Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Bioteknologi Konvensional : Pengertian, Manfaat Laba Dan Kerugian Beserta Misalnya Lengkap

Pengertian, Manfaat Keuntungan dan Kerugian Beserta Contoh Bioteknologi Konvensional



Bioteknologi Konvensional – Bioteknologi konvensional yaitu ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dalam banyak sekali bidang, yaitu  bidang pertanian, peternakan, kesehatan, industri dan pertambangan. Yang sering terjadi di dalam hidup kita sehari-hari. Proses yang dipakai untuk mengubah sesuatu, dengan cara memberi nilai embel-embel untuk memperlihatkan kualitas yang unggul. Mungkin saja anda pernah melihat bagaimana proses dari bioteknologi konvensional tersebut, contohnya yang dilakukan oleh flora atau hewan. Yang juga dipelajari di dalam pelajaran biologi.


 Manfaat Keuntungan dan Kerugian Beserta Contoh B √ Bioteknologi Konvensional : Pengertian, Manfaat Keuntungan dan Kerugian Beserta Contohnya Lengkap


Pengertian Bioteknologi Konvensional


Adalah sebuah metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme hidup dalam menghasilkan produk yang baru, yang bisa bermanfaat untuk kehidupan manusia. Bioteknologi ini juga merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari cara memanfaatkan organisme hidup, saat melaksanakan proses produksi dalam menghasilkan barang dan jasa yang memberi manfaat untuk manusia. Bioteknologi sendiri berasal dari 2 kata yaitu bio yang artinya hidup, dan teknologi yang artinya ilmu terapan. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari oleh biologi saja, tetapi beberapa ilmu terapan lainnya menyerupai contohnya biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan lain sebagainya.


Sebagian besar dari berhasilnya bioteknologi yang menarik perhatian masyarakat, yaitu sebuah rekayasa genetika. Yang juga merupakan serpihan dari bioteknologi modern, yang telah ditemukan oleh Watson dan Crik di tahun 1953 dari sebuah model utas ganda DNA. Bioteknologi ini bahwasanya telah ditemukan semenjak ribuan tahun yang lalu, terbukti dengan sudah banyaknya insan yang menggunakan makhluk hidup dalam membantu pembuatan suatu jenis barang tertentu. Dalam bidang medis penerapan bioteknologi ini dibuktikan dengan adanya inovasi vaksin, antibiotik dan juga insulin. Meskipun jumlahnya masih terbatas, akhir dari proses fermentasi yang tak sempurna.


Perubahan yang signifikan terjadi sehabis inovasi bioreaktor terjadi, oleh Louis Pasteur. Dengan alat tersebut maka produksi dalam antibiotik atau vaksin, bisa dilakukan dengan cara masal.


Bioteknologi Konvensional


Merupakan bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan juga jasa. Misalnya pada jamur dan kuman yang menghasilkan enzim tertentu dalam melaksanakan metabolisme sehingga didapatkan produk yang diinginkan. Bioteknologi konvensional ini juga yaitu penerapan dalam bioteknologi, yang telah dipakai semenjak ilmu pengetahuan belum berkembang dengan pesat. Dan dengan penggunaan yang terbatas pada tugas organisme melalui teknik fermentasi, yang terjadi dalam skala yang kecil dan dengan proses yang masih sangat sederhana.


Pada awalnya bioteknologi hanya diterapkan di bidang pertanian, tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan ditemukannya bermacam-macam teknologi yang baru, terutama bioteknologi yang ikut berkembang di banyak sekali bidang yang ada. Bioteknologi konvensional ini sering diterapkan untuk menghasilkan produk, yang mengandalkan tugas dari organisme sebagai pengubah bentuk atau kandungan gizinya dengan cara proses fotosintesis. Bioteknologi konvensional ini juga merupakan jenis bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme, untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau materi makanan, menyerupai tempe, tape, oncom dan kecap. Bahkan mikroorganisme juga bisa mengubah materi pangan.


Proses yang dibantu oleh mikroorganisme diantaranya yaitu dengan proses fermentasi, yang menghasilkan kecap, tempe, tape, keju, yoghurt dan sebagainya. Proses dalam bioteknologi konvensional ini juga bisa mengubah kandungan gizi dalam makanan, sehingga sanggup memberi nilai tambah pada masakan itu sendiri.


Di dalam proses fermentasi juga bisa menghasilkan karbondioksida, etanol dan juga energi. Penerapan bioteknologi kala itu bertujuan untuk menghasilkan produk melalui tugas dari mikroorganisme, dengan cara alami tanpa ada rekayasa genetik. Salah satu pola bioteknologi konvensional yang dikembangkan oleh neney moyang kita dari dulu hingga sekarang, dibagi ke dalam tiga jenis diantaranya yaitu dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan dan bidang non-pangan.


Perkembangan bioteknologi konvensional bukan hanya terjadi dalam bidang teknologi pengolahan pangan saja, menyerupai pada pembuatan minuman beralkohol (bir, anggur) dan masakan (roti, keju). Tetapi dalam hal ini berkembang juga ke dalam aspek kesehatan, pemuliaan tumbuhan dan peternakan. Berbicara perihal makanan, mikroorganisme ini juga sudah dipakai dengan cara yang berbeda dan penelitian perihal mikroorganisme ini niscaya akan memakan waktu yang usang bahkan hingga seumur hidup.


Ekologi mikroba akan berubah dengan drastis menurut logika, sehingga fermentasi masakan dibentuk di suatu tempat tertentu. Bila membuat masakan dengan menggunakan mikroorganisme fermentasi yang sama, tetapi di lokasi yang berbeda maka rasanya juga akan berbeda. Walaupun jaraknya tidak begitu jauh. Bioteknologi konvensional mempunyai beberapa karakteristik menyerupai berikut :



  1. Sudah dikenal semenjak awal peradaban manusia.

  2. Menggunakan hasil yang diproduksi organisme dan mikroorganisme dengan cara langsung.

  3. Peralatan yang dipakai masih sederhana.

  4. Pemanfaatan mikroorganisme juga terbatas.

  5. Jumlah produk yang dihasilkan berjumlah sedikit.

  6. Teknologi masih sederhana.

  7. Prosesnya relative dan belum steril, sehingga kualitas kesannya juga belum terjamin.


Manfaat Dari Bioteknologi Konvensional



  1. Untuk meningkatkan kandungan gizi dari hasil produk bioteknologi yang berupa masakan dan minuman, sebab sudah terjadi perubahan kandungan zat dari materi masakan itu sendiri.

  2. Untuk membuat sumber masakan yang baru, contohnya dari air kelapa bisa membuat masakan menyerupai nata de coco.

  3. Untuk bisa membuat masakan menjadi tahan usang contohnya asinan.

  4. Untuk bisa meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Masyarakat yang paham mengenai pembuatan nata de coco, bisa memasarkan hasil produknya dari hasil olahan air kelapa renta dan menjadi uang yang bernilai tinggi.

  5. Secara tidak eksklusif juga bisa meningkatkan perekonomian rakyat, sebab bioteknologi yang sederhana tidak akan membutuhkan biaya yang banyak sehingga masyarakat kecil juga bisa melakukannya dan menjual kesannya untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya proses pembuatan tempe dan tape, kemudian dijual.


Bioteknologi Konvensional Dalam Berbagai Bidang


Bioteknologi konvensional yang dilakukan oleh insan pada umumnya menggunakan proses yang sederhana, dan sudah dilakukan secara turun temurun. Berikut ini beberapa manfaat bioteknologi konvensional di dalam kehidupan sehari-hari.




  • Pengolahan Bahan Pangan




Adalah kelompok makhluk hidup mikroskopis yang bisa dijumpai di hampir semua tempat, biasanya yang berasal dari kelompok kuman atau jamur. Makhluk hidup ini mempunyai kawasan yang menyebar dengan luas. Salah satu kemampuan dari mikroorganisme bisa menghasilkan enzim yang dikeluarkan dari tubuhnya. Enzim tersebut berfungsi dalam menguraikan substrat atau materi masakan yang ada di sekelilingnya, yang dinyatakan dalam bentuk fermentasi.


Fermentasi juga mempunyai banyak manfaat untuk manusia, salah satunya yaitu untuk mengubah banyak sekali materi mentah untuk materi yang mempunyai kegunaan bagi manusia. Manusia telah usang menggunakan ragi dan khamir, yang dalam pembuatan beralkohol sebagai materi pengembang roti. Di dalam kondisi anaerob, ragi akan memfermentasikan gula menjadi alkohol dan juga CO2. Selain ragi, banyak juga distributor biologi lainnya yang berperan di dalam pengolahan masakan tersebut.


Nata de coco termasuk ke dalam pola bioteknologi konvensional yang berupa kudapan yang sehat, dan bertekstur kenyal. Makan tersebut terbuat dari air kelapa yang ditambah Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut merubah gula di dalam air kelapa menjadi selulosa, yang lebih kenyal dan lebih padat. Bukan hanya dibentuk dari sari buah kelapa, tetapi nata de coco juga diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain sebagainya.




  • Pertanian




Budidaya di bidang pertanian dan peternakan tak lepas dari imbas bioteknologi konvensional. Manusia sudah usang berupaya dalam mendapat bermacam-macam bibit tumbuhan unggul, di bidang pertanian. Untuk meningkatkan kualitas dan juga kuantitas dari hasil panen itu, mereka juga harus mendapat hibrida dari banyak sekali bidang pertanian dengan hasil panen yang bagus. Sejak itu insan melaksanakan banyak sekali penyilangan dalam mendapat hasil dari varietas yang baru, dengan perbanyakan vegetatif dan radiasi untuk mendapat sifat gres untuk dikembangkan.


Bila dilakukan teknologi pemupukan, maka hal itu juga akan mengalami perubahan. Pemupukan yang dilakukan dengan cara alami dan buatan, yaitu dari materi sintetis yang telah dikembangkan dalam meningkatkan hasil pertanian. Bila dilakukan dengan memperbanyak vegetatif, contohnya dengan setek, cangkok, dan juga kultur jaringan. Setek dan cangkok dilakukan di lingkungan yang terbuka, dan kultur jaringan dilakukan di laboratorium.


Kultur jaringan yaitu teknik dalam memperbanyak tumbuhan dengan cara mengisolasi dan menumbuhkan serpihan tumbuhan atau jaringan, ke dalam medium buatan dengan aseptik. Bukan hanya membuat bibit unggul, tapi juga diterapkan di dalam proses penanaman. Terdapat dua cara penanaman flora yang merupakan hasil dari pengembangan bioteknologi tersebut, yaitu dengan cara penanaman hidroponik dan aeroponik. Tanaman hidroponik yaitu jenis tumbuhan yang ditanam dengan menggunakan media selain media tanah, contohnya dengan menggunakan media sekam, pasir, watu apung, watu kali dan air.




  • Peternakan




Penerapan di dalam bioteknologi konvensional sangat penting dalam meningkatkan produksi dalam bidang peternakan. Dalam mendapat bibit yang unggul, insan harus melaksanakan proses pengawinan dengan beberapa binatang ternak pilihan. Bagi para peternak hibrida juga sangat penting untuk meningkatkan produksi daging, telur dan susu yang berkualitas. Seperti contohnya :


1. Inseminasi Buatan


Yang merupakan teknik yang dikembangkan dengan menggunakan cara inseminasi buatan. Inseminasi buatan yaitu cara untuk memasukkan mani atau sperma, dari ternak jantan ke dalam ternak betina. Tetapi sebelum dilakukan hal itu, sperma yang diambil dari ternak jantan terlebih dahulu dicairkan atau diproses. Kemudian barulah sperma dimasukkan ke dalam alat kelamin ternak betina, dengan menggunakan metode dan juga alat yang khusus yang disebut dengan insemination gun.


Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan angka kelahiran, di demam isu kawin dan juga mengatur jadwalnya. Dengan adanya inseminasi buatan ini maka sanggup memperbaiki kualitas ternak dalam mengoptimalkan penggunaan bibit unggul, serta mencegah adanya penularan atau penyebaran penyakit ternak.


2. Fertilisasi In Vitro


Kebutuhan insan akan produk ternak juga semakin meningkat. Misalnya kebutuhan masyarakat pada daging dan susu sapi. Hal itu ditandai dengan pemerintah yang masing mengimpor susu dan daging sapi. Teknik dalam perbanyakan ternak yang unggul ini, mulai dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Bukan hanya dengan menggunakan inseminasi buatan, perbanyakan ternak unggul ini juga dilakukan dengan fertilisasi in vitro.




  • Lingkungan




Beragam teknik pengolahan limbah sudah dicoba dan dikembangkan. Teknik pengolahan limbah cair dibagi menjadi :



  • Pengolahan secara fisika;

  • Pengolahan secara kimia;

  • Pengolahan secara biologi.


Pengolahan air limbah dengan menggunakan metode biologi menjadi lebih efektif dibanding dengan jenis metode lainnya. Karena metode ini merupakan metode yang paling bermanfaat dalam hidup. Fungsinya sebagai katalis dalam menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah, sebagai tempat untuk berkembang biak. Salah satu proses dalam pengolahan air limbah, yang menggunakan mikroorganisme yaitu pengolahan dengan cara lumpur aktif.


Keuntungan Dan Kerugian Bioteknologi Konvensional


Bioteknologi konvensional ini sudah banyak membantu insan dalam menyediakan banyak sekali kebutuhan hidupnya. Tetapi bukan berarti tidak mempunyai kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari bioteknologi konvensional.


Kelebihan :



  1. Meningkatkan nilai gizi dari beberapa produk masakan dan minuman, menyerupai contohnya air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.

  2. Memiliki teknologi yang relatif sederhana.

  3. Dapat membuat sumber masakan yang gres menyerupai air kelapa yang bisa dibentuk menjadi nata de coco.

  4. Secara tidak eksklusif juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sebab bioteknologi konvensional ini, tidak membutuhkan biaya sebab biaya yang dipakai relatif lebih murah.

  5. Pengaruh dari jangka panjang pada umumnya sudah diketahui sebab mempunyai sistem yang mapan.


Kekurangan :



  1. Tidak bisa mengatasi persoalan dalam ketidaksesuaian genetik.

  2. Perbaikan sifat genetiknya tidak terarah.

  3. Hasil tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

  4. Membutuhkan waktu yang relatif usang dalam menghasilkan galur yang baru.

  5. Tidak bisa mengatasi hambatan alam di dalam sistem budidaya tumbuhan contohnya hama.


Contoh Bioteknologi Konvensional


Yoghurt


Yoghurt dikenal sebagai jenis minuman dari hasil proses fermentasi minuman susu dengan menggunakan kuman menyerupai contohnya Lactobacillus substilis dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri itu mempunyai manfaat dalam proses mendegredasi protein yang terkandung di dalam susu, sehingga sanggup menjadi asam laktat. Proses ini biasanya disebut dengan proses fermentasi asam laktat, dan dari proses tersebut sanggup menghasilkan minuman yoghurt.


Tempe dan Oncom


Bukan hanya harganya yang terjangkau, tetapi tempe juga mempunyai kandungan gizi yang banyak. tempe dibentuk dari materi dasar kedelai dengan dukungan ragi tempe yang berupa jamur Rhizopus sp. Yaitu Jamur yang dipakai dalam membuat tempe atau jamur Rhizopus sp. Yang fungsinya yaitu untuk mengubah protein kompleks kacang kedelai, yang sulit dicerna menjadi protein yang sederhana atau asam amino yang gampang dicerna oleh manusia. Oncom terdiri dari dua jenis yaitu oncom merah dan oncom hitam. Oncom merah dibentuk dari materi dasar ampas tahu, yang ditambah dengan jamur Neurospora Crassa. Sedangkan oncom hitam dibentuk dari bungkil kacang tanah, yang menggunakan jamur Rhizopus Oligosporus.


Keju


Dalam membuat keju biasanya akan dipakai kuman asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini berfungsi untuk memfermentasikan laktosa ke dalam susu, untuk menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju akan diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 900o celcius, atau dipasteurisasi. Kemudian didinginkan hingga 30o celcius. Selanjutnya kuman asam laktat ini akan dicampurkan. Akibat dari kebiatan kuman itu maka pH akan menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan dengan enzim renin dari lambung sapi muda, untuk mengumpulkan dadih tersebut. enzim renin cukup umur sudah digantikan oleh enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya akan dipanaskan dengan temperatur 32o-42o celcius, kemudian ditambahkan dengan garam. Kemudian ditekan untuk membuang air, dan disimpan semoga matang.


Virgin Coconut Oil (VCO)


Virgin Coconut Oil (VCO) yaitu minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa. Dengan mengkonsumsi VCO ini maka diyakini sanggup menyembuhkan penyakit. Karena VCO mempunyai properti menyerupai contohnya sanggup menurunkan kadar gula dalam darah, mengurangi resiko terkena kanker, memfasilitasi peresapan mineral serta bisa membunuh virus. Tetapi tidak diketahui dengan niscaya masih akan dibutuhkan penelitian mengenai manfaat kesehatan dari VCO tersebut.


Bahan dasar VCO yaitu kelapa renta parut yang masih segar, kemudian diperas dengan menggunakan mesin pemeras susu kelapa atau bisa juga dengan tangan. Perasan santan akan dimasak dengan suhu di bawah 60o C untuk membentuk lapisan endapan protein kelapa, yang ada di serpihan bawah air. Dan lapisan minyak bumi yang berwarna bening di lapisan paling atas.


Minuman Beralkohol


Anggur, wine, rum, sake merupakan beberapa pola produk dari bioteknologi konvensional, yang menggunakan air yang lebih dari satu mikroorganisme di dalam proses pembuatannya. Contohnya dalam hal produksi alkohol, pati dari ketan dan materi yang berkarbohidrat lainnya yang kemudian diubah menjadi glukosa dengan menggunakan dukungan  jamur Aspergilus.  Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol dengan menggunakan dukungan dari jamur Saccharomyces.


Acar


Makanan ini dibentuk dari banyak sekali jenis sayuran yang difermentasikan. Cara mengubahnya yaitu dengan menggunakan banyak sekali jenis kuman menyerupai Streptococcus sp, Lactobacillus sp, dan Pediococcus sp. Mikrobia, yang mempunyai banyak sekali kegunaan dalam mengubah gula di dalam sayuran menjadi asam asetat. Asam asetat yang terbentuk bisa membatasi pertumbuhan mikroba lainnya, dan memberi rasa yang khas pada sayuran fermentasi tersebut.


Demikian klarifikasi mengenai bioteknologi konvensional yang lengkap. Semoga sanggup menambah wawasan dan pengetahuan anda.


Baca Juga :




Sumber aciknadzirah.blogspot.com