√ Tata Cara Pengambilan Sampel Tanah Komposit Untuk Analisis Kesuburan Tanah
Kabartani.com – Tingkat kesuburan tanah merupakan salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam meningkatkan produksi tanaman. Tanah yang subur akan menghasilkan produksi relatif lebih tinggi dibandingkan tanah yang kurang subur. Tingkat kesuburan tanah sanggup dilakukan analisis tanah di laboratorium untuk mengerahui sifat kimia, sifat fisik dan biologi tanah.
Sifat kimia tanah yang penting untuk diketahui antara lain pH, kadar organik, kapasitas tukar kation, dan unsur hara (N, P, K, Ca, Mg dan sebagainya), serta fakor penghambat pertumbuhan menyerupai kadar aluminium dan besi.
Tidaklah mungkin sanggup melaksanakan analisis tanah seluruh zona perakaran (kedalaman 0-20 cm) pada tempat yang diteliti, sehingga perlu ditentukan metode ilmiah bahwa sampel tanah yang diambil mewakili dari areal penelitian tersebut. Oleh alasannya ialah itu, cara pengambilan sampel tanah merupakan satu tahap terpenting.
Sampel Tanah Komposit
Sampel komposit merupakan sampel tanah adonan dari beberapa sub tanah individu yang berada pada hamparan tanah yang homogen. Sebelum sampel tanah diambil, perlu diperhatikan keseragaman areal/hamparan, contohnya diamati dahulu keadaan topografi, tekstur tanah, warna tanah, kondisi tanaman, penggunaan tanah dan masukan (pupuk, kapur, materi organik, dsb) yang diberikan, serta sejarah penggunaan lahannya.
Satu sampel tanah komposit sanggup mewakili 5 ha (tergantung skala peta) yang terdiri 10-15 anak sampel individu. Sampel tanah individu tersebut diambil dari lapisan olah (lapisan perakaran). Sampel tanah individu tersebut kemudian diaduk merata, dibagi kuadran/4 bagian. Diambil salah satu kuadran sebagai sampel komposit yang diambil.
Peralatan
- Bor tanah (Auger dan tabung) atau cangkul atau sekop,
- Ember plastik untuk mengumpulkan dan mengaduk sampel tanah individu,
- Plastik sampel, label, spidol, form pengamatan,
- Peralatan survei: peta kerja, GPS,
Cara Pengambilan
Tentukan titik pengambilan sampel tanah individu dengan salah satu dari 4 cara, yakni: cara diagonal, zig-zag, sistematik, atau acak (Gambar 1)
- Sampel tanah sebaiknya diambil dalam keadaan lembab, tidak terlalu berair atau kering.
- Sampel tanah individu diambil dengan bor tanah, cangkul, atau sekop pada kedalaman 0-20 cm.
3.Sampel tanah diaduk merata dalam bejana plastik
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Hindari mengambil sampel tanah dari galengan, selokan, tanah sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/sisa tanaman/jerami, bekas timbunan pupuk, kapur, pinggir jalan, dan bekas pengembalaan ternak.
- Sampel tanah yang diambil pastikan merupakan perwakilan dari hamparan lahan.
Pengambilan sampel tanah individu ada dua cara, yaitu cara sistematis dan cara acak. Cara sistematis dibagi menjadi dua cara yaitu diagonal dan zig-zag.
1. Sistem Diagonal
Pertama-tama ditetapkan satu titik sebagai sentra pada lahan yang akan diambil sampel tanahnya. Kemudian ditentukan titik-titik disekelilingnya, jumlah titik yang dibentuk sebanyak 5 buah (1 titik sentra + 4 titik diagonal). Jarak antara setiap titik kurang lebih 50 meter diukur dari titik sentra (Gambar 1a).
Sampel-sampel tanah individu tersebut diambil dengan cangkul atau bor tanah pada lapisan olah (lapisan perakaran) kemudian dicampur sampau benar-benar merata. Lalu diambil 1 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastik, kemudian diberi label.
2. Sistem Zig-Zag
Cara pengambilan tanah menyerupai ini dilaksanakan dengan memilih titik yang akan dipakai sebagai tempat pengambilan sampel tanah secara zig-zag (Gambar 1b). Adapun persyaratan dan cara pengambilan tempat menyerupai ini sama dengan sistem diagonal. Hanya saja perbedaan dalam cara penentuan tempat pengambilan sampel tanah.
3. Cara Acak
Pengambilan sampel tanah secara acak dilaksanakan dengan memilih titik-titik pengambilan sampel tanah secara acak, tetapi menyebar rata di seluruh bidang tanah yang diwakili. Setiap titik yang diambil mewakili tempat sekitarnya (Gambar 1d).
Pengemasan Sampel
Semua sampel tanah komposis dimasukan kedalam kantong plastik yang diberi label (keterangan) luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastik biar goresan pena tidak kotor atau basah, sehingga label tersebut sanggup dibaca sesampainya di laboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada dikala pengikatan plastik menyerupai terlihat pada gambar dibawah ini.
Simak juga : Cara Mengukur Kesuburan Tanah Dan Kandungan Unsur Hara Tanah Dengan Tehnik MOET
Sumber https://kabartani.com