tahun.
Tempatnya sejuk sekali. Cocok sebagai peristirahatan yang menenangkan. Cukup hanya dengan memesan es dawet atau rujak lotisan. Tak ada tukang parkir. Tak ada tarif masuk. Suasana nyaman yang sederhana sanggup kita dapatkan.
6. Memandangi kerlip lampu perkampungan di Jembatan Sudirman
Ibaratnya hamparan lampu kota di sekeliling sungai siene Paris, Jogja juga mempunyai itu dalam citra yang sangat sederhana. Adalah Jembatan jalan Sudirman.
Lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter sebelah timur tugu yogyakarta. Pemandangan malam hari penuh kerlip lampu di sisi utara membawa suasana tersendiri yang cukup menenangkan.
Tidak banyak orang yang menghabiskan waktu di kawasan ini. Sesekali hanya nampak beberapa saja. Tapi, orang yang hanya beberapa itu nampaknya tahu benar cara menemukan ketenangan di kota ini.
Setelah menikmati kerlip lampu di jembatan, kita juga sanggup melanjutkan bersantai untuk ngopi atau nongkrong di pocinan. Cukup hanya berjalan ke selatan sebelah timur jembatan.
Kira-kira 200 meter, pedagang kopi sudah berjejer dengan tikar sempurna di sisi jalan yang menghadap perkampungan codhe. Kita tinggal memesan yang ada dalam hidangan dan nikmatilah: yogyakarta yang membahagiakan.
7. Menikmati rempah dan perabotan vintage indonesia di pasar Beringharjo
Salah satu penyair pernah mengatakan: kunjungilah pasar beringjarjo, sempurna pada sudut pedagang yang berjualan rempah dan bumbu, aroma indonesia ada disana.
Kalimat itu seakan memperlihatkan buktinya saat kita berada di pasar tradisional tersebut. Sejenak berkeliling di area bumbu dan rempah, kita sanggup mencicipi bahwa perjuangan belanda di masa silam untuk menguasai negeri ini memang tidak diragukan. Kekayaan rempah indonesia benar-benar melenakan, berkualitas tinggi, dan luhur.
Pasar Beringharjo yang berlokasi di ujung selatan jalan Malioboro ini boleh dibilang masih terjaga nuansa tradisionalnya. Kita masih sanggup menemukan susunan pedagang yang bermodel lawas, menemukan buruh wanita lanjut usia yang menggendong barang, melaksanakan tawar menawar, dan tentu saja menjumpai perabotan vintage yang cukup ramah di kantong.
Benar-benar perpaduan yang lengkap. Yogyakarta: kota yang senantiasa menjaga tradisi dan menjadi rumah untuk siapapun yang singgah di sana.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com