Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ 7 Adat Buang Air Besar (Bab) Dikala Pendakian Di Gunung

Apakah anda pernah mendaki gunung dan menemukan “ranjau darat”? syukur-syukur kalau tidak diinjak. Kalau diinjak sanggup meledak jadinya.


Bagaima perasaan anda jikalau bertemu dengan benda yang satu ini? Mungkin ada diantara kita yang eksklusif mual atau bahkan hingga muntah-muntah. Atau mungkin ada yang merasa jengkel dan marah-marah apalagi kalau hingga diinjak.


Mungkin yang anda rasakan tidak jauh beda dengan yang semua orang rasakan ketika bertemu dengan si “ranjau darat” ini.


Lalu siapa bergotong-royong yang melaksanakan itu? Siapa yang memasang ranjau itu? Apakah tentara musuh? Berusaha berprasangka baik saja yuk terhadap orang yang melakukannya.


Mungkin sudah sangat kebelet sehingga eksklusif saja di buang. Mungkin alasannya ialah beliau takut jauh-jauh membuangnya. Atau mungkin alasannya ialah beliau ialah pendaki gres yang tidak tau cara membuang itu ketika di Gunung.


Beda dengan hewan, kita insan mempunyai nalar dan kita juga dituntut untuk beretika dalam membuang hajat (BAB). Apalagi kita orang muslim, semua sudah diatur dalam agama.




Etika Buang Air Besar (BAB) ketika Pendakian




Berikut budpekerti buang air besar (BAB) ketika mendaki yang diambil dari aneka macam sumber:


1. Jangan Buang Air di Jalur Pendakian


Meskipun anda sudah sangat kepepet, sebisa mungkin anda membuang hajat “ranjau“ jauh dari jalur pendakian. Sebaiknya anda memperhatikan hal ini, alasannya ialah jikalau tidak diindahkan, maka akan mengganggu pendaki lain dalam perjanannya.


Hal ini sudah di sebutkan rasulullah dalam hadistnya “Jauhilah tiga perbuata terlaknat. Buang air besar di tempat mengalirnya air, di tengah jalanan atau di tempat berteduh”


2. Jangan Buang Air Dekat atau di Sumber Air


Coba bayangkan, jikalau ternyata di erat sumber air, anda menemukan “ranjau darat”? apakan anda akan mengambil air di tempat itu? Ya, kalau tidak ada lagi sumber air selain itu, maka anda niscaya terpaksa mengambilnya.


Jadi, jangan biarkan hal tersebut terjadi. Carilah tempat atau lokasi yang jauh dari sumber air. Ambil saja air secukupnya, kemudian membawanya ketempat yang anda rasa sudah cukup jauh dari sumber mata air. Aman kan?


3. Jangan Buang Air erat dari Camp


Jika ingin BAB, jangan di tempat yang erat dari lokasi Camp. Jangan hingga baunya mengganggu pendaki yang lain. Tapi, jangan pula terlalu jauh dari camp.


4. Tinjau Lokasi


Maksudnya, pada ketika anda udah datang di lokasi camp. Anda sanggup keliling meninjau lokasi di kawasan tersebut. Supaya, pada ketika anda sudah ingin membuang hajat, anda tidak terburu-buru. Pastikan lokasi yang anda pilih adlah lokasi yang kondusif dan nyaman bagi anda.


5. Bawa Tisu Basah


Tisu berair sangat mempunyai kegunaan dalam penghematan air. Apalagi ketika dalam kondisi krisis air atau pada trend kemarau. Jangan hingga anda lupa membawanya dalam daftar perlengkapan yang anda bawa.


Setelah anda memakai tissu basah, bekasnya anda masukkan kedalam kantong plastik kemudian bawa pulang bersama dengan sampah yang lain. Jangan hingga bekas tisu berair anda buang sembarangan. Ingat tempat pendakian bukan tempat sampah!


Jika anda tidak mempunyai tisu basah, anda sanggup memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar, menyerupai : Batu, daun atau ranting pohon.


Tapi hati-hati, jangan hingga daun atau ranting yang anda gunakan sanggup mengakibatkan gatal-gatal. Anda perlu mengenali daun mana yang gatal dan mana yang tidak.


6. Buat Galian dan Tutup Kembali Setelah Selesai


BAB di GunungKetika sudah menerima lokasi yang tepat. Usahakan, buat galian. Kira panjang, lebar dan dalamnya sejengkal (bisa disesuaikan, yang penting muat untuk “ranjau” nya).


Setelah selesai, tutup kembali lubang penapungannya. Kalau begitukan tidak akan mengakibatkan busuk dan tidak bakalan terinjak.


7. Jangan Menghadap Kiblat atau Membelakangi Kiblat


“Janganlah kalian menghadap kiblat dan jangan pula membelakanginya ketika buang air kecil dan buang air besar” (hadist)


Sedikitnya Tujuh hal di atas sudah cukup kondusif jikalau anda lakukan ketika Buang Air Besar digunung. Semoga informasi yang kami berikan bermanfaat. Jika ada yang ingin menambahkan, silakan di tambah di kolom komentar. Siapa tahu ada yang lebih berpengalaman. Terimakasih



Sumber aciknadzirah.blogspot.com