Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Penerapan Teknologi Red Water System Pada Budidaya Ikan Lele

Konten [Tampil]

Kabartani.com – Red Water System pada budidaya ikan Lele, dikala ini sudah banyak dilakukan oleh para pembudidaya ikan ikan lele. Red Water System sendiri merupakan cara gres dalam budidaya ikan lele di Indonesia.


RWS itu memanfaatkan kuman Lactobacillus dan kuman Sakaromises dalam proses pembesaran benih ikan lele tanpa mengganti air kolam hingga panen, dengan cara fermentasi.


Ada bebarapa tahap pengolahan air untuk budidaya ikan lele ini, yaitu dengan memakai NWS (Natural Water System) ialah suatu sistem yang meliputi semua sistem yang ada dalam budidaya ikan dan juga sebagai sistem pemahaman bahwa pembudidayaan lele hingga final akan melewati beberapa perubahan warna air mulai dari GWS Ggreen Water System) menjelma BWS (Brown Water System/Biofloc) dan akan menjadi RWS (Red Water System/Muba) ketika terjadi perubahan warna berarti terjadi perubahan mikroba.


 Red Water System pada budidaya ikan Lele √ Penerapan Teknologi Red Water System Pada Budidaya Ikan Lele


Mikroba yang satu mati dan diganti mikroba yang lain, kondisi ini yang menciptakan ikan perlu dibantu untuk beradaptasi. Dari sini petani diberi pemahaman perihal karakteristik warna-warna air kolam ikan, semoga setiap melalui warna ini tidak terjadi permasalahan yang membahayakan ikan.


Simak juga Cara Membuat Probiotik Suplemen Campuran Pakan Ikan Lele


Perubahan warna air kolam ikan menjadi merah disini terjadi secara alami (natural). Bagi petani yang mempunyai air melimpah, sebaiknya memakai GWS (Green Water System), namun bagi Anda yang kesulitan mendapat air, teknologi RWS (Red Water System) sangat cocok untuk anda terapkan.


Di warna-warna air itu semua sanggup memakai kepadatan tinggi dan fcr sanggup 1-0,7, kalau petani sudah agak trampil kita sarankan untuk ke tingkatan hingga RWS (Red Water System), sebab sistem ini ikan paling nyaman, dan stabil atau kokoh hingga panen.


Bagi para pembudidaya lele pada umumnya akan merasa khawatir dengan adanya tumpukan kotoran ikan dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam, tentu hal ini sanggup mengganggu kesehatan ikan. Namun, dalam teknologi Red Water System ini, kotoran dan sisa pakan itu justru menjadi makanan utama bagi kuman Lactobacillus dan kuman Sakaromises.


Supaya tidak terjadi booming kotoran dan sisa pakan ikan yang tak terserap semua oleh kedua kuman itu, maka penting untuk memberi Arang dipinggir-pinggir dinding kolam penggalan dasar sebanyak 1 Kg/m3, ini berfungsi untuk menyerap sisa kotoran dan sisa pakan ikan yang tak dimakan oleh kuman Lactobacillus dan kuman Sakaromises di dalam air kolam lele.


Kolam Red Water System hanya ideal untuk penebaran benih ikan lele dalam jumlah 300 ekor/m3 (tanpa aerasi) dan 500 ekor/m3 (dengan derma aerasi) tanpa perlu ganti air hingga panen. Sistem ini sangat cocok bagi Anda yang terlalu sibuk dengan acara lain ataupun yang malas berurusan dengan sedot-menyedot kotoran ikan lele di dasar kolam.


Lalu bagaimana pembuatan Red Water System pada kolam lele ini? simak informasinya berikut ini: Proses Pembuatan Red Water System (RWS) Untuk Kolam Ikan Lele



Sumber https://kabartani.com