√ 23 Lagu Belum Dewasa Bahasa Sunda Ini Merupakan Lagu ‘Kaulinan Barudak’
Anak-anak terutama yang berasal dari tempat Sunda niscaya sering menyanyikan lagu bawah umur Bahasa Sunda. Apalagi bawah umur zaman dahulu yang masih bermain permainan tradisional dengan serunya. Beberapa diantara permainan tersebut mempunyai lagu pengiring yang sering orang Sunda sebut sebagai lagu kaulinan barudak. Sebuah permainan tradisional seringkali diiringi oleh nynyian yang menjadi sumber kebahagaian tersendiri bagi bawah umur zaman old.
Masing-masing tempat niscaya punya permainan yang sering dilakukan bawah umur begitu juga dengan lagu-lagunya. Bahkan beberapa permainan tradisional mempunyai kesamaan di beberapa tempat baik cara bermainnya hingga lagunya. Meskipun berbeda-beda tapi lagu bawah umur tersebut mempunyai satu hal yang sama, yaitu kenangan indah masa kecil.
Lagu Anak-Anak Bahasa Sunda
Berikut beberapa lagu bawah umur Bahasa Sunda yang mungkin familiar di pendengaran atau mungkin sama dengan lagu dolanan di tempat Jawa. Yuk, kita simak!
1. Hompimpa
Sebagian besar bawah umur yang sering bermain di luar bersama teman-temannya niscaya tahu lagu “Hompimpa”. Apalagi bawah umur zaman dahulu yang belum kenal yang namanya gadget. Hompimpah biasanya dijadikan lagu pengundian sebelum memulai permainan utama semacam suit, tapi memakai tangan (punggung tangan atau telapak tangan).
2. Cing Ciripit
“Cing Ciripit” merupakan lagu bawah umur bahasa Sunda yang dinyanyikan dikala bermain jepit jari. Satu orang menjadi penjepit yang merentangkan tangannya. Kemudian bawah umur lainnya menaruh jari-jari mereka di atas telapak tangan anak yang jaga. Bersama-sama mereka menyanyikan lagu “Cing Ciripit” hingga lagunya selesai dan salah satu dari mereka ada yang jarinya tertangkap maka itulah yang menjadi penjaga selanjutnya.
3. Cingcangkeling
Lagu ini biasanya dinyanyikan sebelum melaksanakan permainan kucing-kucingan. Permainan ini menggabungkan antara tepuk Do Mi Ka Do dengan petak jongkok. Berbeda dengan “Hompimpah” yang dapat dinyanyikan untuk memulai setiap permainan, lagu “Cingcangkeling” dinyanyikan hanya dikala akan bermain kucing-kucingan.
4. Tokecang
Lagu yang satu ini niscaya sudah lebih erat di pendengaran sehabis menjadi theme song sinetron “Si Eneng dan Kaos Kaki Ajaib” yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta. Lagu ini terdengar riang dengan baitnya yang ibarat pantun. Lagu “Tokecang” orisinil tentunya sedikit berbeda dengan yang diputar dalam Sinetron Si Eneng sebab ada beberapa lirik yang ditambahkan untuk menyesuaikan dengan dongeng sinetron anak tersebut.
5. Ucang-Ucang Angge
Jika di Jawa ada “Ungkang-Ungkang” maka di Sunda mempunyai lagu yang serupa, yaitu “Ucang-Ucang Ange”. Lagu ini biasa dinyanyikan orang renta untuk anak mereka sambil mengayun-ayun anaknya di kaki mereka.
6. Bang Kalima Gobang
“Bang-Bang Kalima Gobang” merupakan lagu sambung kata yang biasa dimainkan oleh bawah umur zaman dulu tentunya dalam bahasa Sunda.
7. Trang-Trang Kolentrang
Lagu tempat yang berasal dari Jawa Barat ini biasa dinyanyikan bawah umur dikala hujan turun. Anak-anak zaman dahulu bahagia berkumpul dikala hujan sambil menyanyikan lagu ini semoga hujan cepat reda.
8. Lalandakan
Lalandakan disini bukanlah sebuah alat pertanian. Lagu “Lalandakan” yaitu salah satu lagu permainan Sunda yang dinyanyikan dikala memainkan permainan dengan judul yang sama, yaitu Lalandakan. Pada permainan ini bawah umur akan bermain menirukan binatang landak.
9. Tutunjukan
Seperti yang tersurat dalam judulnya, lagu ini merupakan lagu yang biasa dinyanyikan bawah umur sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah teman-temannya. Saat lagu berhenti orang terakhir yang ditunjuk bergantian menyanyikan lagu ini.
10. Parepet Jengkol
https://www.youtube.com/watch?v=9n8LrZtMFJ4
Lagu yang liriknya amat singkat ini merupakan lagu yang dinyanyikan dikala bermain engklek kaki. Permainan ini biasa dimainkan oleh beberapa anak sekitar tiga hingga lima orang anak. Masing-masing anak akan mengangkat satu kakinya menekuk ke belakang. Sambil mengangkat kaki dan saling membelakangi mereka mengunci kaki-kaki mereka kemudian berputar dengan engklek kaki sambil menyanyikan lagu “Parepet Jengkol” berulang-ulang.
11. Endog-Endogan
“Endog-Endogan” merupakan lagu bawah umur bahasa Sunda yang berasal dari tempat Jawa Barat. Lagu ini dinyanyikan dikala bermain tumpuk tangan. Cara bermainnya sekelompok bawah umur akan mengepalkan tangan-tangan mereka kemudian ditumpuk-tumpuk hingga tinggi sehabis semuanya menumpuk tangan kemudian dirubuhkan ibarat gerakan telur pecah.
12. Paciwit Ciwit Lutung
Lagu yang satu ini ibarat dengan lagu sebelumnya yang juga dinyanyikan sambil bermain tumpuk tangan. Permainan ini ibarat permainan Injit-Injit Semut. Sekelompok anak akan menumpuk tangan mereka sambil mencubit punggung tangan milik sobat di bawahnya. Setelah lagunya selesai tangan yang paling bawah pindah ke paling atas dan begitu seterusnya.
13. Kalongking
Lagu “Kalongking” merupakan lagu bawah umur bahasa Sunda yang bercerita perihal binatang kalong (kelelawar). Lagu ini biasa dinyanyikan dikala malam hari di dikala kelelawar berterbangan. Anak-anak zaman dulu sering berkumpul di sore atau malam hari sambil menikmati angin malam. Saat ada kelelawar mereka beramai-ramai akan menyanyikan lagu ini.
14. Prang Pring
Lagu ini dinyanyikan sambil bermain tunjuk kaki. Cara bermainnya sekelompok anak duduk sambil meluruskan kakinya. Salah satu dari mereka menunjuk kaki sambil menyanyikan lagu ini. Kemudian dikala lagu selesai anak yang kakinya tertunjuk harus duduk melipat kakinya.
15. Ambil-Ambilan
Lagu ini juga dinyanyikan sambil bermain permainan anak zaman dulu. Cara bermainnya pertama-tama sekelompok anak harus hompimpah. Setelah itu yang kalah harus bangkit sendiri berhadapan dengan anak lainnya.
Kemudian mereka menyanyikan “Ambil-Ambilan”, dikala lagu selesai anak yang sendirian tadi menyebutkan salah satu nama anak di kelompok besar untuk diambil menemaninya. Begitu seterusnya hingga jumlah anaknya berpindah tempat. Permainan ini ibarat permainan “Si Kaya dan Si Miskin” dalam bahasa Indonesia.
16. Oyong-Oyong Bangkong
Lagu ini merupakan lagu bawah umur bahasa Sunda yang biasanya dijadikan lagu pengiring untuk tarian Jaipong.
17. Ayang-Ayang Gung
“Ayang-Ayang Gung” merupakan lagu yang biasa dinyanyikan sebelum bermain permainan Ucing Kuliring atau Ucing Peungpeun.
18. Ole-Ole Ogong
Saat animo panen datang bawah umur Sunda zaman dulu sering menyanyikan lagu ini sambil bermain atau berlarian di pematang sawah. Mereka juga menciptakan mainan taleot atau empet-empetan dari jerami kering.
19. Meuncit Reungit
Tidak hanya anak pramuka yang bersenang-senang sambil menikmati malam api unggun. Dalam tradisi Sunda zaman dulu dikala orang renta memperabukan sampah di sore hari, bawah umur akan berkumpul sambil menyanyikan lagu “Meuncit Reungit”.
20. Tong Papatong
Jika di Jawa bawah umur zaman dulu sering berburu serangga oranye di kebun atau sawah sambil menyanyikan lagu “Bapak Pucung”, maka di Sunda bawah umur akan bernyanyi “Tong Papatong” dikala berburu capung.
21. Oray-Orayan
“Oray-Orayan” merupakan versi Sunda dari permainan Ular Naga Panjang. Anak anak akan berbaris sambil menaruh kedua tangan mereka di atas bahu sobat didepannya.
22. Punten Mangga
Lagu “Punten Mangga” mempunyai lirik yang cukup unik. Lagu ini biasa dinyanyikan berdua secara bergantian sambil menyambung kata dan bertepuk tangan berhadapan.
23. Jaleuleu
Lagu “Jaleuleu” dulunya merupakan lagu yang dinyakikan bersahut-sahutan di atas pohon sebagai isyarat belakang layar untuk mengirimkan pesan.
Itulah tadi beberapa lagu bawah umur berbahasa Sunda yang kebanyakan dipakai dalam permainan. Masih banyak lagu bawah umur bahasa Sunda lainnya yang perlu kita ajarkan ke generasi muda semoga tradisi dan budaya Indonesia terus berlangsung dan dicintai oleh bangsanya.
Meskipun zaman kini lagu-lagu absurd dengan leluasa dapat diakses, tapi kita dihentikan membiarkan lagu orisinil yang menjadi pecahan dari budaya hilang begitu saja dan terlupakan. Ayo lestarikan budaya kita bersama-sama! Jangan hingga diklaim negara tetangga lagi loh..
Sumber aciknadzirah.blogspot.com