Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ 2 Teknologi Deteksi Tsunami Yang Diperlukan Di Indonesia, Apa Bedanya?

Konten [Tampil]
 Teknologi Deteksi Tsunami yang Dibutuhkan di Indonesia √ 2 Teknologi Deteksi Tsunami yang Dibutuhkan di Indonesia, Apa Bedanya?
Buoy Pendeteksi Tsunami. Foto: Nosarara Sulteng.

Teknologi.id – Belum usang gempa dan tsunami di Palu, Indonesia kembali dihantam oleh tsunami di Selat Sunda yang menelan ratusan korban jiwa. Rangkaian insiden ini menciptakan Tanah Air membutuhkan teknologi deteksi tsunami yang mumpuni.


Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT) Hammam Riza memaparkan teknologi deteksi tsunami yang diperlukan Indonesia.


Pertama, Buoy. Hammam menjelaskan keberadaan Buoy dinilai penting untuk mengirimkan sinyal terkini saat ada gelombang tinggi di tengah maritim yang diduga berpotensi memebuat tsunami muncul.


“Buoy terus menerus mengirimkan sinyal ke sentra monitoring secara real time, jikalau ada gelombang yang melewatinya. Semakin tinggi dan kencang gelombang, maka sinyal yang dikirim frekuensi-nya akan semakin rapat dan bisa berkali-kali dalam hitungan detik,” rincinya dalam keterangan resmi, Rabu (26/12).


Hal inilah yang sanggup menjadi dasar untuk meragukan serta mendukung kesiapsiagaan bencana. Adanya langkah mitigasi ujarnya, sangat penting bagi masyarakat atau penduduk yang bermukim di wilayah rentan terhadap terpaan bencana.


“Masyarakat di wilayah berpotensi bencana, khususnya tsunami harus mempunyai waktu penyelamatan yang cukup. Untuk itu diperlukan teknologi yang bisa mendeteksi dini atau early warning system, baik untuk tsunami maupun peristiwa lainnya,” kata Hammam.


Baca juga: Aplikasi Cari Temu, Bantu Cari Orang Hilang Akibat Tsunami Selat Sunda


 Teknologi Deteksi Tsunami yang Dibutuhkan di Indonesia √ 2 Teknologi Deteksi Tsunami yang Dibutuhkan di Indonesia, Apa Bedanya?
Buoy, Alat Pendeteksi Tsunami.

Deteksi Bawah Laut


Teknologi deteksi tsunami lainnya, yaitu Cable Based Tsunameter atau CBT. Hammam menjelaskan bahwa BBPT telah memperlihatkan teknologi tersebut.


“Teknologi CBT itu bahwasanya sudah dipakai oleh negara Jepang. Di sana sudah berjalan dan bisa mendeteksi tsunami dengan baik juga,” ungkapnya menyerupai dikutip dari CNNIndonesia.


Namun perlu ditekankan bahwa kedua peralatan itu, baik CBT dan Buoy ialah saling melengkapi termasuk fungsi dan kegunaannya.


“Sifat keduanya ialah saling melengkapi, sehingga hasil deteksi dini yang menjadi parameternya, menjadi semakin presisi dan akurat,” jelasnya.


 Teknologi Deteksi Tsunami yang Dibutuhkan di Indonesia √ 2 Teknologi Deteksi Tsunami yang Dibutuhkan di Indonesia, Apa Bedanya?
Cara kerja Cable Based Tsunameter. Foto: Woods Hole Oceanographic Institution.

Terkait pembangunan CBT ini pun, Hammam menggagas bahwa sistem CBT sanggup menjadi kegiatan nasional. Ini seiring dengan adanya kegiatan sistem komunikasi kabel maritim broadband network Palapa Ring yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.


“Jadi CBT ini merupakan kabel bawah maritim yang dilengkapi sensor untuk mengukur perubahan tekanan dalam maritim yang ekstrem, yang mengindikasikan tsunami. Sensor kemudian akan mengirimkan data melalui satelit kepada sentra peserta data,” katanya.


Baca juga: Telah Ditemukan Sistem Peringatan Dini Tsunami yang Mutakhir dan Lebih Cepat


CBT Lebih Mahal


Hammam juga menyatakan kalau proses pembuatan akomodasi CBT, menghabiskan biaya yang lebih mahal dari pembuatan Buoy.


“Jika dibandingkan dari biaya, pembuatan Buoy bisa menghabiskan miliaran, CBT mencapai triliunan. Dari aspek perawatannya CBT lebih murah, Bouy akan lebih mahal. Dari waktu pembangunan, Buoy lebih cepat bisa hitungan bulan, CBT akan lebih usang bisa tahunan. Ini hitung-hitungan kalau buat gres ya,” rincinya.


(DWK)



Sumber https://teknologi.id